Mohon tunggu...
Brader Yefta
Brader Yefta Mohon Tunggu... Administrasi - Menulis untuk berbagi

Just Sharing....Nomine Best in Specific Interest Kompasiana Award 2023

Selanjutnya

Tutup

Financial Artikel Utama

Setelah Hamil, Apa yang Berubah di Pengelolaan Finansial?

15 Maret 2021   15:15 Diperbarui: 16 Maret 2021   09:18 528
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Finansial (Sumber: istockphoto.com)

Just Sharing....

Sudah pasti biaya untuk anak kelak. Mungkin spontan sebagian dari kita akan menjawab atau berpikir ke sana. Tapi sebenarnya tak hanya itu aja. Ada kebutuhan lain sebagai dampak lanjutan dari memiliki buah hati, yang tentu saja berbeda dibanding sebelum hamil. 

Kita mengenal kuadran manajemen waktu yang terbagi dalam 4 bagian yakni, Penting Mendesak, Penting Tidak Mendesak, Tidak Penting tapi Mendesak dan Tidak Penting Tidak Mendesak. 

Ketika seorang pria dan wanita memutuskan menikah dan sang istri belum hamil, bisa jadi kebutuhan finansial tuk si anak, masuk katagori Penting Tidak Mendesak, Namun manakala kepastian kehamilan dan prediksi kelahiran si bayi sudah ditetapkan, naik tingkatannya menjadi Penting Mendesak. 

Keperluan finansial hampir selalu terkait nilai waktu. Ada waktu di mana kebutuhan dana meningkat karena urgensinya, sehingga sejumlah dana mesti dikeluarkan atau dicukupi. Momen -momen kritikal ini perlu dipertimbangkan.  

Sebelum hamil, pasangan suami istri yang telah menikah, bisa memilih tinggal di rumah mertua indah atau ngekost (ngontrak). Bersyukur telah memiliki rumah KPR dengan cicilan yang sedang berjalan atau mungkin sudah mampu membeli tunai rumah sendiri. 

Kebutuhan akan tambahan pengeluaran akan mendesak manakala istri sudah mengandung. Ini belum ditambah beban cicilan lama yang barangkali masih jadi kewajiban. 

Seperti angsuran kendaraan (motor/mobil) yang juga dibutuhkan bagi pasangan suami istri ini untuk operasional usaha atau mobilitas transportasi pergi dan pulang ke tempat bekerja. 

Dari pengalaman, banyak nasabah saya, yang memang menikah di usia 20 tahun hingga 35 tahun, rata -rata masih sedang berjalan kreditnya. 

Bahkan tuk menikah pun, karena alasan mahar (mas kawin), prosesi upacara perkawinan hingga resepsi, mereka bisa jadi menambah plafon pinjaman sebagai salah satu opsi sumber dana. 

Lantas apakah kredit akan cenderung macet manakala istri kelak sedang hamil tua dan bersiap melahirkan? Jujur, ada yang begitu, namun ada yang lancar-lancar aja. 

Jadi tak bisa dipakai sebagai acuan, namun tetap menjadi bahan analisa. Karena umumnya tekanan pengeluaran akan meningkat manakala sudah punya momongan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun