Mohon tunggu...
Adi Triyanto
Adi Triyanto Mohon Tunggu... Buruh - Buruh Sebuah Perusahaan swasta Di Tambun- Bekasi-Jawa Barat

Lahir Di Sleman Yogyakarta Bekerja dan tinggal Di Bekasi

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Merebut Kembali Perhatian Anak dari "Pelukan" Kecanduan HP

26 Mei 2021   05:47 Diperbarui: 26 Mei 2021   07:59 345
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber : Lifestyle.kompas.com

Ada seorang ibu yang mengeluhkan  anaknya yang  masih  berusia di bawah tiga tahun yang  tak bisa lepas dari handphone ( HP).  Kalau sudah minta HP dan tidak dikasih maka akan teriak teriak dan menangis. Ternyata ibu ini tidak sendirian. Ada banyak ibu ibu lain yang mengalami hal serupa. Yang membedakan mungkin hanya tingkat kecanduannya si anak terhadap HP. 

Bila tingkat kecanduan HP seorang anak sudah begitu tinggi maka, bisa memberikan dampak buruk  bagi kesehatan fisik anak. Munkin sudah sering mendengar berita seorang anak yang matanya sampai bengkak karena kelamaan main HP. Ada juga yang matanya juling karena keseringan memelototin layar HP .

Selain itu, penggunaan gadget oleh anak , yang sudah sampai tahap nyandu juga akan membatasi ruang gerak mereka, sehingga aktivitas fisik mereka akan menurun karena hanya bermain gadget saja. Sosialisasi menjadi kurang. Karena ketika sudah bermain HP si anak  menemukan keasyikan dengan game atau video video yang ditonton, maka mereka tidak tertarik lagi untuk mengerjakan aktifitas lain . Apalagi aktifitas yang harus  keluar raungan atau rumah 

Lalu bagaimaan cara menyembuhkan anak dari kecanduan HP ? Sebelum membahas cara menyembuhkan, maka harus diketahui dulu apa penyebab anak menjadi kecanduan HP. Karena dari penyebab  itulah akan bisa dicarikan apa  solusinya yang paling  tepat.

Penyebab anak kecanduan HP ada banyak faktor di antaranya adalah pola pengasuhan yang salah  , faktor neurosis , desain teknologi HP yang sangat menarik, dan pengaruh lingkungan. Dari faktor faktor tersebut , faktor yang paling menentukan adalah pola pengasuhan  yang salah. Akibat pola pengasuhan yang salah maka, faktor faktor lain akan lebih mudah dan leluasa dalam mempengaruhi  anak menjadi kecanduan HP. 

Sebaliknya bila pola pengasuhan orang tua benar maka, godaan teknologi HP  dengan fitur fiturnya yang serba menarik  itu tidak akan begitu berpengaruh. Faktor neurosis  anak yang berakibat munculnya  efek dopamin yang menyebabkan kesenangan dan kendali diri yang rendah juga masih bisa dikontrol. Pengaruh lingkungan di mana si anak tumbuh dan bersosialisasi  juga masih diantisipasi . Karena pola pengasuhan yang benar akan menjadi filter awal bagi anak untuk bertahan  dari pengaruh faktor faktor eksternal tersebut. 

KESIBUKAN ORANG TUA

Tingkat kesibukan orang tua di era modern  yang seakan tak ada habisnya, mulai urusan pribadi, keluarga, rumah tangga, pekerjaan, hingga komunitas. Memang tidak mudah menangani semua kesibukan itu  sambil tetap mendampingi anak. Karena itu, bagi sebagian orang tua, gadget seakan menjadi penyelamat yang dapat diandalkan.

Orang tua yang disibukkan dengan pekerjaan di kantor, yang harus berangkat pagi pulang sore, tidak akan memiliki waktu yang cukup untuk mendampingi anak. Mereka pulang dengan membawa  kelelahan akibat semua kesibukanya di tempat kerja . Mereka tidak memeiki waktu yang cukup lagi untuk  bercengkerama atau bahkan menemani anak bermain. Bahkan ada yang waktu berangkat anaknya masih tidur dan saat pulang anaknya sudah tertidur . Akhirnya anak merasa tidak mendapat  perhatian. Anak yang sudah menunggu untuk bercerita apa yang dialami  seharian, tidak ada kesempatan. 

Menyalahkan kesibukan orang tua, tentu bukan solusi yang baik.  Karena  untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga  sekarang ini memang membutuhkan  biaya yang besar. Solusi masalah tersebut yaitu  dengan suami istri bekerja agar kondisi perekonomian rumah tangga lebih baik. Dan kalau kondisi ekonomi rumah tangga membaik  diharapkan akan masa depan anak akan lebih baik juga.

Tidak sedikit yang  mengatakan bahwa kita tidak mungkin bisa menjalankan dua aktifitas dalam waktu yang sama dengan hasil yang terbaik di kedua bidang tersebut. Pasti akan  ada yang kurang di   salah satunya. Apalagi kalau keduanya membutuhkan konsentrasi maksimal semua.  Bisa bisa keberhasilan yang diharap , kegagalan yang datang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun