Lebaran atau perayaan 1 Syawal adalah sebuah momen yang bagi sebagian besar muslim dan juga sebagian non muslim khususnya di kawasan Asia Tenggara untuk bisa pulang mudik dan berkumpul bersama keluarga. Merayakan lebaran saat ini memang bisa dibilang tradisi yang turun temurun yang terus dilestarikan oleh masyarakat sebagai suatu kegiatan silaturahmi berkumpul dengan saudara, kerabat, rekan dan handai taulan.
Momen lebaran ini identik juga dengan menggunakan pakaian baru, menyediakan makanan yang lebih enak dan lebih banyak jika dibandingkan dengan hari-hari biasanya atau mendekorasi ulang rumah agar terlihat lebih cantik. Bahkan sebagian kecil masyarakat rela merogoh kocek lebih dalam atau menguras tabungannya untuk mengganti/membeli mobil baru.
Fenomena konsumerisme ini memang tidak bisa dihindari selain sudah melekat dalam tradisi, hal ini juga merupakan efek samping dari kegiatan "silaturami di hari raya" dan kegiatan fenomenal "mudik ke kampung halaman", dimana secara psikologi dasar semua orang ingin tampil sempurna dan dinilai berhasil di tanah rantau oleh saudara, kerabat, rekan dan handai taulan. Selain itu juga ada kebiasaan di tengah masyarakat ini, dimana mereka mengumpulkan/menabung uang selama setahun untuk khusus dibelanjakan all out di hari lebaran atau istilah kerennya sekarang adalah self reward.
Di sisi lain, dunia usaha pun tanggap dengan siklus konsumerisme dalam budaya lebaran ini, biasanya dan bahkan saat ini sudah diatur oleh pemerintah secara tegas agar setiap perusahaan, lini usaha dan pihak-pihak yang mempekerjakan karyawan memberikan reward berupa THR (Tunjangan Hari Raya) kepada setiap karyawan. Sehingga pada bulan Ramadhan dapat dipastikan perputaran uang di Indonesia khususnya sangat tinggi sekali.
Hampir bisa dipastikan dua minggu sebelum lebaran mayoritas orang akan mulai meningkatkan volume belanjanya khususnya untuk memborong baju baru di berbagai setra perbelanjaan. Hal ini biasanya bersamaan dengan momen ketika THR keluar dan musim liburan anak-anak sekolah sudah dimulai. Akibatnya hampir di setiap pusat perbelanjaan akan penuh dengan calon pembeli dan pastinya sudah diantisipasi pihak penjual segala pernak pernik lebaran dengan menaikkan harga.Â
Momen menjelang lebaran ini, adalah momen bagi para pengusaha dan pedagang khususnya seputar fashion untuk meraup untuk sebesar-besarnya karena ditopang dengan peningkatan permintaan konsumen yang lebih tinggi dibandingkan hari-hari biasa. Dan parahnya lagi, fenomena ini berhubungan erat dengan gengsi sehingga berapa pun harga baju yang dijual, pasti akan dibeli walau sudah tahu itu harganya sudah over price.
Kondisi ini membuat sebagian masyarakat (terutama yang memiliki tabungan/cadangan penghasilan yang sedikit berlebih) akhirnya mengubah pola konsumerismenya menjadi antisipasi belanja keperluan lebaran 1 atau 2 bulan sebelum Ramadhan. Hal ini dilakukan pertama untuk menghindari keramaian dan panic buying menjelang lebaran serta mengantisipasi agar tidak terkena jebakan over price (harga jual diluar nurul) produk yang dipasang pedagang untuk mendapatkan cuan (untung) sebesar besarnya.
Walaupun fenomena ini belum begitu booming di tengah masyarakat, namun efek yang ditimbulkan sudah cukup terasa, dimana dalam beberapa tahun terakhir ini, sudah tidak terlalu kelihatan kerumunan pembeli di seminggu menjelang lebaran atau tidak terlihat lagi fenomena panic buying di setiap menjelang lebaran.Â
Fenomena lainnya adalah meningkatnya kesadaran masyarakat untuk bisa membuat skala prioritas. Bulan ramadhan adalah bulan penting bagi umat islam, dan di bulan penting ini memang sewajarnya dan seharusnya lebih diperbanyak ibadahnya, bukan di habiskan waktunya untuk memborong keperluan lebaran. Sebagaimana disampaikan Rasulullah dan di amplifikasi oleh para ulama, disebutkan bahwa di bulan Ramadhan ini, semua amal ibadah akan diganjar pahala yang berlipat ganda dibandingkan hari-hari biasa.
Untuk itu agar semangat beribadah di bulan Ramadhan tidak terdistorsi dengan kesibukan duniawi mempersiapkan perayaan lebaran, maka diantisipasi semua bentuk pembelian keperluan lebaran bisa didahulukan jauh-jauh hari untuk dapat diselesaikan sebisa mungkin sebelum memasuki bulan Ramadhan.