Ini adalah tangga turun menuju Royal Mummies (Mumi-mumi Kerajaan), ruang penyimpanan mumi-mumi Firaun di National Museum of Egyptian Civilization (Museum Nasional Peradaban Mesir) di al-Fustat, Kairo.
Di ruangan bawah itu tersimpan 22 jasad atau mumi Firaun-firaun Mesir Kuno yang masih utuh, yang terdiri dari 18 mumi raja dan 4 mumi ratu dari Dinasti ke-17 sampai dengan ke-20.
Mumi-mumi yang berasal dari pemakaman di Lembah Para Raja di Luxor itu dibaringkan dan dipajang dalam kotak kaca, sehingga memudahkan kita untuk melihatnya dengan jelas.
Mumi tertua yang tersimpan di ruangan itu adalah muminya Firaun Seqenenre Tao. Raja Mesir Kuno dari Dinasti ke-17 itu diperkirakan wafat pada tahun 1555 Sebelum Masehi (SM), jadi muminya sudah berusia sekitar 3.580 tahun.
Di ruangan itu juga tersimpan muminya Firaun Ramses II, raja Mesir Kuno dari Dinasti ke-19 yang diperkirakan berkuasa pada zaman Nabi Musa Alaihissalam. Firaun yang berkuasa selama 66 tahun itu wafat pada tahun 1213 SM, jadi muminya sudah berusia sekitar 3.238 tahun.
Di ruangan itu juga tersimpan muminya Firaun Merneptah, anak dan penerus Firaun Ramses II. Menurut ilmuwan Prancis, Maurice Bucaille, Merneptah inilah yang mengejar Nabi Musa Alaihissalam hingga tenggelam di Laut Merah berdasarkan temuan garam laut dalam muminya. Firaun yang berkuasa hanya 10 tahun ini wafat pada tahun 1203 SM, jadi muminya sudah berusia sekitar 3.228 tahun.
Selain ketiga mumi itu, kita juga bisa melihat 15 mumi firaun lainnya, seperti muminya Firaun Amenhotep I, II dan III, Thutmose I, II, III dan IV, Seti I dan II, Siptah, Ramses III, IV, V, VI dan IX.
Adapun 4 mumi yang berjenis kelamin perempuan adalah muminya Ratu Nefertari, Meritamen, Hatshepsut, dan Tiye.
Mumi-mumi yang usianya sudah ribuan tahun namun masih utuh itu, tentu tidak akan bisa kita saksikan sampai hari ini jika tidak ada yang menjaga dan memeliharanya. Manusia dan teknologi saja tidak akan mampu menjaganya hingga ribuan tahun lamanya, jika tidak ada campur tangan dari Sang Maha Kuasa.
Tuhan menjaga dan memelihara mumi-mumi itu tetap utuh tentu bukan tanpa tujuan, yaitu agar menjadi pelajaran bagi kita semua yang masih hidup.