Mohon tunggu...
Iko Adi Wilantoro
Iko Adi Wilantoro Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Ad Maiorem Dei Gloriam

dari tulisan kita dapat membaca

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Buku dan Transformasi Melalui Kisah Santo Ignatius Loyola

26 Januari 2022   11:17 Diperbarui: 26 Januari 2022   11:41 1030
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

 Perubahan atau transformasi kadangkala kita anggap sebagai suatu hal besar yang harus didasari hal besar pula. Sering kita berpikir bahwa untuk melakukan hal besar, harus didasari oleh hal besar pula. Akan tetapi hal itu bisa dibilang pikiran dan anggapan yang tidak sepenuhnya benar. Lewat kisah seorang santo dari Spanyol yang bernama lahir Inigo Lopez De Loyola kita dapat bersama-sama mengetahui dan belajar bahwa hal yang sangat sederhana seperti membaca buku dapat mentransformasi seseorang menjadi pribadi yang benar-benar baru, baik dalam keseharian maupun orientasi hidup. Marilah bersama-sama mencermati kisah Inigo de Loyola secara singkat.

Sebelum menjadi seorang santo, Inigo adalah seorang tentara yang membela negrinya, dikenal memiliki kelihaian akan senjata dan kepercayaan diri yang tinggi akan kekuatan dan keberaniannya menjadikan Inigo sebagai seorang yang disegani, terutama dalam medan pertempuran. Berbagai pertempuran sudah dilalui Inigo, baginya, pertempuran adalah hal mulia yang bisa ia lakukan untuk raja yang di abdinya dan demi tercapainya kemuliaan pribadi, dari situ ia sangat menggemari perkelahian, adu pedang dan kegiatan lain terkait pertempuran. Akan tetapi dalam pertempuran di Pamplona, yang saat itu tentara Spanyol kalah jumlah dari lawannya yaitu tentara Perancis, Inigo terkena bom meriam yang mengenai kakinya dan menyebabkan dirinya terluka parah. Pertempuranpun pada akhirnya berhenti karena Inigo lah tanda semangat dan motivasi berperang, tanpa Inigo gairah bertempur tentara lain hilang dan memilih untuk menyerah.

Ketika pertempuran berakhir, atas dasar keberaniannya yang dikagumi tentara musuh, Inigo tidak ditangkap melainkan diungsikan ke puri Loyola milik keluarganya untuk menjalani pengobatan dan masa penyembuhan. Terkena bom meriam membuat kaki Inigo patah dan terluka, dari situ ia harus menanggung derita dan rasa sakit yang ada dalam proses penyembuhan melalui operasi yang menyakitkan. Operasi yang dijalani Inigo di puri Loyola tidak hanya sekali, bahkan demi mengihindari cacat pada kakinya, Inigo rela kakinya dipatahkan agar kembali ke tempat semula dan tidak mengalami cacat yang sangat tidak diinginkannya itu. 

Setelah penderitaan yang panjang dan bahkan hampir mati, Inigo pada akhirnya dapat terlepas dari proses panjang itu dan memasuki masa penyembuhan. Akan tetapi karena jiwanya yang kuat dan berkobar, Inigo mengalami kebosanan karena harus terbaring setiap hari karena belum bisa berjalan. Ditengah kebosanannya itu dia teringat akan buku-buku tentang ksatria yang hidup dalam kisah cinta dan pertempuran yang sering ia baca dulu, Inigo pun meminta pada keluarganya yang berada disitu untuk dicarikan buku semacam itu, akan tetapi di Puri Loyola hanya ada buku tentang Riwayat Hidup Santo Santa dan Kisah Hidup Kristus. 

Awalnya ia menolak karena tidak sesuai dengan dirinya dan masuk dalam kebosanan lagi. Namun setelah beberapa saat ia memilih untuk membaca kedua buku itu karena sudah sangat bosan. Peristiwa tidak terdugapun terjadi, kedua buku yang awalnya tidak menarik baginya, kini menjadi buku yang menginspirasi dan membawanya ke arah hidup yang lain. Inspirasi hidup dari Santo Santa yang ia baca membawanya pada keinginan untuk menjadi seperti mereka yang hidup dalam matiraga dan memuliakan Allah. Keinginan dan orientasi awal hidup Inigo untuk memuliakan dirinya, lewat buku yang dibacanya berubah menjadi keinginan untuk memuliakan Allah. 

Selanjutnya perubahan besar terjadi dalam diri Inigo, segala keinginan duniawi terkait pertempuran, ketenaran, wanita, dan kehormatan diri berubah total menjadi keinginan untuk meneladan santo santa dan mengikuti Kristus. Tidak hanya itu, Inigo pada akhirnya menyadari bahwa keinginannya terkait hal-hal duniawai hanyalah keinginan semu yang menyenangkannya sesaat dan ia sadar bahwa ketika membaca kisah santo santa dan kisah hidup Kristus ia mengalami kebahagiaan sejati. Dari situ dimulailah perjalanan panjang Inigo dalam tujuannya untuk memuliakan Allah hingga lahirnya ordo Serikat Yesus yang kini sudah berusia ratusan tahun.

Dari kisah Inigo kita dapat melihat dan menyadari bersama bahwa, dari sebuah buku kita dapat berubah, dan semua itu berdasar pada keterbukaan hati akan hal baru yang tentunya berasal dari Allah sendiri, dari Inigo juga kita belajar bahwa semangat yang berkobar akan hal-hal duniawi bisa kita alihkan pada hal-hal terkait surgawi yang tentunya membawa kita pada kebahagiaan sejati. Bisa kita bayangkan bahwa dari dua buku yang berjudul Flos Sanctorum dan Vitae Christi, terlahir ordo besar bernama Serikat Yesus yang sudah berdiri 500 tahun, semua itu tidak akan bisa ada jika saat itu Inigo atau St. Ignatius Loyola tidak memiliki keterbukaan hati akan rahmat dan Penyelengaraan Ilahi. Maka dari itu marilah kita bersama-sama menanamkan dalam hati dan pikrian kita semangat akan keterbukaan pada rahmat Allah yang pastinya akan hadir dalam hidup kita, karena semua adalah Demi Kemuliaan Allah yang lebih besar, AMDG!

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun