Bukan WFO atau WFH tapi yang Paling Ideal Adalah WFS

Sudah lebih dari 2 tahun, Dunia masih dirundung dengan ketakutan akan teror pandemi Covid-19. Pandemi Covid-19 yang secara harfiah penyebarannya persis seperti Flu mengakibatkan begitu cepatnya virus Covid-19 ini menyebar dan menjangkiti manusia. 

Apalagi manusia yang secara alamiah tidak bisa hidup sendiri dan memiliki kecenderungan untuk berkelompok, mengakibatkan efek domino penyebaran Covid-19 yang semakin masif.

Untuk itu, guna memutus rantai penyebaran virus Covid-19 ini, maka dibuatlah kebijakan (secara umum) untuk mengurangi potensi manusia berkelompok dan berkumpul. 

Ada kebijakan lockdown yang sangat ekstrim dimana manusia secara umum tidak boleh bepergian dan diharapkan untuk tetap tinggal di rumah dengan harapan agar mengurangi jumlah potensi adanya kerumunan manusia yang menjadi salah satu sumber penyebaran virus Covid-19.

Seiring dengan waktu, manusia sudah mulai mengadaptasi diri untuk new normal yaitu dengan mulai aware untuk tidak berkumpul dalam waktu yang lama, mulai rutin menggunakan masker yang melindungi diri dari potensi paparan virus Covid-19 serta rajin mencuci tangan dimanapun mereka berada. 

Selain itu untuk para pekerja juga sudah mulai mengadaptasi diri untuk dapat terus menjalankan roda usaha melalui pelaksanaan pekerjaan secara daring alias WFH atau Work From Home.

Alhamdulillah, di tahun 2021 ini, atas berkat dan rahmad Allah Tuhan Yang Maha Esa, manusia diberikan kesempatan untuk survive lebih lama dengan ditemukannya vaksin Covid-19, yang secara umum memiliki kemampuan untuk mereproduksi kekebalan tubuh khususnya terhadap gempuran virus Covid-19. 

Seiring dengan telah ditemukannya vaksin tersebut, negara-negara di dunia pada umumnya dan Indonesia pada khususnya telah secara masive melakukan gerakan vaksinasi kepada seluruh masyarakat guna membentengi diri secara komunal dari paparan virus Covid-19. 

Dalam 3 bulan terakhir ini, alhamdulillah mulai terasa hasilnya, dimana jumlah pasien yang terpapar Covid-19 mulai menurun jumlahnya secara drastis, sehingga kebijakan pembatasan atas kegiatan berkumpul mulai dipertimbangkan untuk dilonggarkan.

Dengan mulainya era baru, dimana pandemi covid-19 secara massive dapat dikendalikan dan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat sudah mulai dilonggarkan telah memberikan pengaruh positif dalam perbaikan ekonomi, terutama di beberapa kegiatan usaha mulai berangsur angsur menggeliat. Konsekuensi logisnya adalah dunia usaha sedikit demi sedikit mulai memberlakukan WFO alias Work From Office, dimana para pekerja mulai diminta perusahaan untuk kembali beraktivitas seperti sebelum adanya pandemi Covid-19. 

Di sisi lain, kondisi dan situasi 2 tahun terakhir ini memang telah menyebabkan terjadinya perubahan sikap dan behaviour masyarakat pekerja. Bisa jadi karena "kenyamanan" WFH mengakibatkan adanya resistensi untuk kembali ke aktivitas rutinitas bekerja seperti semula alias WFH, yang mengharuskan mereka untuk kembali berjibaku berangkat subuh pulang isya' menjadi sebuah nightmare bagi sebagian pekerja.

Namun demikian, kita juga paham bahwasanya WFH itu sendiri juga ditengarai tidak maksimal, karena pekerja akan tidak bisa fokus dalam bekerja dibandingkan ketika WFO, apalagi di rumah, bisa jadi ada kegiatan kegiatan lain yang mungkin saja tidak berhubungan dengan pekerjaan, yang menyita sebagian waktu yang seharusnya didedikasikan untuk perusahaan. 

Dengan adanya pandemi Covid-19 memang mengakibatkan terjadinya equilibrium baru dari behaviour manusia secara keseluruhan. Munculnya WFH dan WFO menjadi salah satu fenomena di dunia usaha yang bisa menjadi pilihan secara fleksibel untuk digunakan perusahaan dalam rangka mengamankan denyut nadi usaha sekaligus menjaga kondisi pekerjanya dari paparan virus Covid-19. 

Tidak mungkin suatu aktivitas usaha akan terus menerus dijalankan melalui WFH, namun juga tidak memungkinkan dilakukan kebijakan revolusioner mewajibkan WFO secara cepat.

Untuk itu dimasa PPKM yang sudah melandai ini, bukan penerapan kebijakan WFH dan WFO secara lugas, namun perlu adanya penyeimbang baru yang lebih fleksibel dalam pemberlakukan kegiatan di dunia usaha yaitu dengan menerapkan WFS alias Working Flexible Space.

WFS ini secara prinsip adalah perpaduan antara WFO dan WFH, dimana pekerja atau jenis pekerjaan yang memang tidak memerlukan waktu dan tempat yang kaku dapat disesuaikan waktu dan tempat (bekerjanya) bisa dimana saja, yang penting adalah outputnya jelas dan bisa dipertanggungjawabkan. 

Dengan era digitalisasi saat ini menjadikan beberapa jenis pekerjaan yang sifatnya analitik dan administratif dapat dilakukan secara fleksibel dan tidak mewajibkan harus berada di kantor. 

Namun demikian pada waktu waktu tertentu kehadiran di kantor tetap dimungkinkan, khususnya dalam rangka koordinasi yang sifatnya penting dan rahasia perusahaan.

WFS juga bisa dilaksanakan di kantor kantor satelit, dengan difasilitasi teknologi informasi yang canggih guna menjaga arus komunikasi, transaksi dan kerahasiaan perusahaan terproteksi dan terkendali. 

WFS pun juga memberikan dampak efisiensi di bidang pengeluaran perusahaan yang tentunya dapat menghemat beberapa potensi pengeluaran pengeluaran.

Untuk new normal, memang ada baiknya jika para pelaku usaha dapat sefleksibel mungkin dalam mensikapi kondisi. Perlu memetakan bidang bidang apa saja yang bisa WFS, dan unit unit apa saja yang memang mau tidak mau harus kembali ke situasi sebelum pandemi yaitu WFO. PPKM yang semakin melandai juga sudah saatnya kita say goodbye to WFH dan kita semua berfikir realistis agar bangun daripada istirahat panjang dan mulai bekerja cerdas demi kebaikan kita bersama.