Mohon tunggu...
Brader Yefta
Brader Yefta Mohon Tunggu... Administrasi - Menulis untuk berbagi

Just Sharing....Nomine Best in Specific Interest Kompasiana Award 2023

Selanjutnya

Tutup

Financial Artikel Utama

Upah Dibayar Per Jam, Pengalaman Kerja Pertama yang Tak Terlupakan

14 Oktober 2020   13:00 Diperbarui: 16 Oktober 2020   21:07 3749
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi menerima upah per jam. (Sumber: zest_marina via kompas.com)

Sebuah UD (Usaha Dagang) mencari tenaga pemasaran. Marketing untuk produk apa tak tertulis di sana. Karena belum tamat dan masa cuti hanya satu semester, ditambah jaraknya tak terlalu jauh dengan kos -kosan, saya tertarik.

Saat itu belum punya kendaraan sendiri. Ke mana -mana masih naik angkot. Saya butuh uang, pengalaman dan pekerjaan yang tak mengikat untuk waktu lama. 

Ternyata setelah datang ke sana dan langsung interview dengan pemiliknya, saya baru tahu bidang usahanya. Ada 3 pekerjaan yang dikelola oleh UD ini: desain interior, majalah pariwisata, dan EO (Event Organizer). 

"Kamu belum tamat ya. Tapi lumayan aktif di majalah (kampus), bagaimana kalau kamu ikut bantu-bantu di magazine-nya kita," kata si owner, sambil bolak balik dokumen jurnalistik dengan transkrip nilai di lamaran saya. 

Sebenarnya saya agak tertarik ke desain interior,namun pekerjaan nya lebih banyak ke interior hotel dan cafe, yang lebih banyak berkaitan dengan arsitektur. Toh sudah ada beberapa arsitek dan lulusan seni rupa yang bekerja di situ.

Singkat cerita, saya langsung diterima dan besok sudah bekerja. Saya digaji 40 ribu per hari selama 6 jam kerja. Berarti rata-rata 6.600 rupiah per jam. Masuk jam 9 pagi pulang jam 4 sore. Menariknya saya hanya bekerja 3 hari dalam seminggu: Senin, Rabu, dan Jumat.

Namun bila ada order iklan dari pelaku usaha pariwisata seperti cafe, hotel atau vila, yang ingin ditulis sebagai advetorial atau iklan di medianya mereka, kadang ikutan temani manajernya ketemu owner. 

Selain itu, apabila ada event ulang tahun pengusaha atau anak pejabat di salah satu hotel berbintang,atau proyek kerja dengan sponsor perusahaan rokok atau kopi, yang di handling oleh EO nya kantor ini, lain lagi hitungannya. Bila saya diikutkan sebagai panitia, tentu yang dibayarkan sudah pasti berbeda.

Hitungan per jam per hari itu sebagai tenaga kerja di magazine nya mereka. Bila ada proyek event, dapat lagi bonus tambahan di luar itu. 

Lumayan besar di tahun segitu., lantaran ada 2 atau 3 proyek yang di garap. Saya hanya bekerja selama 6 bulan,kemudian mengajukan pengunduran diri. Alasannya ingin selesaikan kuliah. 

Mereka berharap agar bisa terus bekerja di tempat mereka sembari kuliah, namun saya memutuskan untuk tidak. Pertimbangannya ya mungkin itu. Soal upah per jam, di samping saya memang niat mencari yang 'lebih baik', meski UD tersebut juga baik prospeknya di daerah lokal, pada saat itu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun