Mohon tunggu...
Aisah Apridayani
Aisah Apridayani Mohon Tunggu... -

Seorang wanita yang menyukai kesederhanaan, kemandirian, dan slalu berusaha menghargai sgla sesuatu meskipun terhadap hal2 yg sepele...

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Yuk Jadi Senior yang Dikagumi...

2 Oktober 2011   04:53 Diperbarui: 26 Juni 2015   01:25 768
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Yuk Jadi Senior yang Dikagumi...

Tentu kita semua tahu kalau dalam suatu komunitas pastiada yang namanya Senior dan Junior. Dikatakan senior karena faktor usia , menjadi orang terdahulu yang ada di komunitas itu dan dianggap sebagai orang yang berpengalaman. Junior adalah kebalikannya, dianggap sebagai anak baru yang harus banyak belajar.

Jika antara senior dan junior dapat bekerjasama, maka akan terciptalah suatu komunitas yang damai tentunya.Namun sayangnya, istilah kesenioritasan sering disalahartikan dan pada akhirnya disalahgunakan.Senior menjadi bermakna orang yang berkuasa, berkedudukan tinggi, dan semua yang dilakukannya adalah benar.

“Para junior harus patuh terhadap apa yang menjadi kehendak senior!”

“Jika melanggar atau membangkang siap – siap menerima hukuman!”

Akibatnya, pada saat ini kita sering mendengar dan menyaksikan berita – berita menyedihkan di televisi gara-gara istilah kesenioritasan. Ada junior yang pingsan bahkan meninggal dunia setelah mendapat hukuman dari seniornya. Sungguh menyedihkan, karena merasa sok berkuasa ada nyawa yang dikorbankan.

Apakah istilah kesenioritasan hanya berlaku di lingkungan sekolah atau perguruan tinggi saja?

Selama ini masalah kesenioritasan yang sering kita dengar adalah antara kakak dan adik kelas di sekolah atau kakak dan adk tingkat di suatu universitas. Sebenarnya hal tersebut bisa juga terjadi di suatu instansi lingkungan kerja.Dengan dalih “Junior harus banyak – banyak belajar”, akhirnya posisi yang cukup menyita banyak waktu, tenaga dan pikiran diserahkan kepada para junior. Dengan tetap ber-Positive Thinking, para junior menerimanya dengan tetap tersenyum penuh makna.

“Ya..dengan begitu akan bnyak ilmu dan pengalaman yang akan saya dapatkan.”

Akan tetapi, si junior tentu akan merasa jengkel ketika mendengar para senior yang sudah menikmati beberapa keringanan masih juga mengeluh dengan tugas dan kewajibannya. Hingga timbullah celotehan dalam hati,

“Aduh, Pak, Bu, sebelum mengeluh coba lihat lebih banyak dan berat yang mana dibanding yang saya?”

Lalu, adakah hukuman untuk suatu kesalahan?

Dalam komunitas ini, memang sangat kecil ada hukuman fisik terhadap kesalahan.Tapi sakit di dalam hati yang lebih sering dirasakan.

Jika junior melakukan kesalahan akan langsung tampak di permukaan. Kesalahan kecil kadang diperbesar dan jadi gunjingan yang sangat nikmat tuk dibicarakan. Sebalikny jika senior yang salah, hanya dianggap angin lalu saja dan muncullah kata – kata mutiara yang indah.

“Ah, itu biasa...Manusiakan tidak ada yang sempurna”

Seringkali ada kesepakatan yang dibuat bersama. Si junior yang taat tentunya akan menjalani sebagaimana yang telah ditetapkan. Tapi terkadang malah si pembuat aturan yang melanggarnya. Ntah sengaja atau tak sengaja, tapi apakah suatu ketidaksengajaan itu dilakukan berulang-ulang?

Pernyataan – pernyataan di atas hanyalah contoh – contoh masalah yang timbul dari istilah Kesenioritasan. Namun, seperti yang kita tahu di dunia ini semua diciptakan berpasang-pasangan. Tak hanya ada yang buruk, tapi juga ada yang baik.

Tentunya juga ada senior yang pantas untuk dikagumi.

  • Senior yang dapat menjadi panutan, mau membimbing dan mengayomi
  • Senior yang mau mendengarkan aspirasi dan bersikap adil
  • Senior yang tidak mencari – cari kesalahan juniornya, tapi slalu penuh penghargaan terhadap hal – hal positif yang dilakukan juniornya
  • Senior yang mau mengingatkan juniorny yang melakukan kesalahan dengan penuh kelembutan

Semoga kita termasuk di dalamnya.

Sebaliknya untuk para junior, tidak semuanya yang penurut, ada juga yang keras. Semuanya bergantung kepada kepribadian masing – masing. Intinya adalah antara senior dan junior harus saling mendukung satu sama lain sehingga terciptalah suatu komunitas yang penuh kekeluargaan.

Picture from : Google

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun