Mohon tunggu...
Aditya Putra Pratama
Aditya Putra Pratama Mohon Tunggu... Mahasiswa -

Mahasiswa Jurusan Komunikasi UPN Veteran Jatim. Masih belajar mengungkapkan isi otak dalam sebuah tulisan. Suka apapun yang berhubungan dengan musik 🎼🎧😈

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Pilihan

Popularitas Band yang Terangkat Berkat Pembajakan Online

19 Maret 2016   09:15 Diperbarui: 19 Maret 2016   10:10 125
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Sekarang Kebanyakan Orang Lebih Memilih Mendownload sebuah Lagu Dibanding Harus Membeli Rilisan Fisiknya"][/caption]

Pembajakan adalah hal yang dianggap lumrah di era digital ini. Pembajakan dalam hal apapun. Mulai karya musik, film, puisi, cerpen, artikel sampai yang lagi tren sekarang yaitu pembajakan pada status bbm temen sendiri hahaha. Dalam dunia musik, pembajakan seolah menjadi ajang percobaan untuk menilai sebuah karya. Jika karya itu terbukti bagus, baru lah membeli rilisan fisiknya. Bukankah begitu? Saya pribadi sih iya. Bukannya tidak mau munafik atau apa, namun siapa orang yang mau membeli rilisan fisik dari suatu band jika belum pernah mendengar satu lagu pun dari album yang akan dibelinya? Apalagi band tersebut tidak mempublikasikan cuplikan atau review albumnya. Pasti kita mendownload terlebih dahulu, entah dari situs atau blog milik siapa. Yang penting kan didengarkan, jika bagus dan punya uang lebih pasti dibeli deh. Apalagi harga Kaset, CD, ataupun Vinyl (Piringan Hitam) yang semakin mahal.

Apakah salah? Tentu tidak. Karena ada satu dari beberapa hal positif yang dapat dipetik dari perbuatan yang seharusnya tidak boleh dilakukan tersebut. Yaitu popularitas. Kita pasti pernah melihat sebuah lagu di Youtube yang diunggah bukan dari akun official milik band tersebut. Melainkan dari orang lain yang tidak ada sangkut pautnya dengan band tersebut. Dan bagaimana jika viewers-nya sampai ribuan bahkan jutaan karena lagu tersebut ternyata bagus? Siapa yang terkenal? Pengunggah tersebut? Tentu bukan, kan?

Bisa jadi itu adalah penjaga warnet yang up to date soal musik dan mendapat lagu-lagu tersebut dari album aslinya. Entah dia membeli rilisan fisiknya, membeli secara digital, ataupun mendapatkan filenya dari orang lain, lalu menyebarkannya lewat blog pribadi dan Youtube. Misalkan sebuah band merilis albumnya pada pagi hari, siangnya orang itu sudah mendapatkan file lagu-lagu tersebut, malamnya mulai diunggah,  dan esoknya sudah bebas dilihat, didengarkan, serta diunduh.

Tidak salah juga jika kita menyebut mereka para pembajak dan pengunggah tersebut sebagai pahlawan tanpa tanda jasa. Iya kan? Mereka dengan senang hati menyebarkan tanpa berharap apapun. Malah terancam hukuman penjara jika ketahuan. Tapi kita jadi tahu tentang lagu, band, bahkan genre musik tertentu berkat mereka kan? Dan seharusnya para pelantun dari lagu itu berterima kasih juga kepada pengunggah tersebut. Bisa jadi juga mereka terkenal berkat file dari pengunggah yang entah siapa tadi.

Sekarang tentu orang memilih mengunduh sebuah lagu secara gratis dibanding harus mengeluarkan uang untuk membeli rilisan fisik dari sebuah band. Kecuali para penikmat musik yang penuh apresiasi. Namun perbandingannya mungkin hanya satu banding seribu. Coba mana yang paling sering anda dengar akhir-akhir ini, “Dimana situs untuk mendownload lagu-lagu ini?” atau “Dimana toko yang menjual CD original berisi lagu-lagu ini?” Hahaha.

Tidak bermaksud membela yang salah, tapi kita harus tetap berpikiran positif terhadap mereka yang dipandang buruk di sisi yang lainnya. Jika mereka memang merugikan pihak band tersebut secara finansial karena berimbas langsung pada angka penjualan rilisan fisiknya, tapi setidaknya mereka membantu dalam hal mengangkat popularitas dari band atau penyanyi tersebut lewat media yang murah dan mudah dijangkau. Siapa tahu juga para pengunggah itu malah fans dari band yang lagunya dibajak sendiri olehnya dengan maksud untuk menyebarkan kepada fans lainnya dengan gratis. Itu mungkin saja.

 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun