Mohon tunggu...
Aditya Hera Nurmoko
Aditya Hera Nurmoko Mohon Tunggu... Dosen - Dosen STIE YKP Yogyakarta, Pengamat Ekonomi dan Bisnis, Peneliti, Konsultan, Komisaris, Pegiat Sosial dan Budaya

Hobi Menulis, Wiridan, Baca Buku dan Jurnal, Olah Raga, Tidur

Selanjutnya

Tutup

Joglosemar Pilihan

Menyambut Hari Jadi Banyumas ke-452: Kritik dan Evaluasi dalam Menyongsong Masa Depan

23 Februari 2023   22:56 Diperbarui: 23 Februari 2023   23:00 407
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Joglosemar. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com

 Artikel ini akan membahas tentang perayaan hari jadi Banyumas ke-452 dengan melakukan kritik dan evaluasi terhadap capaian dan perjalanan Banyumas selama ini, serta mengusulkan solusi untuk menyongsong masa depan yang lebih baik agar moment hari jadi banyumas ke-452 tahun 2023 ini lebih bermakna dan mengetahui posisi Banyumas dalam berbagai aspek sejauh ini. Sebagai daerah yang telah berdiri selama 452 tahun, Banyumas memiliki sejarah dan perjalanan panjang dalam membangun identitas, budaya, serta keberlangsungan dan kemajuan daerah. Untuk menyambut hari ulang tahun ke-452 ini, beberapa hal yang perlu dielaborasi, dikritisi dan divaluasi .

Sejarah dan Identitas Banyumas

Banyumas merupakan sebuah daerah yang memiliki sejarah dan budaya yang kaya, dimulai dari masa prasejarah hingga masa kemerdekaan Indonesia. Sebagai salah satu wilayah di Pulau Jawa, Banyumas memiliki karakteristik yang unik dalam hal budaya dan tradisi. Hal ini tidak lepas dari sejarah panjang yang dimilikinya.

Identitas Banyumas

Asal usul identitas Banyumas berasal dari kisah Raden Putra atau Raden Baribin yang disebutkan dalam Babad Banyumas Wirjaatmadjan (Kompas 5 Februari 2022). Daerah ini memiliki banyak nama sebelum dikenal sebagai Banyumas, antara lain ‘Selarong’ dan ‘Wirasaba’. Kata Selarong diduga berasal dari kata ‘Saila’ yang berarti gunung dan ‘rong’ yang berarti celah. Letak tempat yang dikelilingi pegunungan dan bukti inilah yang menjadi tempat berlabuhnya istilah Selarong. Daerah yang dikelilingi perbukitan dan pegunungan ini dikenal dengan nama sangsang buwana atau kawua katubing kala dalam primbon jawa. Penghuni lingkungan akan mengembangkan reputasi sebagai orang yang dapat diandalkan, dipuja, dan dihormati.

Asal-Usul Nama Banyumas

Asal usul nama Banyumas berasal dari kata banyu (air) dan mas (emas). Konon, daerah yang kelak bernama Banyumas dahulu kala memiliki air yang berwarna emas. Sebelumnya, wilayah ini dikenal dengan beberapa nama seperti Selarong dan Wirasaba. Kabupaten Banyumas pertama kali didirikan oleh Raden Joko Kaiman atau Adipati Mrapat

Pada masa penjajahan Belanda, Banyumas menjadi wilayah yang cukup penting dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia. Banyak pejuang dan tokoh nasional seperti Soepeno, Ki Bagus Hadikusumo, dan Ki Sarmidi Mangunkusumo berasal dari Banyumas. Di masa kemerdekaan, Banyumas menjadi salah satu daerah di Jawa Tengah yang memiliki peran penting dalam pembangunan nasional.

Sejarah Budaya, Identitas dan kearifan Lokal Banyumas  Yang Kaya Raya 

Namun, meskipun memiliki sejarah dan budaya yang kaya, identitas daerah dan kearifan lokal Banyumas saat ini perlu dievaluasi dan dikembangkan dalam era modern. Salah satu tantangan dalam menjaga kearifan lokal adalah adanya pengaruh budaya global yang semakin masif. Banyak generasi muda yang mulai kehilangan identitas dan kearifan lokal mereka karena terpengaruh oleh budaya luar yang masuk. Dalam tulisan Ngismatul Khoeriyah,Warto dan Sariyatun (2018), berjudul Learning history integrated local wisdom values "babad Banyumas" to build a student’s national identity,  Babad Banyumas merupakan sumber ideal untuk mengajarkan nilai-nilai dalam model pembelajaran sejarah, karena banyak mengandung nilai-nilai karakter seperti nilai-nilai sosial, sopan santun, toleransi, keadilan, kejujuran, tanggung jawab, integritas, disiplin, keberanian, belas kasihan (welas asih), dan kemurahan hati. Di dalamnya juga terkandung nilai-nilai Pancasila dan nilai-nilai kepemimpinan (Muhammad Taufiq, 2022).

Kikisnya Nilai Kearifan Lokal, Identitas, Tradisi dan Kesenian Banyumas

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Joglosemar Selengkapnya
Lihat Joglosemar Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun