Mohon tunggu...
Aditya Fausta
Aditya Fausta Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Slow but Surely

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Peristiwa Genosida Srebrenica Bosnia-Herzegovina sebagai Bentuk Kekerasan Politik

5 September 2022   19:42 Diperbarui: 5 September 2022   19:55 1651
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Beberapa korban yang selamat dari tragedi genosida tersebut berujar bahwa warga sipil di Kota Srebrenica tidak mendapat perlindungan yang utuh dari PBB walaupun pasukan PBB telah berjaga di kota Srebrenica dan menyadari bahwa ada peristiwa pelanggaran HAM yang dilakukan oleh pihak militer Serbia-Bosnia. Pasukan militer Serbia-Bosnia melakukan pemisahan antara laki-laki dengan perempuan yang bertujuan agar laki-laki yang berada di pengungsian dapat diangkut menuju kota. Komandan Thom Karremans yang menjadi pemimpin pasukan "Dutchbat" atau pasukan pengamanan PBB justru malah bersedia melakukan negosiasi dengan Ratko Mladic dan akhirnya memberikan para pengungsi laki-laki yang berada di pengungsian tersebut kepada Mladic untuk diangkut ke kota. Karremans menjanjikan bahwa keselamatan hidup mereka yang diangkut ke kota akan terjamin padahal kenyataannya justru hal tersebut malah membawa petaka bagi para laki-laki Muslim Bosnia.

          

Pengadilan internasional yang berada di Den Haag, Belanda pun akhirnya memberikan vonis hukuman penjara seumur hidup terhadap Ratko Mladic yakni mantan jenderal pasukan Serbia-Bosnia serta beberapa rekannya seperti Vujadin Popovic dan Ljubisa Beara. Beberapa militer lainnya pun juga ikut terkena vonis seperti Drago Nikolic yang divonis 35 tahun penjara , Milan Gvero 5 tahun penjara, Vinco Pandurevic 13 tahun penjara, Ljubomir Borovcanin 17 tahun penjara, dan Radijove Miletic 19 tahun penjara. Ganjaran yang diterima oleh para pelaku kejahatan genosida tersebut tentunya adalah hal yang pantas apabila kita melihat kembali tindakan kesewanang-wenengannya selama terjadinya perang di Bosnia. Etnis Muslim Bosnia yang keluarga/kerabatnya menjadi korban dari genosida tersebut pun menyambut bahagia atas putusan hakim pengadilan internasional terhadap para pelaku kejahatan genosida.

            

Dari penjelasan mengenai kasus genosida yang telah dijabarkan, menunjukkan bahwa kejahatan genosida termasuk dalam kejahatan yang sangat tidak manusiawi. Jika menilik pada sejarah, kejahatan genosida yang terjadi di Srebrenica tersebut bisa dibilang dilatar belakangi karena adanya perbedaan etnis dan perpecahan yang terjadi akibat tidak terintegrasi nya antar etnis khususnya ketika masih dalam negara Yugoslavia. 

Tidak adanya sikap saling menghormati dan saling menghargai semakin memperparah konflik yang terjadi. Keegoan Serbia-Bosnia untuk mendirikan Republik Sprska akhirnya harus mengorbankan banyak nyawa dari pihak warga sipil Bosnia. Kejahatan genosida ini biasanya terjadi karena dilatarbelakangi oleh kepentingan yang bersifat politis. 

Penanganan atas kejahatan perang termasuk genosida ini membutuhkan penyelesaian di pengadilan internasional. Perang adalah seburuk-buruknya kegiatan di dunia ini karena menimbulkan banyak korban jiwa dan juga materi. Terlebih lagi jika perang yang dilakukan tersebut mengorbankan warga sipil yang tidak bersalah. Para pelaku tindak kejahatan genosida sudah sepantasnya dihukum seberat-beratnya atas tindakan keji mereka.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun