Mohon tunggu...
Brader Yefta
Brader Yefta Mohon Tunggu... Administrasi - Menulis untuk berbagi

Just Sharing....Nomine Best in Specific Interest Kompasiana Award 2023

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Undangan Pernikahan, Sadar Kapasitas dan 6 Cara Undang Secukupnya

16 Januari 2020   21:27 Diperbarui: 16 Januari 2020   21:37 372
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Menikah adalah takdir. Menikah adalah karunia dan berkat dari Sang pencipta. 

Bila Dia pemilik kehidupan mengijinkan seorang manusia lahir, bertumbuh dan menjalani hidup hingga suatu waktu dalam perjalanan kehidupannya menemukan tambatan hati, maka bersyukurlah. Sebab tidak semua manusia beroleh kesempatan itu.

Ada yang memilih untuk menjadi single sepanjang hidupnya. Tidak sedikit yang dipanggil pulang oleh Yang Kuasa sebelum usia kehidupannya sampai pada titik yang namanya pernikahan. Sebagian yang lain masih sedang mencari dimana 'tulang rusuknya'.

Bila menikah adalah karunia, mengapa mesti meribetkan ini dan itu? Sampai kepada tahap dan keputusan menikah bagi kedua calon mempelai, adalah sudah sebuah perjuangan yang luar biasa. Tidak mudah menautkan dua hati dengan segala perbedaaan.

Sama juga tidak mudah menyatukan dua latar belakang keluarga yang berlainan dalam sebuah irisan bakal keluarga baru yang akan dijalani sang anak, entah sang anak itu laki-laki atau perempuan. 

Ketika belum menikah, seorang laki-laki atau perempuan bertanggung jawab terhadap kehidupannya sendiri. Tidak sedikit yang memilih setamat sekolah menengah, lebih baik bekerja atau membuka usaha baru. Sebagian yang lain melanjutkan studinya di perguruan tinggi.

Meski dibiayai oleh keluarga atau mendapatkan bea siswa, menyelesaikan hingga menyandang titel adalah tanggung jawabnya sendiri. Tanggung jawab yang sama untuk setelah itu melamar kemana-mana dengan tujuan menemukan tempat bekerja sesuai passion nya. 

Pun setelah berkarir atau menekuni usaha yang dirintisnya, masih ada tanggung jawab yang lain. Yakni tanggung jawab menjaga amanah, menjaga nama baik, menjaga kinerja, menjaga diri dan meningkatkan potensi diri.

Dalam perjuangannya mencapai tanggung jawab - tanggung jawab tersebut  atau mungkin mengabaikannya, akan terbentuk dengan sendirinya komunitas di sekeliling dirinya. Teman-temannya siapa, relasi-relasinya siapa.

Kapasitas diri dan jaringan sosial yang terbentuk akan menentukan siapa saja yang akan diundang manakala dia akan menikah. Burung yang sejenis akan terbang bersama.Orang -orang dengan pandangan yang sama atau level yang sama bahkan kesukaan yang sama cenderung berkumpul bersama. 

Kapasitas Anak vs Kapasitas Orang Tua
Kita tentu masih ingat pernikahan artis Raffi Ahmad dan Nagita Slavina pada 17 Oktober 2014 silam yang di tayangkan secara live selama 14 jam. Mulai dari prosesi pernikahan hingga siapa saja para undangan yang datang. Akibatnya TV swasta yang menayangkan itu disemprit oleh KPI lantaran melanggar hak publik untuk menikmati tayangan lain yang lebih berbobot atau lebih bervariatif.

Masyarakat sebagai penonton pun berkilah apa sih pentingnya acara pernikahan itu bagi mereka.  Tapi yah sudahlah. Boleh jadi TV swasta tersebut juga besar lantaran sang artis dan pasangannya juga memberi andil dengan menjadi host dan pelakon dalam program tayangan mereka. Simbiosis mutualisme. 

sumber: aktualpost.com
sumber: aktualpost.com
Bila diselidik lebih dalam, salah satu faktor banyaknya para undangan yang hadir lantaran kapasitas dari si artis dan kapasitas dari orang tua si artis. Di tahun 2014, Raffi Ahmad masih berusia 27 tahun dan sedang menjadi salah satu artis muda pria terlaris di Indonesia.

Selain sejumlah film yang dibintangi sejak kemunculannya pertama kali sebagai model majalah di usia 15 tahun, bakatnya sebagai presenter di program musik Dahsyat di salah satu TV swasta mengantarkannya menjadi host terpopuler. Imbasnya, TV swasta yang bekerja sama dengan Raffi Ahmad pun menjadi populer. 

Pundi kekayaan yang bertambah dari hasil kerja kerasnya memampukannya membeli mobil mewah dan motor gede. Tak heran, para undangan dari komunitas inipun diundang baik pada saat resepsi di jakarta maupun di Bali.

Selain itu sang mempelai wanita, artis Nagita Slavina juga adalah anak dari artis jadul Rieta Amalia yang membantu ibunya dalam usaha rumah produksi Frame Rits yang memproduksi banyak sinetron di layar kaca dan beberapa usaha yang lain.

Ayahnya Gideon Tengker adalah musisi, gitaris dari band lawas Drakhma. Dengan latar belakang dan kapasitas seperti itu, mampulah mengundang berbagai kalangan (atas dan bawah) untuk hadir dan memberi restu. 

Sadar Kapasitas, Undang Secukupnya
Kita mungkin bukan Raffi Ahmad, bukan juga seorang seperti Nagita Slavina. Tidak juga seperti Agus Harimurti atau Kahiyang Ayu dimana keduanya adalah anak presiden. Bukan artis, bukan anak pejabat. Bukan juga orang yang banyak hartanya, yang populer secara prestasi dan dikenal di masyarakat.

Tapi kabar baiknya adalah siapapun kita, apapun latar belakang dan kapasitas kita, menikah adalah karunia dari Yang Kuasa dan mengundang orang lain untuk hadir dalam pesta pernikahan adalah sebuah keharusan. Apalah artinya pesta tanpa undangan.

So, siapa saja yang harus diundang? Beberapa hal di bawah ini bisa dipertimbangkan manakala merencanakan hendak mengundang siapa. Tapi sifatnya hanya saran saja ya, semuanya kembali kepada kedua mempelai dan keluarga mempelai. 

1. Tulislah sebuah daftar siapa saja yang akan diundang bersama pasangan Anda, jangan libatkan orang tua
Ini bisa berarti daftar itu akan panjang dengan nama -nama orang yang dekat dengan Anda berdua. Mulai dari keluarga inti yang terdiri dari orang tua masing -masing beserta saudara kandung hingga Opa, Oma, Kakek, Nenek, Eyang, Opung dan lain sebagainya.

Selanjutnya para sepupu, keponakan, hingga keluarga jauh.Berikutnya ada orang-orang dalam komunitas sosial, lingkungan pekerjaan, persahabatan dan pertemanan di luar keluarga.

Ini termasuk teman-teman arisan, teman -teman di pengajian atau pelayanan gereja, atasan dan rekan kerja di kantor, teman -teman sesama alumni (kampus dan sekolah menengah).Waduh....banyak ya...hehe:) 

Sumber:WeddingHappy.
Sumber:WeddingHappy.
2. Lakukan Eliminasi
Setelah melihat daftar yang berisikan nama-nama orang dalam hidup Anda dan pasangan, lakukan eliminasi. Seleksilah siapa yang wajib di undang atau wajib hadir dari sekian banyak itu.

Ini bukan berarti tidak bisa mengundang semuanya, namun mempertimbangkan kapasitas tempat pernikahan dan kapasitas finansial juga. Menikah ngga gratis loh.Ada biaya yang harus dikeluarkan, termasuk biaya cetak undangan dan souvenir pernikahan bagi para undangan.

Prioritas pertama adalah keluarga inti (keluarga langsung). Orangtua kandung dan saudara kandung, termasuk kakek dan nenek, orang tua dari orang tua. Prioritas kedua  adalah anggota keluarga dekat, misalnya saudara kandung dari orang tua.

Bila mengundang mereka, kemungkinan anak -anak mereka yang adalah sepupu kita juga akan terundang dan hadir. Prioritas ketiga yang wajib diundang adalah para sahabat terdekat. Disebut sahabat terdekat, termasuk disini adalah orang-orang yang memiliki andil dalam hubungan Anda dan pasangan sehingga bisa melangkah hingga ke tahap pernikahan. 

Mereka ada di saat -saat krisis dalam hubungan kalian dan mereka mengenal dengan baik kamu dan pasanganmu. Sebagai sahabat-sahabat terdekat, bisa jadi orang tuamu mengenal mereka juga dan akan merasa bahagia bila melihat mereka hadir di pernikahan. Ini termasuk atasanmu di kantor, atau mungkin bawahanmu yang sering main atau ngumpul di rumah. Atau sahabat-sahabat dekatmu saat menempuh pendidikan.  

Sampai di prioritas ketiga ini, sekarang lihat daftar undangan yang dibuat. Tentu ada yang dibuang (di skip) ada yang tetap dipertahankan. Lakukan saja, jangan merasa bersalah. Toh kita memang tidak bisa mengundang semuanya karena pertimbangan -pertimbangan yang lain. . 

3. Batasi keluarga jauh yang akan di undang
Dalam struktur keluarga dan keturunan, apalagi kita di Indonesia, ada yang namanya keluarga jauh.Orang satu kampungpun bisa dibilang keluarga. Yang bermarga sama (fam yang sama), seperti halnya suku batak, suku manado, suku -suku yang berasal dari Indonesia Timur, banyak yang bermarga sama bisa dibilang masih satu keluarga. Di Sumbawa, Nusa Tenggara Barat,ada istilah sepupu satu, sepupu dua, sepupu tiga dan seterusnya.

Well....siapa diantara yang termasuk dalam keluarga jauh ini yang mau di undang dari sekian banyak? Caranya mungkin dengan tingkat kenyamanan atau kedekatan Anda dan pasangan kepada yang akan diundang. Lebih nyaman ngundang si A atau si B. Batasi saja. Status sebagai keluarga jauh juga biasanya membuat orang lain merasa tidak wajib untuk hadir bila tidak diundang. Cukup tau aja. 

4. Libatkan Orang Tua dan Saudara Kandung masing-masing dengan memberi jatah atau tambahan undangan
Nah disini orang tua mu atau orang tua pasangan ingin mengundang kerabat atau relasi nya yang lain untuk datang. Misalkan mertua perempuan seorang guru atau dosen, mungkin dia akan mengajak atasannya di sekolah atau beberapa teman sesama dosen untuk hadir juga.

Atau mertua laki-laki berniat mengundang relasi bisnisnya mungkin. Barangkali juga adik laki-lakimu mau mengajak teman-teman bermain futsalnya untuk menghadiri pernikahan abangnya. Berilah ekstra undangan bagi mereka. 

5. Berilah batasan yang fleksibel, apakah anak-anak boleh hadir atau tidak pada undangan tersebut
Ukuran anak-anak biasanya patokannya adalah usia 12 tahun kebawah ataukah di atasnya.Bila pesta pernikahan memang tidak mengharuskan anak-anak untuk hadir, pastikan para undangan dalam prioritas -prioritas di atas apakah memiliki momongan atau anak dalam kisaran usia di bawah 12 tahun.

Bila memang iya, hendaklah Anda dan pasangan perlu mempersiapkan juga untuk tempat dan lain-lainnya bagi sebagai arena bermain atau berkumpul. Atau waktu resepsi dan agenda resepsi yang lebih cepat agar undangan segera pulang dan tidak berlama -lama meninggalkan buah hatinya.    

6. Simplikasi, satu undangan untuk semua
Selama saya tugas di Sumbawa, bila ada teman yang menikah, biasanya baik atasan maupun rekan -rekan, hanya menerima satu surat undangan tapi buat semua karyawan. Satu undangan tapi yang datang puluhan orang....hehe. Pengiritan bro.

Caranya adalah diitempel langsung di papan pengumuman dan diumukan oleh bagian HRD saat doa pagi atau briefing di awal hari kerja. Setelah itu info lagi di grup WA. 

Ternyata pola seperti itu terjadi juga di beberapa instansi atau perusahaan lain juga berkenaan dengan perkara undang mengundang pernikahan. Entah acaranya di gedung atau di rumah keluarga sang mempelai.

Dengan pola undangan seperti  ini, sudah barang tentu hari dan jam pernikahan juga menyesuaikan. Hari Sabtu atau Hari Minggu dimana hari libur agar bisa menghadiri bersama -sama.

Referensi : brides.com

Salam,
Sumbawa Besar,16 januari 2020, 21.48  Wita

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun