Mohon tunggu...
Aditya
Aditya Mohon Tunggu... Freelancer - Mahasiswa Sosiologi

Mengharap semua orang senang dengan pikiranmu adalah utopis. Keberagaman pikiran adalah keniscayaan yang indah.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Mengorbankan Kepentingan Umum atau Kepentingan Pribadi?

5 Maret 2018   22:13 Diperbarui: 5 Maret 2018   23:25 973
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Korwil PKH Provinsi Riau (Sumber Gambar: FORMADIKSI UNRI)

Tepat pada hari jumat (2/3/2018) lalu, Forum Mahasiswa Bidikmisi Universitas Riau atau kerap disapa FORMADIKSI UNRI secara resmi dilantik untuk masa bakti 2017-2018. Acara yang berbalut kesederhanaan tersebut turut menghadirkan pembicara yang luar biasa. Pasalnya beliau merupakan sosok yang menginspirasi dengan bahasa yang sederhana namun tetap berbobot.

Siapakah sosok tersebut? Beliau adalah Abdul Khalim Mahali, LLB (Hons), MA, MPIR yang menjadi pembicara di sesi sharing and motovation pelantikan FORMADIKSI UNRI. Beliau merupakan lulusan S1 & S2 Universitas Islam Antarbangsa dan pernah mengajar di FISIP Universitas Muhammadiyah Jakarta, FISIP Universitas Al-Azhar Indonesia Jakarta, Universitas Islam Attahiriyah Jakarta, FISIP Universitas Pembangunan Nasional Jakarta, Universitas Muhammadiyah Sumatra Utara dan banyak lagi.

Beliau juga mempunyai sederet karya akademis diantaranya; Membongkar Ambisi Global AS, Gelisah di Rantau, Rahasia Meraih Sukses, Benarkah Ahmadiyah Sesat? Catatan Bagi Muslim Indonesia dalam Menyikapi Gerakan Ahmadiyah Internasional, Menjarah Negara Muslim, Islam dan Barat: Konflik atau Kerjasama, Sahariah Principles of Management in Prectice, Meluruskan Konsep Jihad, Membangun Pertahanan Nasional: Peluang dan Tantangan.

Dari sisi pengalaman kerja beliau pernah bekerja sebagai wartawan majalah tempo, staff ahli duta besar RI untuk india, pakistan dan afghanistan, korwil PKH Provinsi Riau kementrian sosial RI, dewan pengurus MUI provinsi Riau, dewan pengurus NU provinsi Riau.

Di sesi sharing and motvation beliau memaparkan bahwa mahasiswa tidak bisa dilepaskan dari yang namanya organisasi. Dua hal tersebut ibarat kedua kaki manusia, kaki kanan berada di sisi kuliah dan sebelah kiri berada di sisi organisasi. 

Nah, jika mahasiswa hanya fokus di sisi kuliah maka ia diibaratkan sedang stroke sebagian. Apabila mahasiswa tidak aktif di kedua sisi dapat dikatakan bahwa mahasiswa  tersebut sudah stroke secara keseluruhan. Seperti yang sama-sama kita ketahui, mahasiswa mempunyai fungsi yaitu sebagai agent of change, social control dan iron stock, maka jalankanlah fungsi yang semestinya kita jalani.

Dan seringkali dalam berorganisasi kita dihadapkan oleh dua pilihan yang sama-sama penting, namun kita harus mengambil keputusan dan tidak ingin membuat salah satu sisi merasa kecewa. Maka caranya adalah lihat resiko yang paling kecil. Sepertihalnya dalam berorganisasi, ketika ada salah satu anggota yang tidak aktif namun dia adalah teman baik kita maka kita akan diterpa dilema berkepanjangan. 

Kita pertahankan teman baik kita tadi dan mengorbankan organisasi (kepentingan orang banyak) atau merehuffle teman baik kita dan mengorbankan pertemanan kita, Itu semua kita yang memutuskan, sebab kita tak bisa meminjam palu milik tetangga untuk memvonis. Kita tak dapat selalu membahagiakan orang lain dengab keputusan yang kita ambil karena kebahagiaan berdampingan dengan kekecewaan. Oleh sebab itu keputusan yang kita ambil akan ada salah satu sisi yang merasa kecewa.

Penyerahan plakat (Sumber Gambar: FORMADIKSI UNRI)
Penyerahan plakat (Sumber Gambar: FORMADIKSI UNRI)
Dalam berorganisasi juga mesti kita tekankan semangat dan konsisten, sebab seseorang pasti akan menemui titik jenuhnya. Ketika hal tersebut hadir maka kita harus tanggap dan peka, serta melakukan pendekatan yang dapat membuat anggota kita itu tumbuh kembali semangat berorganisasinya.

Lalu beliau juga mengingatkan kepada pengurus FORMADIKSI Universitas Riau dan mahasiswa bidikmisi yang hadir bahwa bobot kita kuliah itu 70%, untuk berorganisasi 20%, serta 10% untuk berkomunikasi dan takaran tersebut hangan diputar balikkan, ujar beliau.

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun