Mohon tunggu...
Aditya Rizky
Aditya Rizky Mohon Tunggu... Asisten Pribadi - Creative

News

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

STIH Adhyaksa Hadir untuk Mendukung Indonesia Menjadi Negara Hukum yang Maju di Masa Depan

6 Oktober 2022   18:11 Diperbarui: 6 Oktober 2022   18:15 604
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

JAKARTA- Sekolah Tinggi Ilmu Hukum Adhyaksa (STIH Adhyaksa) yang didirikan oleh Yayasan Karya Bhakti Adhyaksa sejak 26 Januari 2022 lalu telah mendapatkan akreditasi baik dari Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN-PT), kini diresmikan dengan acara penandatanganan prasasti yang dilakukan oleh Jaksa Agung RI, ST Burhanuddin yang juga menjabat sebagai Ketua Dewan Pembina Yayasan Karya Bhakti Adhyaksa, di Gedung STIH Adhyaksa, Jalan Mabes Hankam, Cipayung, Jakarta Timur, pada hari Senin, 3 Oktober 2022 lalu.

Pada peresmian ini turut hadir Bambang Sugeng Rukmono, Jaksa Agung Muda Bidang Pembinaan pada Kejaksaan RI sebagai Ketua Dewan Pengawas Yayasan Karya Bhakti Adhyaksa, Ali Mukartono Jaksa Agung Muda Bidang Pembinaan pada Kejaksaan RI sebagai Anggota Dewan Pengawas Yayasan Karya Bhakti Adhyaksa dan Asep N Mulyana sebagai Anggota Dewan Pengawas Yayasan Karya Bhakti Adhyaksa.

Acara ini dihadiri pula oleh Reda Manthovani, Kepala Kejaksaan Tinggi DKI Jakarta sebagai Anggota Dewan Pembina Yayasan Karya Bhakti Adhyaksa, Maya Miranda Ambarsari, S.H., M.I.B sebagai Anggota Dewan Pembina Yayasan Karya Bhakti Adhyaksa, Narendra Jatna sebagai Ketua Pengurus Yayasan Karya Bhakti Adhyaksa, dan Hasbullah sebagai Ketua STIH Adhyaksa.

STIH Adhyaksa didirikan sebagai bentuk dedikasi para pendiri Yayasan Adhyaksa yang ingin ikut berkontribusi dalam meningkatkan mutu pendidikan dan membangun generasi muda yang lebih berkualitas di Indonesia melalui ilmu hukum.

STIH Adhyaksa dalam kurikulum pembelajarannya menggabungkan para dosen dan staf pengajar yang berasal dari kalangan praktisi di bidang hukum yang berintegritas dan profesional, juga didukung para dosen kehormatan dari kalangan Kejaksaan RI yang juga berperan sebagai praktisi di bidang ilmu hukum. Sistem pembelajaran inklusi ini bertujuan agar para mahasiswa secara keseluruhan bisa mempelajari teori dan praktik secara mendalam, baik secara keilmuan hukum maupun bidang praktisi hukum serta dapat melakukan praktik secara langsung penegakan hukum di Kejaksaan RI.

Burhanuddin berpesan kepada para mahasiswa baru STIH Adhyaksa, "Kunci bagaimana agar kita bisa berbuat tindakan hukum secara adil adalah dengan menggunakan sandaran hati nurani, yaitu dengan memulai untuk mempelajari ilmu hukum menggunakan akal pikiran dan juga menggunakan pendekatan perasaan batin yang ada di dalam lubuk hati kita".

Ia berharap ini akan menjadi ujung tombak perubahan atas penegakan hukum yang ada di Indonesia. Para mahasiswa akan dididik dan ditanamkan nilai-nilai moral serta pentingnya menggunakan hati nurani dalam penegakan hukum, didasari oleh tujuan dari keberadaan hukum itu sendiri yaitu keadilan, kemanfaatan dan kepastian hukum yang bisa saling meniadakan, maka dari itu diperlukan hati nurani dari diri kita yang akan menjadi jembatan untuk mencapai titik keseimbangan di antara ketiganya.

"Saya memandang hati nurani sebagai suatu badan keadilan yang keputusannya tidak dapat dibanding, hati nurani adalah suara abadi kebenaran dan keadilan, yang tidak dapat dibungkam oleh apa pun", tuturnya.

Mendikbud Ristek, Nadiem Makarim mengatakan bahwa Merdeka Belajar Perguruan Tinggi atau Merdeka Belajar Kampus Merdeka telah membawa sistem pendidikan di Indonesia ke arah kemajuan. Didasari prinsip bahwa setiap mahasiswa akan mendapatkan kesempatan untuk belajar di luar kampus dan memilih kegiatan yang sesuai minat masing-masing, sehingga mereka dapat mempersiapkan diri dengan kemampuan dan ilmu pengetahuan yang dibutuhkan untuk menghadapi tantangan di dunia kerja sesungguhnya.

Ia menjelaskan bahwa STIH Adhyaksa telah sejalan dengan persyaratan yang pernah disampaikan oleh Pak Nadiem Makarim (Mendikbud Ristek) yang menginginkan adanya Kampus Merdeka, salah satunya adalah perihal para pengajar dan para dosen yang setengahnya berasal dari kalangan praktisi hukum dan setengah lainnya berasal dari kalangan akademisi.

Di tahun ajaran 2022/2023 ini, STIH Adhyaksa telah menerima sebanyak 60 mahasiswa baru dan jumlah ini akan terus bertambah ke depannya. Para mahasiswa yang telah diterima disini sudah melalui sejumlah tes seleksi masuk yang ketat, bahkan beberapa mahasiswa diantaranya yang memiliki prestasi akademik di sekolah menengah telah diberikan beasiswa perkuliahan dari yayasan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun