Mohon tunggu...
Brader Yefta
Brader Yefta Mohon Tunggu... Administrasi - Menulis untuk berbagi

Just Sharing....Nomine Best in Specific Interest Kompasiana Award 2023

Selanjutnya

Tutup

Financial Artikel Utama

Bunga Deposito Dana Darurat buat Bayar Asuransi, Serasa Uang Tak Pernah Keluar

7 Mei 2021   05:04 Diperbarui: 7 Mei 2021   09:30 2713
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi deposito. Sumber: Shutterstock via Kompas.com

Bedanya manakala pekerja swasta ini resign, karena pandemik misalnya, otomatis berhenti juga asuransi kesehatannya alias kembali pake BPJS. 

Untuk asuransi jiwa sebagai proteksi, hampir pasti tak ada karena pada perusahaan swasta umumnya hanya memfasilitasi asuransi kesehatan non pemerintah dan BPJS saja. 

Di siniilah pertimbangannya. 

Alangkah baiknya, mengelola penghasilan sebagai rezeki dengan semua instrumen investasi (termasuk deposito),  agar dapat menyisihkan sebagian sebagai premi asuransi.

Selain memperoleh manfaat proteksi dari UP (Uang Pertanggungan) bila terjadi resiko, andai pun tidak, masih mendapatkan sejumlah dana  di masa depan, sesuai ketentuan pada polis. 

Pada jenis yang saya ikuti, masih bisa dapat hampir 20 juta di 4 tahun lagi. Padahal tak merasa ada uang yang dikeluarkan selama sekian tahun berjalan. 

Makin besar preminya, makin besar  yang kelak bisa didapatkan. Makin muda umurnya, makin kecil preminya. 

Saran dan Manfaat, Kaitannya dengan Edukasi Finansial

Bukan berapa banyak uang yang kita dapat, tapi seberapa bijak mengelola uang yang diperoleh. 

Rejeki itu dari Sang Khalik, bagian kita adalah mengelola apa yang dikaruniakan. 

Baca juga : Sudah Dapat Kerja atau Buka Usaha, Tak Salah Pertimbangkan Tabungan Plus Asuransi

Saya dulu ngga mau ikutan asuransi, karena mikirnya masih muda dan kok serasa didoktrin dengan persoalan ajal dan sebagainya. 

Bahkan merasa berat sekali saat itu di tahun 2013, manakala menyerahkan fotokopian KTP. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun