Mohon tunggu...
Adi Triyanto
Adi Triyanto Mohon Tunggu... Buruh - Buruh Sebuah Perusahaan swasta Di Tambun- Bekasi-Jawa Barat

Lahir Di Sleman Yogyakarta Bekerja dan tinggal Di Bekasi

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno Pilihan

Kearifan Teknologi ala Ayah Nam Do San "Start -Up"

6 Juni 2021   06:58 Diperbarui: 6 Juni 2021   07:03 355
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Dalam satu potongan adegan  drama Korea, berjudul Start- Up, ada sebuah dialog yang cukup menarik. Dialog yang terjadi antara Ayah Nam Do San, pemuda  yang merintis sebuah perusahaan start up, dengan  Won In Jae sesama peserta  Event  Demo temuan teknologi Baru di San Box   tentang sebuah kontradiksi . Apa yang diperjuangkan oleh seorang ayah bertolak belakang dengan apa yang dilakukan anaknya. 

Di satu sisi Ayah Nam Do San adalah, salah satu tokoh yang menentang pemakaian teknologi untuk menggantikan tenaga manusia. Dia memperjuangkan orang orang yang akan kehilangan pekerjaan akibat penerapan teknologi oleh perusahaan Start Up. Sementara di lain sisi, anaknya sendiri, Nam Do San, justru menjadi salah satu yang merintis dan mengembangkan  perusahaan start up yang dikritiknya.

Namun ada sebuah kalimat bijak yang diucapkan oleh ayah Nam Do San , setelah tahu anaknya merupakan salah satu  pengembang perusahaan  Samsan Tech, salahsatu perusahaan start up yang dikritiknya. Dia memahami bahwa  kemajuan  teknologi pasti akan terjadi. Yang membawa  dampak  makin tersingkirnya banyak tenaga kerja digantikan dengan teknologi. 

Namun  Ayah Nam Dosan  akan tetap berjuang membela orang yang akan kehilangan pekerjaan  , bukan untuk menghalangi kemajuan itu, tetapi dia akan terus berusaha agar perubahan itu tidak berjalan terlalu cepat sehingga tidak banyak orang yang menjadi korbannya. Sehingga memberi kesempatan kepada banyak orang yang terancam kehilangan pekerjaannya untuk menyesuaikan diri secara perlahan.

Perkembangan teknologi adalah sebuah keniscayaan. Karena teknologi adalah upaya manusia untuk mengatasi kesulitan dan tantangan kehidupan yang dihadapinya. Yang perlu diperhatikan dalam perkembangan teknologi adalah apa yang mendasari lahirnya sebuah teknologi. Teknologi adalah output yang dihasilkan oleh penggunaan akal dan pemikiran manusia. Karena berasal dari penggunaan akal maka penciptaan teknologi baru  , menghadapi dua pertanyaan dasar , yaitu mungkin atau tidak mungkin . Kalau secara perhitungan mungkin maka lahirlah sebuah teknologi baru. Sementara bila secara perhitungan logika tidak mungkin maka, sebuah penemuan teknologi baru  tidak akan keluar.

Karena didasarkan pada pertanyaan mungkin dan tidak mungkin , maka teknologi  akan membawa dua dampak. Yaitu dampak positip dan negatip. Ketika dampak positipnya lebih besar maka, penentangan terhadap sebuah teknologi berkurang. Sebaliknya  ketika dampak negatip yang membawa kerugian lebih besar maka akan muncul penentangan dan juga perlawanan  secara luas. Dan inilah yang harus menjadi perhatian utama ketika akan menerapkan sebuah  teknologi baru.

Penerapan penemuan teknologi yang memiliki dua dampak  positip dan negatip, maka perlu adanya filter setiap penerapan teknologi baru. Dan filter  ini tidak bisa diserahkan kepada akal atau pemikiran manusia semata  yang bersifat matematis.  Disinilah fungsinya filter , yang bisa dijalankan oleh  sebuah pertanyaan , penemuan ini pantas atau tidak pantas ? Apakah teknologi ini membawa kebaikan kepada manusia atau justru mendatangkan keburukan kepada umat manusia ?

Inilah yang dinamakan kearifan teknologi. Teknologi yang membawa keseimbangan bagi kehidupan manusia. Mempertinggi peradaban. Dan tentu meningkatkan kesejahteraan umat manusia. Dan kearifan ini hanya akan muncul ketika akal yang melahirkan teknologi, dilandasi dengan hati nurani, Tanpa adanya hati nurani maka, sifat teknologi yang merusak akan lebih dominan.  Karena ketika hati nurani sudah tidak ada dalam diri , maka sifat dasar manusia yang serakah dan tidak pernah cukup yang akan menguasai. Dan itulah sumber awal adanya kerusakan dan juga bencana.

Perkembangan umat manusia yang tumbuh begitu cepat , memang membutuhkan kehadiran teknologi sebagai salah satu solusinya. Tanpa penerapan teknologi maka , sangat sulit untuk mengimbangi perkembangan kebutuhan populasi umat manusia . Dengan teknologi maka peningkatan kebutuhan yang dicirikan dengan segala sesuatu yang lebih cepat, lebih banyak, lebih luas jangkaunnya bisa diwujudkan.

Namun perubahan yang bersifat lebih cepat , lebih banyak, dan lebih luas, membutuhkan waktu transisi atau proses perpindahan yang halus.  Sehingga proses perubahan ini tidak membawa kerugian bagi umat manusia itu sendiri.  Yang sering terjadi perpindahan teknologi ini tidak terjadi secara halus, namun menimbulkan  hentakan atau  goncangan sehingga membawa dampak yang merugikan bagi banyak orang.

Goncangan yang keras ini, disebabkan oleh adanya sikap manusia yang ' rakus " atau serakah. Ingin mendapatkan hasil yang lebih dan lebih dalam waktu yang cepat.  Apa yang sudah diraih seakan tidak mampu membuatnya puas. Apa saja dilakuakan yang penting bisa meningkatkan hasil. Tidak ada perasaan  untuk menahan diri sehingga proses perpindahan teknologi tidak membawa korban banyak orang. Membawa banyak orang kehilangan  pekerjaan.  Banyak orang yang terancam kelangsungan dapur rumah tangganya. Namun itu semua telah telah hilang , karena semua hanya dilihat dari angka. Penjualan naik. Keuntungan berlipat. Itu terjadi  ketika perasaan sudah tergantikan angka.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun