Mohon tunggu...
Adi Triyanto
Adi Triyanto Mohon Tunggu... Buruh - Buruh Sebuah Perusahaan swasta Di Tambun- Bekasi-Jawa Barat

Lahir Di Sleman Yogyakarta Bekerja dan tinggal Di Bekasi

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Untuk Wanitaku..

22 September 2020   21:09 Diperbarui: 22 September 2020   21:10 55
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Hari ini. Dua tahun lalu. Adalah hari istimewa. Hari yang paling berarti dalam sejarah hidupku. Dalam hidupmu juga. Hari yang menandai, kita menjalani rutinitas yang berbeda dengan biasanya. Tidak ada lagi aku. Tidak ada lagi kamu. Mulai hari itu, yang ada hanya kita. Ya , kita saja. Tidak ada lagi yang lain.

Hari itu kita mengucapkan janji suci. Sebuah janji yang akan kita pegang erat, Meski apa pun yang terjadi hingga akhir hayat. Janji yang telah mengikat kita. Mengikat hati kita. Mengikat pikiran kita. Mengikat perilaku kita. Mengikat lidah kita. Mengikat seluruh anggota tubuh kita.

Tidak terasa, waktu berputar begitu cepat. Dua tahun sudah kita bersama. Dua tahun sudah kita menjalani kehidupan sebagai kita. Kita yang ternyata tidak mudah. Karena aku, harus menghilangkan sifat aku-ku. Dan kamu harus menghilangkan sifat kamu-mu. Memang tidak ada guncangan yang cukup berarti. Meski bukan berarti tidak ada apa apa.

Dan, di hari ini, dari hati yang paling dalam, aku mengucapkan terima kasih. Terima kasih yang seharusnya tidak aku kumpulkan sampai satu tahun. Yang bisa saja membuat aku lupa mengucapkan. Tetapi seharusnya diucapkan setiap hari. Sebagai penghargan terhadap apa yang telah kamu lakukan. Meski kamu , melakukan semua itu bukan untuk mendapatkan penghargaan. Ataupun sanjungan. Aku yakin bukan itu.

Terima kasih wanitaku,

Telah mendampingiku dua tahun belakangan ini. Menemaniku melewati waktu. Memang tidak selalu di samping ku setiap hari , Tetapi kualitas kebersamaan tidak sekedar diukur dari durasi waktu . Kualitas waktu itu yang lebih penting. Kalaupun harus jauh , aku tahu pasti alasannya. Demi kepentingan yang lebih besar. Apalagi setahun belakang ini. Setelah hadirnya buah hati pelengkap kebersamaan kita.

Telah mau mengerti aku. Memahami aku. Memahami pekerjaanku. Memahami tuntutan waktu yang harus kau berikan untuk pekerjaanku. Tidak sedikitpun mengeluh. Tidak menuntut . Meminta lebih apa yang tidak bisa aku lakukan. Tidak bisa aku penuhi. memahami ketika aku hanya bisa menengok seminggu sekali. bahkan terkadang dua mingu baru bisa datang. Bila ada pekerjaan atau kegiatan yang harus aku selesaikan.

Telah menjadi ibu dari anak kita. Melewati masa masa kehamilan yang penuh perjuangan. Melewati masa masa yang tidak mudah. Dengan kondisi fisik yang serba terbatas. Hingga proses melahirkan melalui perjuangan yang berat. Melawan rasa sakit dan kekhawatiran di ruang operasi.

Telah Menjaga dan merawat dan membesarkan buah hati kita. Dari awal kelahiran yang penuh cobaan. Hingga masa perkembangan awal yang sangat melelahkan. Menjaga detik demi detik .Mencurahkan semua tenaga , waktu dan pikiran. Tubuh terbaring tetapi mata selalu terjaga. Mata terpejam tetapi telinga selalu mendengar. Tanpa sedikitpun menampakkan rasa lelah.

Telah mendidik dengan sepenuh hati buah hati kita . Dari sejak lahir hingga saat ini. Semua kau jalani dengan sepenuh hati. Untuk memberikan perhatian terbesar masa pertumbuhan buah hati kita. Jangan sampai kekurangan kasih sayang dan cinta di masa pertumbuhannya. Semua kau jalani tanpa mengeluh. Hingga sekarang buah hati kita berusia satu tahun lebih.

Namun disaat yang sama

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun