Mohon tunggu...
Aditya
Aditya Mohon Tunggu... Freelancer - Mahasiswa Sosiologi

Mengharap semua orang senang dengan pikiranmu adalah utopis. Keberagaman pikiran adalah keniscayaan yang indah.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Terulang

1 Januari 2020   23:15 Diperbarui: 1 Januari 2020   23:43 77
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kembang api sumber hippopx.com

Malam pergantian tahun baru begitu amat ditunggu-tunggu. Ada yang turun kejalan bersama pacar, pergi bersama teman sekadar makan bakso dan ada juga yang di depan panggangan seraya mengipas & menatap api begitu dalam.

Canda dan tawa pecah di dekat panggangan, namun aku hanya tersenyum kecil sebab pikiranku tengah liar memburu ke setiap penjuru. Perihal kabar yang dibisikkan angin malam kepadaku.

Hatiku coba untuk menepis segala kabar yang dibisikkan oleh angin, namun pikiranku selalu menimbang dengan rasional. Ia tak ingin hatiku patah untuk kesekian kalinya.

Sedalam aku menatap api panggangan, aku tak percaya kau akan mematahkan lagi hatiku menjadi serpihan. Begitu percayanya aku kepadamu, tanpa ada rasa curiga. Bahkan saat jarak membentang diantara kita, cinta seharusnya memang begitu bukan?

2019 telah beranjak pergi, ku kira kau tak kan mengulanginya lagi.
Namun aku salah, puing-puing hatiku yang ku kumpulkan kembali kau serakkan. kau menghancurkanku tanpa setengah-setengah.

Atas segala doa-doa yang kulangitkan disepertiga malam akhir, aku sempat yakin bahwa malaikat merawat cinta kita, bahwa aku sempat yakin kau adalah pulangku dari sebuah pencarian cinta. Bahwa aku sempat yakin tuhan mengirimkanmu untuk ku jaga sepenuhnya.

Disaat aku sedang menulis cerita ini, mungkin kau sedang berbagi cerita, canda dan tawa dengannya. Percayalah aku memaafkanmu lebih dari caramu tidak setia kepadaku. Aku tak mengutuk apapun darimu.

Dan kini aku tak lagi menerbangkan namamu kelangit doa, tapi kudoakan semoga kau baik-baik saja dan bahagia disana.

Aku tetap percaya sebenarnya kau adalah orang yang baik, dan aku tak membencimu atas luka yang kuterima. Karena kau pernah jadi alasanku pulang kerumah hanya untuk bertemu denganmu.

Bila nanti kau berjumpa sesosok yang juga baik, jangan berniat untuk menyakitinya, jaga dia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun