Mohon tunggu...
Brader Yefta
Brader Yefta Mohon Tunggu... Administrasi - Menulis untuk berbagi

Just Sharing....Nomine Best in Specific Interest Kompasiana Award 2023

Selanjutnya

Tutup

Gadget Artikel Utama

Tips Melindungi Diri dan Data Pribadi dari Kejahatan Cyber

18 September 2020   19:34 Diperbarui: 19 September 2020   18:50 810
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi kejahatan digital (Sumber: www.reddit.com)

Suatu hari saat sedang bertugas, rekan tersebut menerima telepon dari salah seorang penelepon di Jakarta yang mengaku adalah direktur keuangan di pusat. 

Rekan tersebut percaya lantaran dia menyebut nama sang direktur itu, bahkan melalui percakapan via telepon itu, oknum penipu tahu nama lengkap si rekan saya ini beserta nama kantor cabangnya. 

Percaya begitu saja, rekan tersebut mengarahkan kendaraannya ke bank lain yang disebutkan si penelepon. Ketika dia sedang mengantri di bank itu untuk menyetor uang ratusan juta itu, tiba-tiba masuk telepon dari kepala bagian keuangan di cabang yang menjadi atasannya langsung. 

Kepala bagian keuangan pun langsung memberitahukan pada kepala cabang dan kepala cabang menyampaikan ke kantor wilayah. 

Ketika manajer keuangan di region mengkonfirmasi ke pusat, tak ada satu pun arahan seperti itu. Akhirnya, si rekan yang berada di bank lain itu, diminta balik ke cabang dan membawa dana yang belum tersetor. 

Pertanyaan menarik adalah, bagaimana mungkin bapak/ibu petinggi besar di kantor pusat bisa mengetahui nomor HP seorang staf  biasa di kantor cabang, bahkan menelepon langsung? 

Secara garis koordinasi atasan bawahan langsung saja sudah tidak masuk logika. Kejadian itu, meski sudah 8 tahun lalu, namun jadi pelajaran berharga bagi saya dan rekan-rekan saya agar tak terulang dengan modus sama namun pola berbeda. Lalu, sebenarnya dari mana penipuan seperti ini bisa masuk?

1. Umumnya menyasar perusahaan nasional
Punya kantor cabang di banyak daerah membuat sindikat penipuan bisa menyasar kota dan kabupaten kecil di seluruh tanah air. 

Mereka bisa menganalisa kabupaten mana yang potensial sebagai sasaran dengan pertimbangan jauhnya lokasi, akses ke fasilitas umum, rata-rata tingkat pendidikan dan kemampuan, baik terhadap internal pegawai maupun warga lokal di daerah tersebut. 

Makin jauh dari kota besar atau dari ibu kota Jakarta, makin mudah bagi sindikat untuk mengelabui. Toh nama pimpinan dan orang penting dalam perusahaan dapat diketahui dengan menjadi follower di media sosial milik perusahaan, yang tak ada kriteria tertentu bagi follower dan terbuka bagi pengguna akun siapapun.

2. Memanfaatkan akses teknologi digital dengan aplikasi khusus, untuk mengamati sasaran lewat Google Maps dan sejenisnya
Hari gini dengan GPS dan Google Maps, hampir semua lokasi dapat dideteksi atau diamati. Sebuah cabang kecil di pelosok dapat dipantau dengan melihat apa apa saja di sekitarnya, termasuk lokasi tertentu yang bisa dimanfaatkan untuk sindikatnya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gadget Selengkapnya
Lihat Gadget Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun