Orang tua membesarkan anak gadisnya hingga remaja dan mahasiswa, eh malah dipegang-pegang dadanya sama laki-laki kurang diajar di jalanan.Â
Para suami merelakan istri bepergian sendiri, entah berjalan kaki, naik motor, menumpang transportasi, atau bekerja di luaran sana, Â eh malah laki-laki lain nekad meremas-remas dada kaum hawa tersebut, yang notabene juga milik suami sahnya, meski hanya sedetik dua detik.Â
Kadang bingung dimana sensasinya sedetik dua detik itu. Yang ada malah bikin ketagihan alias kebiasaan buruk yang mengikat  pelaku.Â
Tak sadarkah bahwa manusia itu dibentuk dari kebiasaan, dan kebiasaan akan menentukan masa depan seseorang.Â
Manakala seorang pria mencoba pertama kali melakukan begal payudara, lalu dirasa tak ada perlawanan dari korban atau tak ada hukuman, dia akan kerap melakukan hal serupa untuk kedua kali, ketiga kali dan seterusnya pada korban lain.Â
Bila uda sering, jangan bilang : Aku khilaf... Jujur aja katakan : Aku ketagihan dan terjerat perilaku tak bermoral. Sebagai laki -laki, berharap  para pembegal payudara ini yang sebagian besar juga kaum adam, mau stop dan berhenti mengulangi.Â
Apa yang menyebabkan pelaku, yang sebagian besar laki-laki, melakukan begai payudara?Â
Saya bukan psikolog, psikater atau yang pernah belajar khusus mengenai kejiwaan manusia, namun menurut saya sabagai warga awam sejumlah hal di bawah ini menjadi pencetus :Â
1. Hasrat seksual tinggi tapi malas membayar jasa perempuan pekerja seks.Â
Dibanding mengeluarkan sejumlah uang pada seorang PSK demi bisa di  apa-apain sesukannya, pembegal bereksperimen dengan memegang dan meremas dada korban wanita secara gratis.Â
Meski hanya selintas, namun mungkin saja bagi pelaku sudah memuaskan fantasi seksualnya.Â
2. Pelaku menginginkan korban secara seksual, namun tak berani mengungkapkan atau merasa kemungkinan akan ditolak.Â