Mohon tunggu...
Brader Yefta
Brader Yefta Mohon Tunggu... Administrasi - Menulis untuk berbagi

Just Sharing....Nomine Best in Specific Interest Kompasiana Award 2023

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Kisah Seorang Asisten Rumah Tangga yang Bekerja Harian Membantuku

1 Mei 2021   19:44 Diperbarui: 1 Mei 2021   23:03 609
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Asisten Rumah Tangga (Sumber: istockphoto.com)

"Makanya adek harus sekolah tinggi, biar bisa kayak om itu," pernah terdengar kata Mama Tini pada anak lakinya yang ikut dengannya. 

Lalu, tanpa disadari bahwa saya menguping obrolan. Saya tetiba merenung diam. Sadar bahwa seorang buruh apapun itu pekerjaan, selalu mengharapkan anak-anaknya punya masa depan yang lebih baik dari orangtuanya.

Keterbatasan pendidikan dan keterampilan, membuat mau tak mau mesti melakoni pekerjaan tertentu, yang lebih banyak menggunakan otot dibanding otak. 

Dibayar relatif, bisa besar atau kadang kecil, namun bagi mereka yang penting bisa menyambung hidup. Ada untuk makan sehari-hari, lebihnya bisa untuk sekolahin anak. 

Ketika Mama Tini pamit pulang bersama anaknya, saya masih terus merasa baper dengan ucapannya pada anaknya tadi. 

Apa bedanya dengan saya pekerja kantoran. Saya juga buruh di ruangan ber-AC, tapi Mama Tini dan buruh lain di luar sana, adalah "buruh yang sebenarnya".

Tanpa simpanan DPLK, tanpa jamsostek mungkin, tanpa dana pensiun, tanpa asuransi kesehatan plus plus cuman modal BPJS. Tapi mereka menafkahi keluarga demi asa dan masa depan yang lebih baik. 

Apa jadinya suatu negara tanpa buruh? Padahal negara yang berkembang dan maju, membutuhkan tenaga dan karya buruh dalam perkembangan industri di negara tersebut. 

Ketika negara membutuhkan mereka, apakah negara juga menghargai mereka? 

Semoga...

Sekali lagi selamat hari buruh, 01 Mei 2021

Salam

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun