Teruntuk Februari yang kerap kali menyuguhkan puisi bersajak elegi.
Atau untuk diriku sendiri yang terkepung memori di bulan Februari.
Sampai kapan kau terus seperti ini?
Menyelami pilumu seorang diri
Tanpa ada yang mau peduli
Apa kau tak mau berhenti?
Untuk terus menyiksa dirimu sendiri
Hati mu sudah runtuh setengah mati
Digerogoti rindumu yang tak tau diri
Kau seharusnya mengerti
Teman lelakinya tak hanya kau seorang diri
Tapi kau malah sibuk berimajinasi
Untuk setia sampai mati
Berhenti !!!
Sudah saatnya hatimu melakukan rotasi
Tentu juga evolusi
Karena hatimu layak dikagumi
Teruntuk Februari yang selalu saja menyajikan luka.
Atau untuk diriku sendiri yang tekekang sebuah fatamorgana.
Apa kau sudah lupa?
Bahwa kau bukan siapa siapa?
Sampai kau hanyut terbawa imajinasi yang selalu ada dikepala
Apa kau belum berputus asa?
Mengingat setiap peristiwa selalu berakhir sama
Sama sama berakhir duka
Tanpa sebuah balasan rasa
Tapi aku percaya!!! Bahwa kau akan selalu bisa
Keluar dari hal - hal yang membuat mu selalu kecewa
Dan kemudian kau akan semakin mendewasa
Tanpa ada sesal yang menjelma didalam dada.
Teruntuk Februari yang mungkin esok menjadi ceria.
Atau untuk diriku sendiri yang terlepas dari sebuah luka.
Terimakasih semesta
Untuk segala proses yang membuatku semakin mendewasa.