Mohon tunggu...
ADIYANA ADAM
ADIYANA ADAM Mohon Tunggu... Editor - Dosen IAIN Ternate

Dosen IAIN Ternate,

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Jika Orang Lain Bisa, Mengapa Aku Tidak? (Part II)

29 Januari 2021   09:07 Diperbarui: 29 Januari 2021   09:24 73
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

oleh : Dra.  Adiyana Adam,M,Pd

Beberapa  tulisan dalam buku  " Dosen menulis  "  telah selesai ku baca, seperti pada catatan pertama ku bahwa setiap ada hal menarik dalam setiap  tulisan akan aku garis  bawahi. Dan memang ada beberapa istilah yang baru ku dengar dalam  hal tulis- menulis, seperti " ngemil  " aku bingung  dengan sitilah ngemil .

Biasanya  istilah ngemil itu hanya di gunakan pada saat kita makan makanan ringan, nah..kok  tiba tiba di pakai dalam istilah menulis. Ternyata,   istilah ngemil itu maksudnya  adalah dimana saja kita berada  dan kita mengalami suatu peristiwa  atau keadaan  yang tidak seperti biasanya  , kita  harus menulis  meskipun itu hanya satu paragraf, diberikan hari , tanggal dan tempat dimana  peristiwa itu kita alami.

Pada suatu saat nanti jika kita memerlukan satu ninformasi, maka catatan ngemil tadi dapat membantu kita untuk menyempurnakan  ide atau gagasan kita dalam menulis .

Hal lain  yang sempat aku tertarik dari pengalaman beberapa penulis  dalam buku " Dosen menulis  "  adalah  menulis bebas ( free writing ). Kebiasaan kita untuk menulis bebas membuat kita tidak merasa memaksakan diri dalam menulis atau merasa membuat suatu hal yang baru. Waktu menulisnya juga  terserah kita  kapan saja dan  hanya  memakan waktu  15 - 30 menit. 

Dari hal-hal tersebut  aku mencoba merenung , bahwa  ternyata  waktu yang sekian tahun kita lewati  tidak berarti  apa-apa  jika tidak ada pengalaman yang di tulis dalam sebuah catatan. Padahal bisa juga  catatan tersebut adalah  sebuah momen penting dalam hidup kita, yang bisa  menjadi pengalaman  oleh anak cucu kita nanti. 

Ketertarikan ku semakin kuat ketika ada  sebuah artikel dalam buku tersebut yang menyebutkan bahwa  " jika kita membiasakan diri untuk menulis  bebas  maka kesempatan untuk plagiat bisa di jamin dibawah 20%. Hal ini mengingatkan aku  dan sekaligus  mendasari  rasa keinginanku untuk membuat " Pelatihan Menulis Online" khusus di  IAIN Ternate  semakin kuat.

Bagaimana  tidak, pendaftaran proposal penelitian tahun 2018   dan 2019  banyak yang kena  cek plagiarisem rata -rata diatas    25%  bahkan ada yang mencapai 76%, sedangkan pertemuan para reviuwer  bulan lalu di kota Surabaya memutuskan  bahwa batas toleransi plagiarism  hanya sampai 25%. Akhirnya Proposal penelitian  tersebut di tolak, dan dosen tersebut tidak bisa melanjutkan penelitiannya.

Perjalananku dalam mengisi liburan akhir pekan  ke kampung suamiku ternyata membuahkan hasil, semua tulisan dalam buku " Dosen menulis  "   sangat menginspirasi. Bahkan ide  untuk mebuat  grup melilis online  sangat menggebu.

Dari tempat liburanku, aku mencoba menghubungi beberapa teman dosen  dan berdiskusi tentang niat aku mebuat grup menulis online, ternyata respon mereka baik   dan meyetujui. Ku sampaikan  juga  ide ini ke Ketua LPPM IAIN Ternate  sebagai atasan aku, dan Alhamdulillah beliau  juga menyetujui  sekalipun beliau tidak masuk dalam anggota grup ini.

Inilah  sekilas  hasil pengaalamanku  dalam menyimak  buku pemberian  Prof Ngainun yang sekarang sebagai mentor  kami. Satu hal yang sangat aku harapkan dari pembelajaran online kita ini  bahwa suatu saat nanti diantara  murid-murid Prof.Ngianun  bisa menjadi seperti  pakar menulis  seperti Prof.Ngainun  atau paling tidak  tulisan -tulisan kita  tidak lagi plagiat.

SEKIAN- TAMAT

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun