Mohon tunggu...
Aditya Irawan
Aditya Irawan Mohon Tunggu... -

I see and I observe

Selanjutnya

Tutup

Money

Konsistensi Dahlan Iskan Perangi Mafia Migas

4 Juli 2014   00:40 Diperbarui: 18 Juni 2015   07:35 237
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1404385437596191425

[caption id="attachment_331888" align="aligncenter" width="587" caption="Dahlan Iskan, sejak 2012 konsisten perangi Mafia Migas (diolah dari detik dan tempo)"][/caption]

Kehadiran Dahlan Iskan dalam kabinet SBY-Boediono cukup memberikan angin segar. Dengan gaya kepemimpinan yang kasual namun efektif, duduknya Dahlan dalam Kementerian BUMN menawarkan kepemimpinan dengan semangat baru.

Latar belakang Dahlan sebagai seorang pengusaha tampaknya mempengaruhi gesturnya dalam menahkodai sebuah kementerian  yang terkenal dengan kerumitan birokrasinya.

Salah satu isu paling gawat dari setumpuk persoalan dalam Kementerian BUMN adalah persoalan impor Bahan Bakar Minyak (BBM). Bukan rahasia lagi, celah impor ini telah sedemikian lama dimanfaatkan oleh pihak keji yang tak bertanggung jawab. Dan kendaraan yang dipakai untuk bermain dalam impor minyak ini adalah anak perusahaan Pertamina sendiri yang bernama Petral.

Berita Koran Tempo hari ini (3/07) menurunkan laporan ajakan Dahlan Iskan kepada aparat hukum untuk memberantas mafia minyak. “Tangkap saja kalau ada. Tapi harus dibuktikan dulu.” ujarnya. Bahkan Dahlan berjanji membubarkan anak usaha Pertamina yang bergerak di bidang pengadaan minyak mentah dan BBM, Petral, jika benar terlibat mafia impor.

Mungkin ada yang berpendapat pernyataan Dahlan mengenai Mafia Minyak ini lebih berat muatan politisnya karena ia berada di barisan salah satu capres. Tapi dugaan ini akan terpatahkan jika kita menyimak pemberitaan sebelum gonjang-ganjing Pilpres ini terjadi.

Berita tahun 2012 yang berjudul Dahlan : Pertamina Jangan Beli Minyak Ke Petral dapat menjadi sebuah bukti. Menurut Dahlan, Pertamina harus membeli minyak langsung ke sumber bukan perantara atau pihak ketiga. Pengadaan impor minyak melalui broker ini mengakibatkan kerugian negara yang ditaksir mencapai Rp108 miliar per harinya. (Koran Tempo 2/07).

Lalu di tahun 2013 ketika menjawab pertanyaan anggota Komisi VI DPR soal kabar adanya mafia minyak di Petral, dengan tegas Dahlan menjawab, "Petral, saya komit kalau memang dibuktikan ada mafia saya akan bubarkan,"

Komitmen Dahlan Iskan untuk memberantas mafia impor BBM ini ironisnya membentur tembok istana. Diduga kuat, Hatta Rajasa eks Menteri Perekonomian yang juga besan Presiden SBY memiliki hubungan khusus dengan pemain kunci dalam permainan impor BBM ini, M. Riza Chalid.

Riza Chalid sendiri telah menggelontorkan puluhan miliar untuk membeli Rumah Polonia, markas pusat pemenangan Prabowo-Hatta. Menariknya, akuisisi rumah dilakukan melalui Ketua Majelis Dzikir SBY Nurrussalam Haji Harris Tahir.

Terakhir, Riza Chalid yang disebut sebagai Godfather of Gasoline ini juga diduga kuat sebagai donatur dari kampanye hitam Obor Rakyat. Secara logika sederhana, Riza Chalid akan melakukan apapun demi menjaga keberlangsungan bisnis kotornya. Dan peluang itu akan lebih besar tercapai jika ia mendukung kubu capres yang telah merestui jalannya.

Sebaliknya, di kubu seberang Reza Chalid, Dahlan Iskan dan kawan-kawan tengah berjuang keras agar kelak Istana Negara diisi oleh orang-orang yang berkomitmen memerangi para mafia impor yang telah merugikan negara dan masyarakat luas ini. Semoga upaya Dahlan Iskan tidak membentur tembok lagi.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun