Mohon tunggu...
Adnan Abdullah
Adnan Abdullah Mohon Tunggu... Penulis - Seorang pembaca dan penulis aktif

Membaca, memikir dan menulis

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Mencintai Nabi Dengan Cara Yang Berbeda

20 Oktober 2021   21:03 Diperbarui: 20 Oktober 2021   21:10 115
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kita umat islam sering merasa dan mengaku-ngaku sebagai pengikut Nabi Muhammad Sallallahu Alaihi wa Sallam, bahkan mengaku cinta nabi. 

Seorang muslim yang beriman, bukan yang mengaku beriman, tetapi benar-benar beriman, pasti akan mencintai nabi. 

Cara setiap orang dalam mencintai seseorang tentu berbeda sesuai dengan kemampuannya masing-masing, demikian pula dalam mencintai nabi. Ada yang mencintai nabi dengan cara mengikuti sunnah-sunnahnya, ada juga yang selalu bershalawat kepada nabi, atau dengan cara merayakan maulid atau hari kelahirannya setiap tahun. 

Apapun cara kita dalam mencintai nabi, sepanjang tidak ada larangan dalam syariat Islam, maka hal itu sah-sah saja. Hanya nabi yang berhak menyatakan menerima atau menolaknya. Ulama atau siapapun tidak memiliki wewenang untuk mengatakan itu haram atau bid'ah.   

Menurut seorang psikolog sosial asal Amerika Serikat, Zick Rubin, cinta adalah suatu sikap yang ditujukan pada seseorang terhadap orang lain dan dinilai sebagai sesuatu yang istimewa, memengaruhi cara berpikir, merasa, dan bertingkah laku. 

Oleh karenanya, hal yang terpenting adalah apabila kita benar mencintai nabi, maka cara berpikir, merasa, dan bertingkah laku kita akan mengikuti nabi.   

Pengetian mengikuti nabi, bukan hanya sekedar mengikuti cara berpakaian, akan tetapi juga cara nabi dalam berpikir, bersikap, bertindak. dan bertutur kata. 

Banyak kita jumpai, orang-orang yang mengaku-ngaku pengikut nabi dan mencintai nabi, namun prilakunya justru mengikuti Abu Jahal yang sombong, Dzul Khuwaizirah yang pendengki, dan Ibnu Sauda yang suka menyebar kebencian. 

Olah karenanya, mari kita berlomba-lomba untuk membuktikan cinta kita kepada nabi dengan cara meneladani nabi dalam berpikir, bersikap, bertindak dan bertutur kata. 

Kita tidak perlu merasa diri paling benar dan paling nyunnah sendiri, lalu menyalahkan dan membid'ahkan sesama muslim, karena bisa jadi, justru kita sendiri yang telah melakukan bid'ah karena tidak sesuai dengan prilaku nabi. Wallahualam. 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun