Mohon tunggu...
Adnan RaihanH
Adnan RaihanH Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Ilmu Komunikasi UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta - 20107030122

los bendrong🔥

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Apa Kabar Keraton Pajang Saat Ini?

23 April 2021   16:12 Diperbarui: 23 April 2021   20:59 747
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Apakah kalian tahu tentang Keraton Pajang? yap,salah satu keraton islam yang pernah ada di Jawa ini berada di suatu sudut kota Solo. Keraton yang berdiri sekitar tahun 1568 Masehi ini didirikan oleh Sultan Sutawijaya atau Jaka Tingkir. Keraton Pajang merupakan cikal bakal berdirinya Keraton Mataram. Lokasinya berada di desa Sonojiwan Makamhaji,kecamatan Kartasura Sukoharjo Jawa Tengah. Menurut ceritanya Keraton Pajang merupakan penerus dari Kesultanan Demak, Pada saat itu Kesultanan Demak mengalami kerusuhan antara Jaka Tingkir dengan Aria Penangsang yang disebabkan Aria penangsang telah membunuh suami dari Ratu Kalimanyat. Pada akhirnya pemerintahan Aria Penangsang runtuh dan kekuasaannya diambil oleh Jaka Tingkir lalu dipindahkan ke daerah Pajang. Jaka tingkir sendiri berasal dari Pengging. Merupakan menantu Sultan Trenggono.

Jaka Tingkir merupakan raja pertama di Keraton Pajang dan merupakan raja yang mangalami masa kejayaan terbukti dengan area kekuasaannya yang sampai wilayah Jawa Timur meliputi daerah-daerah yang ada dipesisir aliran sungai Bengawan Solo. Serta terbukti dengan menundukkan raja-raja penting di Jawa Timur. Keraton Pajang pada dulunya maju dalam hal aspek pertanian karena letak lokasinya yang startegis,sempat mempunyai lumbung padi yang besar. Joko Tingkir mendapat gelar dengan nama Sultan Hadiwijaya karena telah memerintah di daerah Pajang. 

Sistem pemerintahannya yang baik menjadikan rakyatnya makmur. Ada beberapa tempat peninggalan Kerajaan Pajang yang masih ada hingga sekarang salah satunya adalah Masjid Laweyan yang berada di daerah Pajang yang didirikan pada tahun 1546 yang merupakan menjadi bukti persebaran agama Islam yang ada di Solo,bentuk bangunannya pun bercorak adat Jawa,Eropa dan Cina. Lalu Pasar Laweyan,Pasar Laweyan juga menjadi salah satu bukti keberadaan kekuasaan Keraton Pajang pada saat itu,menjadi pusat perdangangan ekonomi pada zaman dahulu,hingga saat ini pun Pasar Laweyan masih digunakan masyarakat sebagai salah satu pasar rakyat di kota Solo.

dokpri
dokpri
Di sisi depan Keraton terdapat gapura besar yang digunakan sebagai pintu masuk,dibelakangnya terdapat patung besar yaitu patung singa putih dan gajah putih. Lalu disebelahnya terdapat pohon ringin yang biasa disebut Ringin Sungsang. Dibagian sisi barat terdapat masjid kecil yang biasa digunakan beribadah masyarakat disekitar. Didepannya terdapat tulisan silsilah keluarga Joko Tingkir. Lalu berjalan kedalam lagi didalam ruangan terdapat potongan rakit yang konon katanya dahulu dipakai Joko Tingkir. Banyak artefak-artefak dari masa kejayaan Keraton Pajang dahulu. Disini juga ada sumber mata air yang bernama Sumber Panuripan Tirtomoyo yang sering digunakan untuk para penziarah membersihkan diri,dan sarana untuk berdoa.

dokpri
dokpri
Pada  saat ini Petilasan keraton Pajang digunakan sebagai cagar budaya, banyak dikunjungi oleh penziarah dengan banyak tujuan seperti tempat sarana berdoa yang biasa disebut tirakat atau masyarakat jawa juga sering menyebutnya dengan bertapa. Ketika saya berkunjung disana saya bertemu dengan seorang perempuan yang ternyata beliau adalah juru kunci Keraton Pajang,beliau bernama Ibu Slamet Rahayu. Suami beliau lah yang dahulu menjadi juru kunci tetapi sudah meninggal beberapa tahun lalu,sehingga beliau yang meneruskan menjadi juru kunci di Keraton Pajang. Ibu Slamet Rahayu bercerita tentang kondisi keraton dari dahulu hingga sekarang."Dari dahulu disini memang sering dikunjungi oleh penziarah dari dalam kota maupun luar kota,biasanya mereka datang kesini untuk berdoa dan mencari tahu tentang sejarah yang ada disini," ujar beliau. 

Kondisi keraton relatif terawat karena memang ada yang bertugas menjaga dan membersihkan setiap hari,disini dikelola oleh yayasan desa setempat yang isinya adalah relawan-relawan yang dengan suka rela merawat situs ini agar tetap terjaga kelestariannya. Lalu saya bertanya tentang pengelolaannya baik hal keuangan apakah ada bantuan dari pemerintah atau tidak, beliau menjawab bahwa pengelolaan disini berasal dari uang sukarela yang  didapat dari para penziarah-penziarah yang datang,serta pemerintah daerah belum pernah memberikan uang atau bantuan apapun dari dahulu,"ujarnya. Untuk masalah kegiatan yang ada disini pun beragam seperti di malam tertentu atau hari besar dipakai menjadi tempat sarana berkumpul dan berdoa pada acara tertentu,biasanya dilakukan pada hari besar Jawa.

Meski kerajaannya sekarang sudah tidak ada,Kerajaan Pajang kini hanya menyisakan tempat petilasannya saja,cerita sejarah yang ada pada zaman dahulu,bahkan banyak masyarakaat Solo yang tidak mengetahui adanya sejarah Keraton Pajang ini,karena memang minimnya informasi yang ada sehimgga orang-orang kurang mengetahui apa yang ada di Keraton Pajang ini. Terutamanya generasi anak-anak muda sekarang yang kurang meminati sejarah,khususnya sejarah tentang kerajaan-kerajaan yang ada di jawa. 

Penyebab kurangnya eksistensi Keraton Pajang ini disebabkan oleh berbagai faktor. Salah satunya adalah kurangnya sarana informasi untuk mengekspos dikhalayak banyak, contohnya minimnya informasi dimedia sosial. Sehingga dikalangan anak muda zaman sekaranng cenderung kurang menyukai dan kurang meminati hal-hal yang berbau sejarah,sedangkan mereka lebih menyukai hal-hal yang berbau modern seperti contoh game online karena terpengaruhi oleh perkembangan zaman sekarang. Dibutuhkan wawasan dan arahan supaya kaum-kaum anak muda sekarang untuk sekedar mengetahui sejarah yang pernah ada dimasa lalu,supaya sejarah ini tidak hilang dimakan waktu,karena bagaimanapun juga ini merupakan sejarah yang pernah ada disekitar kita yang harus dilestarikan,supaya dapat menjadi cerita untuk anak cucu kita di masa mendatang.

Banyak hal-hal yang dapat dilakukan untuk sekedar melestarikan "nguri-nguri budaya",salah satunya adalah dengan cara mengunjungi situs ini dan mempertanyakan cerita apa yang pernah ada disana, atau bisa juga dengan mengekspos di sosial media supaya orang-orang diluar sana dapat mengetahui apa yang terjadi pada zaman dahulu.

Terimakasih, Semoga bermanfaat.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun