Mohon tunggu...
Aditya Restu Ari Pratama
Aditya Restu Ari Pratama Mohon Tunggu... Lainnya - PSIK Ners UNISA 2019

Semakin berisi semakin merunduk

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Adaptasi Kebiasaan Baru

31 Desember 2020   18:15 Diperbarui: 31 Desember 2020   19:29 95
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Pandemi COVID-19 yang terjadi pada tahun ini memberikan dampak pada banyak pihak, kondisi ini sudah merambah pada dunia pendidikan. Pemerintah pusat sampai tingkat daerah memberikan kebijakan untuk meliburkan seluruh lembaga pendidikan untuk mencegah meluasnya penularan COVID-19, dengan meliburkan seluruh aktivitas pendidikan ini pemerintah dan lembaga yang terkait menghadirkan alternatif agar proses pendidikan tetap terlaksana.

Prinsip yang diterapkan dalam kebijakan masa pandemi COVID-19 adalah kesehatan dan keselamatan peserta didik, pendidik, tenaga kependidikan, keluarga dan masyarakat merupakan prioritas utama dalam menetapkan kebijakan pembelajaran.

Semua orang khususnya sangat merasakan dampaknya terutama di bidang perekonomian. Perekonomian Indonesia sangat terpuruk akibat pandemi. Pemerintah berusaha menstabilkan kembali perekonomian Indonesia. Selain itu memulai kebiasaan baru akibat pandemi ini. Semua diharuskan dapat berjalan baik sebagaimana mestinya. Pemerintah mengusahakan yang terbaik untuk semuanya.

Kondisi saat ini menuntut pendidik dalam hal ini adalah guru atau dosen untuk berinovasi mengubah pola pembelajaran tatap muka menjadi pola pembelajaran tanpa tatap muka atau bisa disebut dengan pembelajaran daring dengan mengakses pembelajaran melalui media internet.

Namun, pembelajaran daring yang diterapkan selama ini tidak disambut baik oleh beberapa orang tua, siswa maupun mahasiswa yang bertempat tinggal didaerah pelosok tanpa ada jaringan internet. Hal yang menjadi kendala dan hambatan yang lain adalah pada pembelajaran daring materi diberikan kemudian siswa dan mahasiswa membaca, sehingga menimbulkan rasa bosan.

Dan pada pembelajaran daring ini juga kurang memuaskan karena fasilitas yang kurang memadai, sehingga kurangnya komunikasi terhadap pengajar yang membuat siswa dan mahasiswa kurang paham dengan materi yang disampaikan atau dipelajari, terkadang pandangan siswa dan mahasiswa tidak sepenuhnya berfokus pada pembelajaran karena sudah merasa bosan. Pembelajaran daring yang awalnya dianggap efektif bisa berubah menjadi tidak efektif jika masih banyak terjadi hambatan atau kendala.

Lalu untuk menghilangkan kebosanan dalam pembelajaran daring dengan melakukan hal yang sederhana yaitu membuat suasana belajar senyaman mungkin karena ketika kita sudah merasa nyaman membuat kita menjadi semangat mengikuti pembelajaran, bisa juga dengan merangkum pokok pembelajarannya, mendengarkan musik sejenak agar otak fresh dan tenang, berolahraga juga bisa menghilangkan rasa bosan sekaligus tubuh dapat menajdi sehat, menonton video yang disukai dan bisa juga berbagi cerita dengan keluarga atau sahabat.

Harapannya setelah kondisi normal atau pun wabah COVID-19 sudah berakhir pembelajaran dapat dilakukan secara tatap muka jika wabah belum berakhir diharapkan kedepannya ada model atau metode daring yang lebih baik lagi untuk menunjang pembelajaran agar lebih efektif dan efisien yang mampu diterima oleh siswa maupun mahasiswa dengan baik dan pembelajaran daring bisa dijadikan sebagai solusi yang baik untuk menunjang kemajuan belajar di rumah dalam konsidi pandemi seperti ini.

Selain itu diharapkan masyarakat tetap dapat beraktifitas normal dengan menerapkan kebiasaan baru seperti memakai masker,mencuci tangan dan menghindari kerumunan.  

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun