Mohon tunggu...
Aditya Wicaksono
Aditya Wicaksono Mohon Tunggu... -

Keturunan Jawa-Cina. Alhamdulillah sejak kecil sudah islam. Menurut saya, orang yang cerdas adalah orang yang tahu terlebih dahulu dibandingkan orang lain. Saya membuka diri terhadap segala masukan dari pembaca. Karena saya hadir didunia ini untuk berbagi dan menerima ilmu dari siapa saja. Yang lebih penting lagi, karena "saya cuma tahu sedikit".

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Perang Diponegoro: Salah Satu Bukti Bangsa Indonesia Melawan Belanda Selama 350 Tahun

13 Februari 2011   10:51 Diperbarui: 26 Juni 2015   08:38 4389
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Saya sempat berdiskusi mengenai melencengnya buku sejarah yang beredar disekolah-sekolah dengan sahabat saya. Beliau sempat mengungkapkan bahwa buku sejarah yang ada saat ini salah. Bangsa Indonesia bukan dijajah kolonial Belanda selama 350 tahun, tetapi Indonesia melawan kolonial Belanda selama 350 tahun. Ini terbukti dengan banyaknya perlawanan dari bangsa pribumi melawan segala bentuk penjajahan. mulai dari perang aceh, perang padri, hingga perang terbesar yaitu perang jawa atau perang Diponegoro.

Berbicara tentang perang, pasti kita harus mengetahui latar belakang perang tersebut. Perang Diponegoro terjadi akibat dari keserakahan pemerintah kolonial Belanda yang dengan liciknya menaikkan Sultan Hamengku Buwono V ketahta kerajaan Yogyakarta menggantikan Sultan Hamengku Buwono IV. Dan liciknya lagi, Sultan Hamengku Buwono V ini masih sangat muda, berumur 3 tahun ! Sehingga, otomatis pemerintahan dijalankan oleh Patih Danuredjo yang sangat tunduk kepada pemerintah kolonial Belanda.

pada pertengahan Mei tahun 1825, pemerintah kolonial memerintahkan membangun jalan antara Yogyakarta dengan Magelang meleati Muntilan, tetapi rencana ini diubah sehingga rutenya berbelok melewati Tegalrejo. Rupanya, disalah satu sektor jalan tersebut melewati makam leluhur pangeran Diponegoro, salah satu pangeran Yogyakarta. Otomatis pangeran Diponegoro naik pitam dan memutuskan untuk angkat senjata dan memerintahkan bawahannya untuk mencabut patok-patok jalan tersebut.

Karena sikap pangeran Diponegoro ini, kolonial punya alasan bagus untuk menangkap pangeran Diponegoro. Sehingga pada 20 Juli 1825, kolonial mengepung kediaman pangeran Diponegoro. Pangeran Diponegoro terdesak dan lari ke arah barat bersama pasukan dan keluarganya menuju desa Dekso di kabupaten Kulonprogo dan dilanjutkan kearah selatan menuju goa Selarong. Kolonial putus asa karena tidak berhasil menangkap pangeran Diponegoro dan memilih membakar kediaman beliau.

perang Diponegoro telah menghasilkan korban jiwa paling besar karena 200.000 pasukan plus rakyat meninggal dipihak pangeran Diponegoro, serta 8.000 pasukan kolonial plus 7.000 pasukan pribumi dipihak Belanda. Perang berakhir dengan menyerahnya pangeran Diponegoro akibat kehilangan banyak sekali pasukan serta jenderal andalannya seperti Sentot Ali Basa dan Pangeran Mangkubumi yang terlebih dahulu menyerah kepada Belanda. Bahkan populasi penduduk pulau Jawa berkurang separuhnya. Pangeran Diponegoro sendiri akhirnya diasingkan ke Menado dan dipindah ke Makassar hingga beliau meninggal di Benteng Rotterdam 8 Januari 1855.

Perang ini terjadi berpuluh-puluh tahun bahkan hampir ratusan tahun sebelum perang kemerdekaan. Sehingga, sebetulnya tidak ada alasan dari buku sejarah menyebutkan bahwa Indonesia dijajah Belanda selama 350 tahun. Tetapi, Indonesia melawan Belanda selama 350 tahun. Sehingga timbul rasa bangga dalam diri masyarakat Indonesia bahwa kita memang berjuang sejak awal untuk tidak dijajah. kita sedari dulu memang sudah merdeka. dan saatnya bagi kita untuk mempertahankan kemerdekaan kita dari penjajahan. Baik secara fisik maupun budaya, ideologi, bahasa, dan sektor kehidupan lainnya !

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun