Mohon tunggu...
Brader Yefta
Brader Yefta Mohon Tunggu... Administrasi - Menulis untuk berbagi

Just Sharing....Nomine Best in Specific Interest Kompasiana Award 2023

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Ruwet di Pasar Tanah Abang, Pilih Ekonomi atau Kesehatan?

2 Mei 2021   17:59 Diperbarui: 2 Mei 2021   18:09 370
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hidup adalah pilihan...namun kadang pilihan dibatasi aturan

Nonton kerumunan di Pasar Tanah Abang Jakarta di TV, sebagai warga di daerah, hanya cuman menyimak aja. 

Beberapa kali ke Ibukota, jadi paling tidak sudah tahu lokasi pasar tersebut dan seperti apa sih pamornya. Ya ramenya kayak mana, luasnya macam mana, dan apa aja yang dijual di sana. 

Apakah salah warga beramai -ramai ke pasar di akhir pekan? Tidak juga lah. Ngga ada larangan tertulis yang membatasi hak masyarakat untuk belanja ke pasar tradisional ato pasar komersial. 

Yang dari pemerintah hanyalah himbauan atas kesadaran pribadi sehubungan penanganan Covid 19. Pemkab ato Pemprov di daerah juga sepanjang yang diketahui, belum melakukan pengkinian aturan terbaru. 

Kisruh kerumunan di Pasar Tanah Abang Jakarta, bila dianalisa, mungkin penyebab peningkatan pengunjung karena sejumlah faktor ini : 

1. Tanggal muda ditambah akhir pekan. 

Ada uang ada barang, habis gajian borong dulu. Warga yang menerima upah akhir bulan Maret hingga awal April,besar kemungkinan akan berbelanja ke pasar di akhir pekan. 

Jadi bila Sabtu dan Minggu pengunjung membludak, bisa jadi karena faktor ini. Mumpung liburan dan lalu lintas tak ramai. 

2. Sudah terima THR, cari baju baru dan perlengkapan lebaran lain. 

Aturan pemerintah yang mengharuskan THR dibayar paling lambat satu minggu sebelum Hari Raya Idul Fitri, tak menutup kemungkinan ada sejumlah pengusaha dan kantor yang sudah mencairkan bersamaa gaji. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun