Mohon tunggu...
Aditya Nuryuslam
Aditya Nuryuslam Mohon Tunggu... Auditor - Menikmati dan Mensyukuri Ciptaan Ilahi

Menjaga asa untuk senantiasa semangat berikhtiar mengadu nasib di belantara Megapolitan Ibukota Jakarta

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Bagai Penjara untuk Mereka yang Lanjut Usia

3 November 2021   14:06 Diperbarui: 3 November 2021   14:12 171
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber dari : suara.com

Kasih sayang anak (kepada orangtua) sepanjang galah, namun kasih sayang orang tua (kepada anak) sepanjang masa

Peribahasa diatas memang ada benarnya juga, bagaimana tidak, orang tua secara umum pastilah akan menyayangi, melindungi dan membela anak sampai kapanpun juga. Namun demikian kasih anak tidaklah sebesar dan setulus kasih yang diberikan orangtuanya kepadanya. Wajar saja karena kasih anak telah terbagi dengan yang lainnya, kasihnya untuk suami/istri, kasihnya untuk anak-anaknya, kasihnya kepada institusi atau perusahaan tempat dia mengandalkan penghasilan dan masih banyak lagi.

Namun demikian, bukan berarti si anak tidak perlu mencurahkan kasih kepada kedua orangtuanya, menurut saya itu juga tidak benar jika kemudian ketika dewasa, si anak acuh tak acuh kepada orangtuanya yang semakin uzur dan renta. Sebagaimana makhluk ciptaan Tuhan, manusia baik itu bayi, anak kecil, remaja, dewasa dan orang tua pastilah membutuhkan kasih sayang dari sesamanya, entah itu dalam bentuk perhatian, sokongan hidup dan menjaga komunikasi yang baik.

Meskipun dalam kondisi susah kalau dalam istilah jawa "kabotan sungu" yang artinya sudah berat beban yang ditanggung untuk mengurus rumah tangga, anak masih berkewajiban untuk memberikan perhatian dan kasih kepada orangtua. Walaupun jika dirupiahkan kecil, namun perhatian anak ke orangtua itu sungguhlah luar biasa ketika diterima secara ikhlas oleh kedua orangtuanya.

Fenomena perkembangan sosial ekonomi saat ini secara tidak langsung memberikan pula pengaruh kepada equilibrium baru hubungan antara anak dan orangtua. Saat ini pastilah sangat berbeda kondisinya dengan 25 atau 30 tahun yang lalu, dimana secara ideal sebuah keluarga itu terstrukturisasi dimana ada ayah sebagai kepala rumah tangga yang bertanggungjawab penuh mencari nafkah bagi keluarga, ada ibu yang bertanggungjawab merawat keluarga dan tidak ambil bagian penuh dalam mencari nafkah dan ada anak-anak yang dididik, diberikan kasih sayang, belajar dalam pengawasan orangtua khususnya ibu, dan (kadangkala) ada kakek atau nenek dari salah satu atau kedua orang tua kita. 

Namun saat ini, konstelasi struktur keluarga telah berubah dimana (di sebagian besar keluarga) kedua orangtua bahu membahu bekerja penuh waktu dari pagi hingga petang, bahkan terkadang mereka bekerja sampai larut malam. Di rumah anak-anak diserahkan sepenuhnya dalam penjagaan pembantu atau baby sitter, dan jarang kita temui di dalam keluarga tersebut tinggal juga kakek neneknya.

Fenomena inilah yang kemudian mengakibatkan sebagian orang tua yang sudah uzur dan jompo tidak terawat (dengan baik), gersang kasih sayang dari anak-anaknya yang sibuk dengan pekerjaan dan problematika rumah tangganya, yang bisa saja terjadi musibah tanpa ada pertolongan yang cepat dari anak-anaknya. Kondisi inilah yang kemudian mendorong anak-anak untuk "menitikan perawatan" kepada suatu yayasan yang berkecimpung dalam usaha merawat para lansia dan orangtua yang sudah uzur dan tua.

Saat ini, jika saya boleh menarik garis merahnya adalah dalam situasi di peralihan jaman dimana kaum konservatif masih memegang prinsip untuk membalas jasa dan budi orangtua dengan merawatnya sendiri, bukan dititipkan di panti jompo, di sisi lain kaum modern menganggap bahwa menitipkan orang tua di panti jompo adalah bentuk dari perhatian mereka, karena situasi dan kondisi tidak memungkinkan mereka merawat sendiri orangtuanya.

Dua kelompok ini, bagaikan 2 kutub yang berbeda, dimana kaum konservatif menganggap bahwa panti jombo adalah penjara bagi kaum lansia, dan penjara bagi semua makhluk hidup itu apalagi manusia adalah sebuah siksaan, karena dia tidak lagi bisa bebas, terkungkung dalam satu area dan semuanya serba diatur, yang pastinya adalah ikatan kasih antara anak dan orangtuanya akan menjadi renggang karena terbatasnya waktu untuk berkomunikasi, berinteraksi dan berbagi kasih. Belum lagi stereotip yang beredar di masyarakat tentang buruknya kualitas pelayanan panti jompo yang digambarkan memiliki suster dan perawat yang galak dan bertangan dingin. 

Lain halnya dengan pendapat kaum modern yang menganggap bahwa kondisilah yang menyebabkan orangtua harus dititipkan ke panti jombo, karena mereka takut tidak bisa memberikan perhatian yang cukup bagi orang tuanya. Mereka beranggapan bahwa orangtua akan dirawat dengan baik oleh tenaga ahli dibidangnya, dan mereka dapat bahagia berkumpul dengan teman teman sebayanya di rumah panti jompo.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun