Mohon tunggu...
Adnan Abdullah
Adnan Abdullah Mohon Tunggu... Penulis - Seorang pembaca dan penulis aktif

Membaca, memikir dan menulis

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Ketika Manusia Kehilangan Kemanusiaannya

31 Januari 2020   16:27 Diperbarui: 31 Januari 2020   16:36 273
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber : www.msn.com

Wabah virus corona yang pertama kali terjadi di Wuhan, Cina dan menyebar ke berbagai negara di dunia hingga saat ini telah menjangkiti 9.356 orang dan menelan 213 korban jiwa. 

Bencana tersebut tentu sangat memprihatinkan kita semua, apalagi ada 243 warga negara Indonesia (WNI) yang ikut terisolasi di Wuhan. Pemerintah sedang berusaha untuk dapat segera mengevakuasi seluruh WNI di Wuhan. 

Di tengah keprihatinan kita itu, justru muncul virus lain yang tidak kalah memprihatinkannya. Sekelompok orang justru tidak menunjukkan rasa empatinya sama sekali atas wabah virus corona yang telah merenggut ratusan jiwa itu, malah memanfaatkan bencana tersebut untuk menyebarkan kebencian dari dalam hatinya. 

Berbagai cara mereka lakukan, mulai dengan menvonis wabah virus tersebut azab dari Allah kepada bangsa Cina atas perlakuan mereka terhadap warga Uighur, hingga menyebarkan hoax foto dan berita yang tidak ada kaitannya dengan wabah tersebut. 

Oleh karena kebenciannya kepada bangsa Cina, mereka seakan lebih tahu dan berkuasa daripada Allah yang Maha Pengasih dengan memvonis wabah virus corona sebagai azab Allah tanpa dalil yang shahih, padahal disana ada banyak anak-anak yang tidak berdosa, ada WNI dan umat islam yang ikut menjadi korban dan terkena dampaknya. 

 Allah dalam al-Qur'an telah berfirman :

"Wahai orang-orang yang beriman, hendaklah kamu jadi orang-orang yang selalu menegakkan (kebenaran) karena Allah, menjadi saksi dengan adil. Dan janganlah sekali-kali kebencianmu terhadap sesuatu kaum, mendorong kamu untuk berlaku tidak adil. Berlaku adillah, karena adil itu lebih dekat kepada takwa. Dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan (QS Al-Maidah: 8). 

Tidak adanya empati atau rasa prihatin terhadap musibah yang dialami oleh orang lain menunjukkan adanya sekelompok orang yang telah kehilangan rasa kemanusiaannya. Raganya masih berwujud manusia, namun jiwa kemanusiaannya telah hilang karena telah terjangkiti oleh virus penyakit hati. 

Rasulullah dalam salah satu haditsnya pernah bersabda: "Sesungguhnya di dalam tubuh manusia terdapat segumpal daging, bila ia baik, maka akan baik seluruh tubuhnya, namun bila ia rusak, maka akan rusak pula seluruh tubuhnya. Ingatlah, itu adalah hati. (HR. Muslim).

Beruntunglah kita yang masih memiliki empati, itu artinya kita masih memiliki hati yang sehat dan masih menjadi manusia yang seutuhnya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun