Mohon tunggu...
Aditya
Aditya Mohon Tunggu... Freelancer - Mahasiswa Sosiologi

Mengharap semua orang senang dengan pikiranmu adalah utopis. Keberagaman pikiran adalah keniscayaan yang indah.

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Bangkitnya Kapitalis

30 Januari 2020   13:21 Diperbarui: 30 Januari 2020   13:36 167
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi kapitalis di bidang kesehatan. Sumber: cartoonmovement.com

Beberapa minggu terakhir Dunia tengah diguncang oleh virus baru yang berasal dari Negeri tirai bambu, lebih tepatnya Wuhan. Dimana virus tersebut menjangkit sekurang-kurangnya 41 juta orang di Wuhan dan korban mulai berjatuhan, berdasarkan data dari South Morning China sampai 29 Januari 2020 telah 132 orang meninggal dunia dan masyarakat yang terjangkit mencapai 5974 kasus virus corona.

Tak hanya sampai disitu virus ini pun mulai menyebar ke beberapa negara lain, dan beberapa negara yang terdeteksi terjangkit virus corona seperti Amerika Serikat,  Prancis, Sri Lanka, Thailand, Taiwan, Vietnam, Korea Selatan, Nepal, Singapura, Australia, Malaysia Jepang, Kamboja, dan Jerman. Meski dengan jumlah yang tidak terlalu banyak namun tetap menjadi sebuah ancaman kesehatan karena hingga detik ini belum ditemukan antivirusnya.

Melihat beberapa negara yang terdetksi di atas, tidak berlebihan bila mengatakan jika Indonesia sedang dikepung oleh virus corona, hanya menunggu waktu saja untuk menjangkit Indonesia. Negara terdekat seperti Singapura dan Malaysia telah terdeteksi adanya virus tersebut disana.

Virus corona ini mengingatkan penulis dengan salahsatu film zombie terkenal yaitu Resident Evil, dimana pada film tersebut umat manusia menghadapi virus baru yang dapat membuat orang yang telah mati dan terjangkit oleh virus itu dapat hidup kembali hanya saja yang berfungsi otak dan nafsu makan. Tapi ini hanya sebuah refleksi saja, karena film fiksi ilmiah membuat batas antara kenyataan dan halu menjadi bias.

Tapi pada tulisan kali ini penulis tidak akan membahas lebih jauh kaitan virus corona dan film zombie resident evil, melainkan memandang virus corona secara sosiologis. Virus corona secara langsung maupun tidak langsung memberikan pengaruhnya ke beberapa bidang kehidupan sosial masyarakat.

Meminjam pendapat Muhammad Makro Maarif Sulaiman yang ia posting di feed instagramnya  pada tanggal 26 Januari 2020 lalu, setidaknya ada dua implikasi yang dapat muncul dari menyebarnya virus mematikan tersebut:

  • Terjadi perubahan pola hidup sehat secara radikal meliputi perubahan pemilihan konsumsi jenis makanan, meningkatkan daya kritis masyarakat terhadap manipulasi tanda merk dan rasa dalam setiap produk makanan, terjadi perombakan dan pengawasan lebih ketat terhadap distribusi bahan pangan dan obat-obatan, dan meningkatkan, dan meningkatkan kepatuhan warga dunia terhadap rezim medis modern.
  • Adanya perlombaan dalam menciptakan inovasi teknologi pencegahan dan pembersihan virus yang dapat berefek pada kapitalisasi massal dan instrumen medis dan merujuk pada konsep Ulrich Beck mengenai masyarakat risiko bahwa ada kerentanan dari inovasi teknologi pemusnah virus yang dapat menelurkan virus-virus penyakit baru karena disorientasi sistem dan konflik organisasi manajemen instrumen medis.

Benar saja beberapa hari setelah Makroma Arif mengeluarkan argumennya, Apotek Jimin Kangtai di Beijing, China menaikkan harga masker jenis N95 menjadi enam kali lipat untuk meraup untung lebih banyak dengan memanfaatkan moment yang penulis kira kurang tepat. Apotek Jimin Kangtai menjual masker N95 seharga Rp. 1.6 juta per kotaknya, ya itulah ruh kapitalis ingin meraup untung meski langit besok runtuh.

Teknologi kapitalis dalam hal ini masker, memandang masyarakat Wuhan yang tengah dilanda wabah corona sebagai domba-domba yang dapat digiring untuk membeli produk mereka dengan harga yang tinggi, dan apotek Jimin Kangtai ingin menjadi penggembalanya. Dan tentu saja ini akan membuat masyarakat yang membutuhkan masker akan tunduk pada rezim medis selaku pemilik komoditi.

Pemerintah di beberapa Negara juga mengawasi dengan ketat makanan yang berpotensi menimbulkan virus corona, China sendiri telah menutup pasar yang menjual hewan-hewan liar untuk dikonsumsi karena divonis sebagai sumber wabah tersebut. Dan beberapa negara lain juga melakukan tindakan pencegahan dengan menyidak makanan maupun hewan yang diperjual belikan khususnya hewan liar yang diduga menjadi sumber masalah.

Mengenai antivirus yang belum ditemukan ini juga menjadi masalah, dokter dan tenaga medis di Wuhan yang menangani pasien mulai merasa stress karena tiap hari masyarakat yang terjangkit virus ini terus berdatangan. Sehingga keadaan ini meningkatkan kepanikan dokter dan tenaga medis yang tidak tahu harus memberikan obat apa untuk kesembuhan pasien.

Hal ini tentu memicu terjadinya perlombaan untuk membuat antivirus corona, dan penulis meyakini ketika antivirus tersebut ditemukan, itu akan membuat awal dari kapitalisasi di bidang medis terbesar di sepanjang sejarah. Tentu antivirus tersebut akan dijual dengan harga yang tidak murah, mengingat virus ini telah menyebar ke beberapa negara.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun