Mohon tunggu...
Aditya Bagas Yudhi Pratama
Aditya Bagas Yudhi Pratama Mohon Tunggu... Lainnya - Aku Adalah Aku

SEHAT SENTOSA

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Corona Mengubah Sistem Pembelajaran di Perguruan Tinggi

18 April 2021   01:24 Diperbarui: 18 April 2021   01:26 140
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Dalam pelaksanaan kegiatan ini pasti terdapat kendala dan hambatan yang dirasakan oleh mahasiswa. Berikut  hambatan yang dirasakan teman-teman mahasiswa, yang pertama mahasiswa kurang fokus mengikuti perkuliahan daring sebab pandangan peserta saat mengikuti zoom tidak melulu melihat layar laptop dan sering kali melamun saat dosen menjelaskan materi, yang kedua adalah kendala sinyal yang menyebabkan jaringan terganggu, terlebih lagi mahasiswa yang berada di daerah yang akses internetnya sangat buruk, walaupun sudah mendapatkan subsidi kuota dari pemerintah namun kendala sinyal tetaplah yang paling riskan, yang ketiga adalah keterbatasan sarana prasarana seperti laptop atau HP, tidak semua mahasiswa memiliki sarana dan prasarana untuk mengakses perkuliahan online. 

Yang keempat adalah penyampaian dan proses penerimaan materi yang kurang maksimal, disini proses belajar mengajar tidak selamanya dimengerti oleh mahasiswa, tingkat kefokusan mahasiswa akan terbagi kemana-mana, dibandingkan dengan kuliah offline pada umumnya. Yang terakhir adalah keterbatasan dalam praktek dan tanya jawab Untuk mata kuliah teori memang tidak akan terlalu bermasalah jika dihadapkan dengan kuliah online, namun untuk mata kuliah praktek, maka kuliah online tidaklah menjadi solusi akan hal ini, dan dampak dari keadaan seperti ini, pengetahuan dan pemahaman mahasiswa tentang materi kuliahnya tidak maksimal.

Pembelajaran online yang sering disebut dengan pembelajaran daring lebih mengacu kepada kebutuhan koneksi internet dalam proses pembelajaran. Pembelajaran online atau pembelajaran virtual dianggap sebagai paradigma baru dalam proses pembelajaran karena dapat dilakukan dengan cara yang sangat mudah tanpa harus bertatap muka di suatu ruang kelas dan hanya dengan mengandalkan sebuah aplikasi berbasis koneksi internet maka proses pemebelajaran dapat berlangsung.

Pembelajaran jenis ini juga dipandang dapat meningkatkan peran mahasiswa dalam proses pembelajaran . Menurut Kemdikbud, pembelajaran daring atau yang umum dikenal dengan istilah E-learning, memiliki enam prinsip utama dalam pelaksanaannya yaitu: 1. Learning is open (belajar adalah terbuka) 2. Learning is social (belajar adalah sosial) 3. Learning is personal (belajar adalah personal) 4. Learning is augmented (belajar adalah terbantukan) 5. Learning is multi represented (belajar adalah multirepresentasi / multiperspektif) 6. Learning is mobile (belajar adalah bergerak). 

Tentunya, diperlukan alat atau media pembelajaran daring yang dapat memenuhi keenam aspek tersebut. Beberapa media pembelajaran daring yang dapat digunakan sebagai penghubung antara pengajar dan pembelajar adalah Learning Management System (seperti moodle, edmondo, dan layanan Google Classroom), media live streaming (seperti Zoom, CloudX atau Google Meet), aplikasi chat group (seperti WhatsApp atau Telegram), dan media online lainnya (seperti YouTube, Kahoot dan Quizizz). Pada saat ini, platform online yang sering digunakan di banyak perguruan tinggi dalam menyelenggarakan proses belajar mengajar adalah Zoom dan Google Classroom.  Zoom merupakan sebuah layanan konferensi video yang memiliki kemampuan praktis dalam menghadirkan suasana meeting secara daring. Sementara itu, Google Classroom merupakan sebuah layanan portal yang efisien untuk memudahkan pengajar dalam mengelola materi dan tugas ajar. Whatsapp group/ group chat adalah sebagai media pelengkap dari apa yang sudah peneliti sampaikan pada Google Classroom. 

Pembelajaran daring dianggap sebagai pendekatan inovatif yang dirancang sedemikian rupa, berpusat pada siswa, interaktif, dan mampu memfasilitasi lingkungan pembelajaran yang kondusif kepada siapa saja, di mana saja, dan kapan saja dengan menggunakan teknologi digital diintegrasikan dengan berbagai bentuk materi belajar yang dapat diakses dan bersifat fleksibel. 

Hal ini mengindikasikan bahwa dosen harus memiliki kapabilitas yang cukup dalam penggunaan teknologi khususnya digital dan juga kesiapan yang cukup untuk dapat memfasilitasi kebutuhan belajar mahasiswa dengan kondisi lingkungan belajar yang mungkin beragam. Selain itu, pengimplementasian pembelajaran daring juga harus mampu menjadikan mahasiswa sebagai pusat dari seluruh kegiatan pembelajaran dan mampu meningkatkan partisipasi aktif mahasiswa tidak hanya dengan dosen, tetapi juga dengan sesama mahasiswa dan juga dengan materi pembelajaran. Pada dasarnya, setiap media pembelajaran memiliki kelebihan dan kelemahan. Untuk itu perlu dilakukan evaluasi berkelanjutan agar pola pembelajaran daring dapat berlangsung secara efektif. (Jurnal Penelitian Pendidikan & Pembelajaran, 2020)

Daftar Pustaka

Jurnal Penelitian Pendidikan & Pembelajaran. (2020). PERSEPSI MAHASISWA TERHADAP PEMBELAJARAN , 1-4.

Mendikbud.  Permendikbud No 04 Tahun 2020 tentang Perubahan Atas Permendikbud No 88 Tahun   2014 tentang Perubahan Perguruan Tinggi Negeri Menjadi Perguruan Tinggi Badan Hukum. Diakses pada 08 Agustus 2020

H. Fajrian. “Antisipasi corona Nadiem Makarim dukung kebijakan meliburkan sekolah,” dalam https://katadata.co.id/, diakses pada Agustus 5, 2020, dari https://katadata.co.id/berita/2020/03/15/antisipasi-corona-nadiem-makarim-dukung-kebijakanmeliburkan-sekolah

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun