Mohon tunggu...
D. Adnindya Amalia
D. Adnindya Amalia Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa PPG Prajabatan UM

All we need is freedom. Be humble, be kind, be the ♡.

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Stress-eating

15 April 2021   20:51 Diperbarui: 15 April 2021   21:18 169
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Jadi, ada scientific reasons dibalik stress-eating. Yups! Pasti sudah banyak yang pernah dengar atau bahkan mengalami? Ketika kita stress, beberapa dari kita ada yang mencari pelarian dengan makan, terkadang aku pun begitu. Setiap tugas kuliah yang bertambah atau kecewa sama orang maupun suatu hal yang tidak tercapai. Larinya ke makanan, seperti sampai pernah ada titik dimana aku merasa ya tidak apa-apa semua tidak kesampaian, lagi pula masih bersyukur bisa mengunyah makanan dan merasa makanan apa pun itu enak. So, tidak berhenti mengunyah. Hal tersebut bisa dikatakan dengan stress-eating.

And. . Pasti food choicenya tidak jauh-jauh dari chocolate or dairy based foods, es krim, biscuits, chips, cookie put all the blames on cortisol, the stress hormone (ghrelin juga ada peran disini). 

Jadi badan kita secara alami melepaskan endogenous opioid yang berfungsi mengontrol rasa sakit. Nah, ini diproduksi ketika kita makan makanan tinggi lemak tinggi kalori (sugar, yes please!).

Sebuah studi dari Nature Neuroscience (2010) menyatakan bahwa makanan tinggi lemak tinggi kalori mempengaruhi otak dalam jalur (pathway) yang sama dengan substansi seperti cocaine dan heroin.

Nah, kondisi ini yang memicu adanya compulsive eating habit  yang kurang lebih sama dengan kondisi adiksi. Jadi, waktu kita sedih itu ada perasaan kosong yang bisa dikompensasi dengan perasaan kenyang level "kenyang gila" dan mengantuk yang muncul setelah makan banyak, atau yang dikenal dengan food comma.

Selain itu, otak kita adalah pleasure-seeking machine, yang dimana kita punya sel otak yang memproduksi dopamine yang teraktivasi dengan rasa, wangi, ingatan tentang makanan.

Makanan seperti gula, garam, atau lemak paling identik dengan reward di otak kita. Maka dari itu, kita suka tergiur kalau sedang memikirkan Burger King atau Bittersweet by Najla. But, tidak tergiur kalau sedang memikirkan sayur bayam(?) Nah itulah penyebabnya.

Ada beberapa pro tip untuk overcome overating/stress-eating. Walaupun aku tahu mungkin kalau sedang sedih tidak akan dipakai juga, but here we go!

1. Makanlah ketika merasa sedikit lapar. Jangan menunggu sampai kelaparan sekali, agar tidak overeating.

Stop makan ketika sudah kenyang dengan nyaman. Jangan sampai kenyang gila!

3. Latihan. Dari 1 sampai 10, kamu sudah kenyang sampai mana. 1=lapar sekali dan 10=kenyang gila; selama makan berhenti sebentar-sebentar dan nilai kamu sudah sampai angka berapa. Stop waktu jika sudah sampai angka 5. Tapi, kalau sedang sedih ya 10 juga masih hajar saja ya?!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun