Mohon tunggu...
Adityara Nur Fadhila
Adityara Nur Fadhila Mohon Tunggu... Mahasiswi -

Pejuang tingkat akhir yang lagi berburu mencari data untuk bahan tugas akhir.. BIsmillah menuju September 2016 !!

Selanjutnya

Tutup

Money

PENGARUH BIAYA PRODUKSI TERHADAP EFISIENSI LABA KOTOR

9 November 2015   20:48 Diperbarui: 30 November 2015   15:05 1939
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

 

        Sumber : “Pengertian Biaya Produksi dan Komponen”.09 November 2015

http://jalurbaru.blogspot.com/2013/06/pengertian-biaya-produksi-dan-komponen.html

Pada saat ini banyak berdiri perusahaan-perusahaan baru yang menawarkan produk yang sama dengan harga yang lebih murah sebagai alternatif bagi konsumen. Produk berkualitas baik dengan harga miring tentunya akan menarik minat konsumen yang sedang mencari produk alternatif yang kualitasnya tidak terlalu beda dengan harga yang murah.Tentu saja perusahaan tetap mempunyai tujuan utama yaitu memperoleh laba yang sebesar-besarnya dengan biaya yang sekecil-kecilnya. Untuk itu diperlukan sistem perencanaan yang matang. Disamping perencanaan juga harus diperhatikan pengendaliannya, karena perencanaan tanpa pengendalian tidak akan berguna. Perusahaan juga perlu memperhatikan adanya biaya produksi.

***

Biaya produksi adalah biaya yang dikeluarkan selama proses produksi, mulai pada saat pembelian bahan baku sampai dihasilkannya produk jadi siap jual. Berikut adalah definisi biaya produksi dalam buku berjudul “Akuntansi Biaya”:

“Biaya produksi merupakan biaya-biaya yang terjadi untuk mengolah bahan baku menjadi produk jadi yang siap untuk dijual” (Mulyadi,2000;14)

Berdasarkan definisi biaya produksi di atas biaya produksi merupakan biaya yang dikeluarkan untuk mengolah bahan baku menjadi produk jadi siap jual. Berikut adalah unsur-unsur biaya produksi dalam buku berjudul “Akuntansi Biaya”:

“Menurut objek pengeluarannya, secara garis besar biaya produksi ini dibagi menjadi: biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik (factory overhead cost).” (Mulyadi,2000;14)

Biaya produksi dapat digolongkan menjadi beberapa kategori, diantaranya :

Biaya tetap atau fixed cost (FC) Merupakan biaya yang dalam periode waktu tertentu jumlahnya tetap dan tidak berubah, serta tidak bergantung pada banyak sedikitnya jumlah produk yang berhasil diproduksi. Contoh : biaya penyusutan alat, biaya sewa gedung

Biaya Variabel atau variable cost (VC) Merupakan biaya yang jumlahnya dapat berubah-ubah sesuai dengan jumlah produk yang berhasil diproduksi. Contoh : biaya bahan baku, upah tenaga kerja bersistem komisi.

Biaya total atau total cost (TC) Merupakan kombinasi dari biaya tetap dan biaya variabel yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk kegiatan produksi dalam suatu periode.

Dari segi pembiayaannya sendiri, suatu hal yang dibiayai dapat berupa produk maupun departemen produksinya sendiri. Mengenai hubungan keterkaitan dengan hal yang dibiayai, biaya dikelompokkan menjadi 2 karakteristik, yaitu

Biaya langsung (Direct Cost) Biaya langsung merupakan sejumlah biaya yang terbentuk oleh adanya faktor yang dibiayai. Jika hal yang perlu dibiayai tersebut tidak ada, maka biaya langsung ini tidak akan terbentuk. Biaya produksi langsung terbentuk dari biaya bahan baku dan ongkos tenaga kerja langsung.

Biaya tidak langsung (Indirect Cost) Biaya tidak langsung adalah sejumlah biaya yang terbentuk bukan hanya karena adanya suatu hal yang perlu dibiayai, namun juga bergantung pada biaya-biaya tak langsung yang menyertainya. Biaya ini biasanya disebut juga sebagai Biaya Overhead Pabrik atau factory overhead cost.

Perhitungan Biaya Produksi

Dalam pembuatan produk terdapat dua jenis biaya, biaya produksi dan biaya non produksi. Biaya produksi adalah biaya yang dikeluarkan untuk memproduksi barang, sedangkan biaya non produksi adalah biaya-biaya yang dikeluarkan untuk kegiatan non produksi, seperti biaya pemasaran, biaya administrasi dan umum. Biaya produksi membentuk harga pokok produksi untuk menghitung total harga pokok produk.

Metode penentuan harga pokok produksi adalah cara menghitung unsur-unsur biaya ke dalam harga pokok produksi. Terdapat dua pendekatan dalam menghitung unsur-unsur biaya ke dalam harga pokok produksi: Full Costing dan Variable Costing.Berikut adalah pengertian Full costing dalam buku berjudul “Akuntansi Keuangan”:

Full costing merupakan metode penentuan harga pokok produksi yang memperhitungkan semua unsur biaya produksi, yang terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik, baik variable maupun tetap ditambah dengan biaya non produksi (biaya pemasaran, biaya admisistrasi dan umum).” (Mulyadi,2000;18)

Untuk Variable Costing, berikut adalah pengertian Variable Costing berdasarkan buku yang berjudul “Akuntansi Biaya”:

Variable costing merupakan metode penentuan harga pokok produksi yang hanya memperhitungkan biaya produksi yang bersifat variabel ke dalam harga pokok produksi, yang terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik variabel”. (Mulyadi,2000;20)

Pengertian Laba Kotor

Laba kotor merupakan laba yang diperoleh dari pendapatan bersih yang dikurangi oleh biaya (cost) bukan beban (expense). Adapun pengertian lain dari laba kotor dalam buku yang berjudul “Pokok Pokok Analisis Keuangan” adalah sebagai berikut:

“Selisih antara penjualan bersih (unit penjualan kali harga jual) dengan harga pokok penjualan (unit penjualan kali unit cost) menunjukkan laba bruto”. (Djarwanto Ps.,1996;160)

Perhitungan Laba Kotor

Ada dua metode penyusunan Laporan Laba Rugi berdasarkan buku yang berjudul “Akuntansi Keuangan 1”, yaitu:

  1. Metode Satu Tahap (Single Step)
  2. Metode Bertahap (Multiple Step)

            Metode Single Step adalah metode yang sangat sederhana dimana hanya terdapat dua unsur di dalamnya yaitu pendapatan dan biaya. Keuntungan dari metode Single Step ini adalah kesederhanaan penyajiannya dan tidak ada pengklasifikasian pendatapan dan biaya berdasarkan prioritasnya. Sedangkan untuk metode bertahap (Multiple Step) terdapat pengklasifikasian. Keuntungan metode Single Step adalah sederhana penyajiannya, dan tidak menerapkan pada klasifikasi pendapatan dan biaya menurut urutan prioritas. Berdasarkan metode ini masalah pengklasifikasian penyajian dihilangkan.

Untuk metode bertahap (Multiple Step) terdapat pengklasifikasian sehingga dapat dengan mudah memisahkan biaya operasi dan biaya non-operasi dan dapat membandingkan harga pokok produk dengan pendapatan yang dihasilkan selama periode tertentu.

***

Jadi dapat disimpulkan bahwa biaya produksi merupakan aspek penting bagi setiap perusahaan, jika perusahaan tidak dapat mengelola biaya produksi dengan baik maka perusahaan dapat mengalami kesulitan. Jika perusahaan ingin tetap bertahan perusahaan harus benar-benar memanfaatkan sumber daya sekecil-kecilnya untuk menghasilkan barang atau jasa yang sebesar-besarnya.

REFERENSI :

Mulyadi, 2000, Akuntansi Biaya, Yogyakarta : Aditya Media.

Djarwanto Ps., 1996, Pokok-Pokok Analisis Laporan Keuangan, Yogyakarta : BPFE Yogyakarta.

 

               

 

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun