Mohon tunggu...
Adli
Adli Mohon Tunggu... Mahasiswa - Airlangga University

currently studying Industrial Engineering at Airlangga University

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Lagos: Project Megacity Nigeria yang Gagal

13 Juni 2022   00:00 Diperbarui: 13 Juni 2022   19:59 1130
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kota Lagos (Sumber: Getty Images)

Lagos merupakan kota terbesar di Nigeria, dan merupakan ibukota Nigeria hingga tahun 1991 sebelum ibukota dipindahkan ke Abuja. Sekarang Lagos hanyalah kota metropolitan di Nigeria layaknya New York di Amerika Serikat. Menurut Der Spiegel, Lagos awalnya hanyalah kota pesisir biasa, tetapi terus dikembangkan oleh pemerintah untuk menjadi Megacity-nya Nigeria, kota pinggir laut yang memiliki gedung – gedung tinggi, tetapi kehidupan pinggir laut yang tetap makmur dan tertata. Namun, apa yang terjadi?

Semenjak Lagos dipromosikan sebagai Megacity-nya Nigeria, para penduduk dari kota – kota lain berbondong – bondong untuk pindah ke Lagos dengan maksud untuk mengadu nasib. Tidak hanya itu, mereka juga tidak bisa menahan diri untuk berkembang biak, yang menyebabkan ledakan populasi di kota Lagos. Padatnya penduduk di Lagos tidak diimbangi dengan sarana dan prasarana yang memadai, akibatnya, seiring berjalannya waktu, kualitas dari sarana dan prasarana di Lagos semakin menurun. Sebagai contoh, hanya ada sekitar 10% rumah di Lagos yang memiliki akses ke pembuangan air, sisanya jika ingin buang air, mereka mencari alternatif lain seperti di pinggir laut.

Lagos memiliki banyak pemukiman kumuh di atas air, tetapi yang paling terkenal merupakan pemukiman kumuh Makoko. Disaat media Der Spiegel datang ke Makoko untuk meliput keadaan di sana, memang, kondisi perairan di sana sangat menyedihkan. Perairan di Makoko dipenuhi sampah dan banyak terlihat kotoran manusia mengapung. Tetapi, juga dilihat penduduk sana mencuci baju dan mandi di perairan yang sama. Hal – hal tersebut adalah kemungkinan mengapa Makoko dihapuskan di peta Lagos, ya, jika dilihat di peta, pemukiman kumuh Makoko tidak dianggap keberadaannya.

Pemukiman Kumuh Makoko (Sumber: Getty Images)
Pemukiman Kumuh Makoko (Sumber: Getty Images)

Keberadaan Makoko yang tidak dianggap sangat disayangkan, karena kondisi pemukiman tersebut sangat berbanding terbalik dengan foto – foto yang digunakan pemerintah Lagos untuk mempromosikan kotanya.

Foto yang digunakan untuk mempromosikan Kota Lagos (Sumber: Pinterest)
Foto yang digunakan untuk mempromosikan Kota Lagos (Sumber: Pinterest)

Kondisi di Lagos saat ini yaitu wilayah – wilayah tepi lautnya kumuh, polusi udara yang tinggi, dan salah satu ciri khas dari kota Lagos, yaitu lalu lintas yang sangat berantakan. Menurut Zenger News, di tahun 2021, setiap hari ada sekitar 5 juta mobil di jalanan Lagos dan 200.000 angkutan umum, lalu di setiap kilometernya terdapat 11 kendaraan.

Beberapa faktor penyebab kemacetan di lalu lintas Lagos adalah angkutan umum berwarna kuning yang bernama danfo. Peraturan lalu lintas di Lagos bukanlah sesuatu yang layak disalahkan disini, tetapi, para supir danfo seringkali melanggar beberapa aturan lalu lintas yang ada, seperti tiba – tiba mundur melawan arah, berkumpul menunggu penumpang di tempat sembarangan, sampai mengambil penumpang di tengah jalan. Pasti kalian bertanya – tanya, apakah tidak ada petugas lalu lintas di Lagos? Jawabannya ada, tetapi menurut salah satu stasiun televisi di Lagos, Channels TV, banyak petugas yang luka – luka atau cedera disaat menertibkan para supir danfo ini. Penyebab dari kejadian tersebut adalah karena kebanyakan supir danfo saat bekerja membawa senjata, akibatnya banyak petugas lalu lintas yang tidak berani menertibkan danfo yang melanggar aturan lalu lintas karena lebih mementingkan keselamatan pribadi mereka. Penyebab selanjutnya adalah banyaknya kendaraan pribadi di jalanan. Hal ini ada hubungannya dengan kepadatan penduduk di Lagos. Karena padatnya penduduk, kualitas hidup di Lagos semakin rendah, dan tingkat kriminalitas semakin bertambah. Oleh karena itu para penduduk Lagos yang mampu membeli mobil sendiri demi keselamatan mereka.

Kemacetan di jalanan Lagos (Sumber: Getty Images)
Kemacetan di jalanan Lagos (Sumber: Getty Images)
      

Kemacetan tersebut sudah pasti menghambat pergerakan penduduk. Sebagai contoh, menurut BBC News, di jam 4 – 5 subuh sudah banyak murid – murid sekolah yang menunggu angkutan umum di pinggir jalan untuk berangkat ke sekolah yang masuk jam 7 – 8 pagi, beberapa ada yang diantar orang tuanya yang setelah itu orang tua mereka langsung berangkat kerja. Masih menurut BBC, para ahli memberi peringatan bahwa siklus rutinitas anak sekolah di Lagos akan berdampak negatif, bahkan konsekuensinya berpotensi sampai seumur hidup. Jika menurut salah satu psikoterapis yang tinggal di Lagos, Fehintola Daniels, dia mengatakan bahwa anak – anak belum siap dengan gaya hidup di Lagos dimana anak – anak hanya tidur selama 5 – 7 jam, dimana seharusnya mereka tidur selama 9 – 12 jam. Fehintola Daniels juga menambahkan bahwa anak – anak ini akan tumbuh menjadi orang – orang yang mudah cemas, marah, dan resiko depresi lebih tinggi. Penyebab dari rutinitas tidak sehat anak sekolah di Lagos adalah pendidikannya yang tidak merata, ada beberapa sekolah yang kurang, dan ada beberapa sekolah yang unggulan. Jadi, banyak orang tua yang lebih memilih menyekolahkan anaknya di sekolah unggulan tapi setiap hari berangkat jam 4 daripada menyekolahkan anaknya di sekolah yang dekat rumah. Rutinitas yang tidak sehat tidak hanya dialami oleh anak – anak sekolah, tetapi juga pada orang dewasa.

Sebenarnya, pemerintah sudah melakukan beberapa upaya untuk mengurangi macet di Lagos, seperti adanya transportasi jalur air dan pembuatan MRT dan LRT. Sayangnya, perubahan belum seberapa terlihat dan kemacetan masih sangat parah.

Sekarang, penduduk Lagos ada sekitar 15,3 juta jiwa dan menurut CNN, di tahun 2050 akan menjadi sebanyak 30,6 juta jiwa atau dua kali lipatnya. Menurut survey yang dilakukan Vaay, dengan keadaan Lagos yang seperti ini, Lagos dianggap sebagai kota paling stress kedua di dunia, setelah Mumbai di India.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun