Mohon tunggu...
Aditya
Aditya Mohon Tunggu... Freelancer - Mahasiswa Sosiologi

Mengharap semua orang senang dengan pikiranmu adalah utopis. Keberagaman pikiran adalah keniscayaan yang indah.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Menjemput Rindu

4 November 2018   19:06 Diperbarui: 4 November 2018   19:33 280
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumen Pribadi Alia Rahmah

Rindu adalah anugerah terindah yang diberikan oleh semesta kepada cucu adam dan hawa yang tengah terjarakkan oleh waktu, berjumpa via suara pun menjadi alternatifnya, meski kadang di sudut ruang kamar masih menyisakan sekeping rindu yang entah kenapa tak mau beranjak pergi. Ia meratapi dinding yang telah usam oleh waktu, catnya yang mengelupas menandakan bahwa dinding tersebut sedang tidak baik-baik saja. Tapi ku coba mengalihkan pikiranku ke hal lain, pada hal yang menyenangkan tentang perjumpaan yang kedua kita belum lama ini.

Bulan beranjak, Oktober membuka lembaran barunya. "Bulan kelahiran" katamu di snap Whatsapp yang sempat ku baca, aku mulai berpikir hal apa yang akan kujadikan hadiah dihari spesialmu, jam tangan? Bunga? Atau coklat?

Ah sepertinya itu hadiah biasa yang diberikan oleh pasangan lainnya, aku merebahkan diri di pulau kapuk sembari memikirkan hadiah yang akan kuberikan padamu. Hem.. ternyata memilih hadiah untuk perempuan yang di komitmenkan tak semudah kelihatannya. Ada banyak pertimbangan yang harus benar-benar ku pikirkan, agar hadiah sederhana yang akan aku berikan memberikan kesan.

Saat malam merangkul langit yang menjadikannya gelap ditemani cahaya bintang yang penuh harapan, kita saling melempar rindu melalui pesan yang kita kirim. Kau berharap dihari spesialmu nanti aku ada di sampingmu, merayakan bertambahnya umurmu di dunia. Aku yang sedang diterpa banyak tugas matakuliah hanya bisa menenangkan mu dengan kata-kata indah. Dengan harap kau mengerti bagaimana situasi yang sedang kuhadapi. Terbersit di hati kecil ku, aku ingin membuat kejutan untukmu meski aku memberikannya tak tepat waktu, mengingat jadawal kuliah ku yang cukup padat ditambah amanah di ormawa.


Hari demi hari terlalui dengan pikiran hadiah apa yang akan ku berikan, isi kepalaku berkecamuk memikirkannya. Atas saran dari sekretarisku di ormawa, aku membeli kalung, ya kalung sederhana namun ku pikir begitu indah seindah dirimu yang akan memakainya. Setelah membeli kalung kini saatnya mecarikan kotak untuk kado nya, tak jauh dari tempat membeli kalung ada toko yang menjajakan pernak-pernik asesoris dan aku menemukan rak yang berisikan tempat kado dengan warna dan motif yanf indah. Aku mulai memilih-milih tempat kado yang cocok, melalui pertimbangan yang begitu alot akhirnya aku mengambil tempat kado yang berwarna gelap nan elegan, agar tidak terlalu mencolok dan norak.

Kini timbul pertanyaan baru, bagaimana aku bisa memberikannya kepadamu? Skema seperti apa yang akan ku gunakan untk memberikan kalung ini padamu. Hemm.. tentu dengan mengirimkannya lewat paket JNE akan lebih praktis, kalungnya sampai dan aku tetap bisa mengerjakan tugas kuliah dan ormawa ku. Ya karena minggu ini aku sedang banyak tugas dan ulangan tengah semester. Tapi dengan memberikannya secara langsung padamu akan menambah kesan. Kini aku dihadapkan dengan dua pilihan, memberikan hadiahnya melalui pengiriman paket atau aku pulang dan memberikannya padamu langsung.

17 Oktober 2018.

Hari yang kau tunggu dan aku hanya bisa mengirimkan ucapan melalui jemariku. snap Whatsapp mu terpampang kado-kado dari pengagum berat mu, aku hanya bisa menenangkan hatiku sembari berdoa "ketika rasa cemburu ini tiba, aku hanya bisa meminta Allah Mendekapmu lebih lama, kau diciptkan Nya, tak ada alasanku untuk khawatir." Dan ketika rembulan bertahta atas langit, aku mencarimu, coba untuk tetap hadir meski hanya melalui pesan singkat yang ku kirim.


Tapi nampaknya keinginan mu untuk aku hadir di sisimu begitu besar, tiba-tiba saja setelah kau mengucapkan kata-kata rindu kau membalas begitu cuek, aku yang telah merencanakan semuanya menganggap ini adalah momen yang pas untuk mengerjaimu. Aku hanya baca pesanmu dan tak ku balas, malam itu aku matikan data seluler ku agar kau mengira aku marah padamu. Dengan skema yang kugiring kau masuk kedalamnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun