Mohon tunggu...
Muhammad Fachrul Rodji
Muhammad Fachrul Rodji Mohon Tunggu... Mahasiswa - Wirausaha

A Strong Hope Can Make Your Dreams Come True

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Dedikasi Warga Grogol Selatan Menjaga Perlintasan Kereta Api

2 Juni 2021   22:37 Diperbarui: 2 Juni 2021   22:42 317
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar 1.Warga Grogol Selatan menutup palang perlintasan kereta (Dokpri)

Kepedulian Warga Grogol Selatan akan keselamatan menjadi daya tarik tersendiri. Melihat kurangnya kepedulian dari KAI akan keselamatan pengendara yang melintas di atas perlintasan kereta api.

Salah satu profesi yang memiliki tanggung jawab besar dalam menjaga keselamatan orang-orang di perlintasan kereta api, terkadang masih di anggap remeh oleh sebagian orang. Profesi ini banyak ditemukan di perlintasan liar kereta api dengan alat pengaman (pembatas) yang sederhana.

Mardi, pria berusia 43 tahun yang sudah lama dalam menjaga perlintasan kereta. Ia bekerja bersama beberapa rekannya secara bergantian saat pagi, siang, sore, dan malam. Bermodalkan peluit, ia mengatur area penyebrangan perlintasan kereta api di wilayah Grogol Selatan.

"Saya sudah lama sih jaga perlintasan ini, biasanya sistem kerjanya empat shift, pagi, siang, sore sama malem". Ujar Pak Mardi.

Perlintasan liar ini memang sudah dijadikan sebagai sumber pendapatan sehari-harinya. Pada awal sejarahnya, perlintasan tersebut tidak memiliki penjaga dan pembatas untuk keselamatan warga. Kepedulian mereka terhadap keselamatan sangat antusias, dimulai dari gerakan yang di komando oleh kelurahan untuk dijadikan sebagai swadaya masyarakat.

"Awalnya perlintasan ini memang ga ada penjaga, terus kita awalnya itu empat orang yang ditugaskan dari kelurahan buat jagain perlintasan ini, karena bahaya banget kalo ga ada yang jagain". Ujar Pak Mardi.

Beberapa masyarakat setempat mengakui dengan kenyamanan adanya penjaga dalam perlintasan. Karena menganggap kehadirannya dapat membantu banyak orang dalam meminimkan kecelakaan yang terjadi. Akan tetapi dukungan bantuan dari PT.KAI dirasa kurang memperhatikan keselamatan area perlintasan di wilayah tersebut.

"Kalo dari warga di sini sih ga keberatan, malah justru warga sini merasa aman dengan adanya kita, nah tapi masalahnya dari palang penjaga itu kurang adanya perhatian dari KAI, awalnya sih kita sudah ketemu orang KAI, katanya jalanan ini mau diperlebar dan di pasang palang otomatis, tapi sampe sekarang belum ada" Ujar Pak Mardi.

Kereta yang lewat terkadang tidak memberikan tanda bunyi seperti klakson, yang memungkinkan para penyeberang perlintasan tidak mengetahui adanya kereta dari kejauhan. Tanpa adanya penjaga perlintasan dapat menyebabkan risiko yang tinggi adanya kecelakaan yang akan merenggut nyawa seseorang.

Kekhawatiran warga sekitar akan hal tersebut faktanya sangat membutuhkan seseorang atau kelompok dalam menjaga keamanan perlintasan. Kelompok penjaga perlintasan kereta tersebut dinamakan 'Anak Rel'.

"kita biasa di sebut anak rel sama warga sini, karena memang keseharian kita ya di rel, makan di sini (pos), ya mantau terus aja disini". Ujar Pak Mardi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun