Meski demikian, walau diibaratkan ikan bandeng presto nan lezat, tetap aja ada durinya. Bedanya duri dan  tulangnya lunak meski terasa di lidah..hehe.Â
Di bawah ini adalah suka duka punya nasabah dari kalangan formal, yang dirangkum berdasarksn pengalaman. Baik pengalaman sendiri mauoun dari sejumlah rekan lain.Â
Dukanya dulu :Â
1. Banyak potongan di dokumen gaji.Â
Apa karena saking empuk dan gurih, segmen kalangan ini diincar banyak pembiayaan. Perbankan, leasing, perusahasn asuransi,koperasi, hingga perusahaan gadai. Baik online maupun offline.Â
Salah satu buktinya adalah tertera pada data penghasilan, ada sejumlah potongan. Mulai dari cicilan rumah, potongan koperasi, premi asuransi dan cicilan lain yang terdebet rutin.Â
Adanya potongan-potongan rutin bikin Divisi Kredit akan menganalisa dengan cara yang berbeda.Â
Lazimnya cicilan dibagi penghasilan kurang dari 30% karena asumsi hutang tak boleh lebih dari sepertiga pendapatan.Â
Bila gajinya 4 juta, cicilan yang diajukan 1 juta maka 1 juta / 4 juta = 25% masih kurang dari 30 persen.Â
Namun bila di data penghasilan ada potongan lain, misal cicilan rumah 1 juta juga, cicilan HP 300 ribu juga, maka akan ditotal semuanya.Â
( 1 juta + 300 ribu+ 1 juta) baru dibagj r juta. Hasilnya 2,3 juta / 4 juta = 57,5% lebih besar 30%. Kemungkinan nya bisa dikasi opsi. Nambah bukti penghasilan lain atau menurunkan plafon pembiayaan agar cicilan juga menurun.Â