Mohon tunggu...
Adi Triyanto
Adi Triyanto Mohon Tunggu... Buruh - Buruh Sebuah Perusahaan swasta Di Tambun- Bekasi-Jawa Barat

Lahir Di Sleman Yogyakarta Bekerja dan tinggal Di Bekasi

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Pemenang Pacuan Kuda Antara Agama dan Sains

7 Mei 2021   05:54 Diperbarui: 7 Mei 2021   05:55 52
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Pacuan kuda antara agama dan sains tidak akan menghasilkan  pemenang antara keduanya. Agama dan sains  saling melengkapi. Agama memberi nilai setiap penemuan sains. Sains menjadi alat pembuktian kebenaran agama. 

Mendiang Stephen Hawking, ilmuwan kenamaan dari Inggris pernah membuat pernyataan  perbedaan antara agama dan sains. Agama  bersumber otoritas, sedangkan sains bersumber pada nalar dan eksperimen. Pada akhirnya sains akan menjadi pemenang. Itulah keyakinan  Stephen Hawking. Tetapi apakah kenyataanya seperti itu ?.

Sepanjang sejarah peradaban manusia, agama dan sains bergantian mengambil alih kemudi arah kemajuan peradaban. Suatu saat agama menemukan titik puncak perkembangannya, dan menjadi kiblat kemajauan jaman. 

Prestasi itu dicapai  ketika ayat-ayat kauniyah dalam kitab Alquran mampu diterjemahkan dalam kehidupan nyata. Dan itulah amanat yang dikandung Alquran, yang jumlahnya  5 kali lipat dibandingkan ayat tentang fikih. Jumlah  ayat Kauniyah yang lebih banyak daripada ayat Fikih tentu bukan sebuah kebetulan . namun karena Tuhan mempunyai maksud atau tujuan tertentu. Yaitu agar manusia mau memikirkan keberadaan alam semesta ini. Namun ketika ummat muslim mulai disibukkan berkutat pembahasan kajian ke ranah fikih , yang jumlah nya lebih sedikit , terjadilah penurunan peran ummat muslim  di banyak bidang kehidupan secara perlahan . Karena penemuan penemuan baru  yang bermanfaat dan memudahkan kehidupan manusia tidak ditemukan lagi . Tidak lagi muncul ulama ulama yang juga saintis. Dengan penemuan -penemuan besar , seperti saat saat Islam mencapai kejayaan.

Dalam potongan sejarah yang lain , giliran sains Barat menjadi pemegang  kendali, arah kemajuan  peradaban manusia  . Dengan segala penemuan yang dicapai membuat semua menjadi serba cepat dan serba efisien. Dan membawa manfaat serta mempertinggi peradaban manusia. Mengatasi  keterbatasan siklus perputaran  alam secara normal, untuk memenuhi  kebutuhan mengikuti laju pertumbuhan ummat manusia yang bertambah besar. Namun  karena tidak dibekali sifat sifat baik terhadap alam dan kehidupan, kemajuan sains dan teknologi justru membawa kerusakan serta merugikan kehidupan manusia serta alam. 

Dari peristiwa digilirkannya agama dan sains menjadi penentu kemajuan peradaban ada fakta yang menarik untuk dikaji. Pertama mengenai penyebab keduanya menjadi pemegang kendali kemajuan peradaban. Agama menjadi penentu kemajuan peradaban ketika para pemuka agamanya, juga mengimbangi kemampuannya di bidang sains. Di lain kesempatan sains mengalami perkembangan yang  cukup meningkat dan memberi manfaat kepada ummat manusia ketika penelitian  atau saintis dilandasi nilai nilai agama. Yang membawa setiap penemuan sains bernilai manfaat bagi kehidupan manusia dan kelestarian alam.

Ada kesamaan , ketika agama atau sains berada di puncak  peradaban, yaitu ketika keduanya mampu menerjemahkan hukum  dasar alam, yang mengatur semua keseimbangan  alam ini . Agama yang dijalankan tanpa memenuhi hukum alam maka tidak akan mampu mencapai kejayaan di dunia. Ada sebuah ungkapan, kebenaran tanpa organisasi atau manaemen  yang benar , bisa dikalahkan oleh kebathilan tetapi diorganisasi secara  lebih baik.  Di kesempatan lain, sebuah teori ilmiah yang sudah dipenuhi syaratnya, tetapi tidak memiliki sifat tunduk  kepada aturan yang serba maha tidak akan mampu memberi manfaat kepada banyak orang. Dan bisa salah gunakan serta  merugikan banyak orang.

Agama dan sains itu seperti sepasang besi yang ada di rel kereta. Keduanya tidak bisa mengklaim lebih penting.  Dan ketika ada yang sudah merasa  lebih penting atau lebih hebat dari yang lain saat itu pula fungsi atau manfaat keduanya hilang. Namun ketika keduanya berdampingan menjalankan fungsi masing masing  maka akan mampu memberi  manfaat secara maksimal. Dan bisa mengantarkan semua yang lewat di atasnya  menuju ke tempat tempat yang diinginkan.

Dan apa yang disampaikan Albert Einstein tentang hubungan agama dan sains adalah sangat tepat. Ilmu tanpa agama adalah lumpuh . Dan agama tanpa ilmu adalah buta . Tanpa ilmu, agama tidak akan bisa kemana mana. Tidak mencapai prestasi apa apa di dunia. Dan tanpa agama ilmu bisa salah arah.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun