Mohon tunggu...
Aditya
Aditya Mohon Tunggu... Freelancer - Mahasiswa Sosiologi

Mengharap semua orang senang dengan pikiranmu adalah utopis. Keberagaman pikiran adalah keniscayaan yang indah.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama FEATURED

Peran Ganda Buruh Perempuan

1 Mei 2019   09:37 Diperbarui: 1 Mei 2020   09:43 1488
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber gambar: solidaritas.net

Perempuan menurut pandangan tradisional memiliki tanggung jawab dasar yaitu, mengurusi rumah, memasak, serta melayani suami. Hal tersebut perempuan lakukan tanpa sedikitpun adanya penghasilan, artinya mereka melakukan hal tersebut semata-mata bentuk pengabdian sebagai seorang perempuan yang sudah berumah tangga. 

Dalam budaya patriarki, hal semacam itu memang hal yang lazim, dikarenakan perempuan harus berada di zona domestik. Dan dimasyarakat tradisional, perempuan yang tidak bertanggung jawab pada zona domestiknya sudah pasti mendapat sanksi sosial ringan sampai sanksi sosial yang berat.

Fenomena saat ini, perempuan tidak lagi sekadar mengerjakan tugas-tugas domestik, namun juga membantu memenuhi kebutuhan hidup yang semakin hari semakin tidak dapat dijangkau oleh keluarga berstatus menengah ke bawah. Alhasil permpuan mau tidak mau harus keluar dari zona domestiknya, dengan misi membantu suami dalam memenuhi kebutuhan hidup keluarga.

Soerjono Soekanto ( 2002:243) mendefinisikan peran sebagai aspek dinamis dari kedudukan ( status), apabila seseorang melaksanakan hak dan kewajibannya sesuai dengan kedudukannya, maka ia menjalankan suatu peranan. 

Status tersebut diperoleh seseorang apabila telah melaksanakan hak dan kewajiban yang dimiliki seseorang sesuai dengan kedudukannya. Dengan kata lain ia telah menjalankan suatu fungsi dari perannya yang pada akhirnya memperoleh sebuah kedudukan (status). 

Perempuan yang keluar dari zona domestiknya untuk bekerja memiliki dua peran, pertama sebagai seorang ibu bagi keluarganya, yang kedua sebagai pekerja yang membantu suami mencari nafkah.

Kemiskinan di Indonesia menjadi salah satu faktor yang memaksa perempuan dari keluarga berstatus menengah kebawah untuk turut andil dalam memenuhi kebutuhan keluarga. 

Data yang dikeluarkan oleh Badan Pusat Statistik, pada bulan Maret 2018, jumlah penduduk miskin (penduduk dengan pengeluaran per kapita per bulan di bawah Garis Kemiskinan) di Indonesia mencapai 25,95 juta orang (9,82 persen).

Permasalahan tidak hanya cukup sampai disitu, ketika perempuan keluar dari zona domestik timbul beberapa permasalahan, ada beberapa problematika yang harus dihadapai oleh perempuan yang bekerja:

Peluang kerja
Sering kali perempuan yang mau bekerja dihadapkan dengan peluang kerja yang minim ketimbang laki-laki. Dengan pertimbangan bahwa perempuan memiliki kekuatan yang tak sebanding dengan laki-laki, maupun bagi perempuan yang mau menikah atau sedang menjadi seorang ibu akan mempengaruhi kinerjanya. 

Alhasil perempuan menempati posisi yang kurang strategis, seperti sebagai sekretaris hingga ke penyapu jalanan atau bersih-bersih. Memang ada beberapa perempuan yang menempati posisi strategis namun jumlahnya tidaklah sebnayak perempuan yang berada di posisi kurang strategis.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun