Mohon tunggu...
Adi Triyanto
Adi Triyanto Mohon Tunggu... Buruh - Buruh Sebuah Perusahaan swasta Di Tambun- Bekasi-Jawa Barat

Lahir Di Sleman Yogyakarta Bekerja dan tinggal Di Bekasi

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Jangan Takut untuk Bermimpi

4 April 2020   05:34 Diperbarui: 4 April 2020   05:34 64
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Jangan banyak bermimpi. Jangan banyak berangan angan . Bermimpi di siang bolong. Mimpi yang tidak akan pernah menjadi nyata.Mimpi yang tidak membuat perubahan apapun.Mimpi yang datang setelah tidur seharian. Mimpi yang bahkan bisa membuat jadi gila. 

Namun bermimpi tetap boleh.Jangan takut. Kenapa ? Karena banyak karya besar yang mengubah dunia, berasal dari mimpi. Tapi mimpi bukan sembarang mimpi .Mimpi yang menggerakkan . Mimpi yang memberi energi. Energi untuk berkarya. Energi untuk bekerja lebih keras . Energi yang mendekatkan impian, dalam genggaman tangan.

Mimpi yang muncul bukan saat tidur. Apalagi tidur di siang hari. Tetapi mimpi yang dihasilkan oleh setelah bekerja keras di siang hari. Memeras peluh di tubuh. Menjauhkan kepala dari bantal.Membuang waktu dengan berpikir.

Honda dalah hasil dari sebuah mimpi.Mimpi yang dimanifestasikan dalam sebuah kekuatan. Kekuatan untuk membuat karya yang belum pernah ada. Karya terbaik.Yang memberi kenyamanan dan kebanggan banyak orang. Itulah kekuatan mimpi. The power of dream. Honda the power of dream. Itulah Soichiro Honda mendiskripsikan mimpinya.

Toyota adalah juga sebuah mimpi Mimpi Kiichiro Toyoda. Impian untuk melihat mobil mobil di jalan jalan raya di Jepang tidak semuanya mobil Amerika. Harus ada Mobil Jepang yang lewat. Boleh dua atau tiga. Lebih banyak lagi lebih baik.Dan ketika 18 tahun kemudian, Toyota menguasai jalan jalan di Jepang bahkan di seluruh dunia. Maka waktu 5 tahun yang Kiichiro Toyoda habiskan untuk belajar semua tentang mobil di Amerika dan Eropa, terbayar lunas. 

Kemajuan bangsa Korea, juga buah dari keberanian untuk bermimpi. Mimpi mengalahkan Jepang. 

Bangsa yang telah menjajahnya .Mimpi yang diwujudkan bukan dengan banyak tidur di malam hari.Apalagi di siang hari .Tetapi dengan bekerja keras tak kenal lelah. Datang ke kantor lebih awal dari bangsa Jepang. Dan pulang juga lebih akhir dari jam pulang kerja bangsa Jepang. Dan dengan di tambah motto semangat yang digelorakan kepada generasi mudanya , " jangan malas seperti bangsa Jepang ". Dan lihatlah sekarang. Samsung dan LG telah memaksa merk merk Electronik Jepang , untuk pulang ke negaranya . Dengan wajah tertunduk. Menyerah kalah. 

Ada perbedaan antara mimpi dan impian. Mimpi belum berbentuk . Mimpi tidak bisa dilihat. .Tidak akan membawa perubahan apapun. Dia hanya akan tersimpan dalam pikiran. Terkukung dalam kepala.Berputar putar terus di kepala .Tanpa mengenal ujung Tetapi impian, adalah kemauan mengeluarkan mimpi dari dalam kepala. Dikeluarkan dengan membuat peta jalan meraihnya.. Langkah demi langkah. Dan rencana rencana nyata untuk mewujudkannya.

Bermimpi itu membutuhkan keberanian..Tidak semua mampu. Tidak semua berani. Ada yang yang takut bermimpi. Bahkan sampai trauma . Apalagi yang pernah bermimpi yang hal hal menyeramkan. Lebih baik tidak tidur .Nanti mimpinya menakutkan. Orang yang tidak berani bermimpi, maka tidak akan pernah bisa pergi " kemana mana ". Tidak bisa menikmati hal hal baru.Yang berani bermimpi , setidaknya sudah mempunyai pengalaman baru. Pengalaman yang memperkaya pengalaman hidup. 

Sekarang , menjadi sebuah pertanyaan buat seluruh karyawan di sebuah perusahaan . Beranikah bermimpi ? Bermimpi setinggi tingginya. Bermimpi Nama Perusahaan -nya, tertulis di papan bilboard di pinggir lapangan piala Dunia. Mimpi perusahaan-nyai disebut dalam berita setelah Samsung dan LG. Atau mimpi mimpi "Gila" lainnya. Tetapi bukan bermimpi di siang bolong. Mimpi yang menggerakkan seluruh potensi. Mimpi yang memaksa untuk berbuat lebih.

Bekerja lebih keras. Belajar lebih giat lagi. Tidak memberi kompromi kesalahan kesalahan lagi. Tidak memberi kesempatan rasa malas mempengaruhi diri. Atau karyawan tidak tidak punya nyali untuk bermimpi.Takut tidak mampu. Takut dikatakan gila kerja. Dan takut takut lainnya. Atau justru karyawan sudah tidak memiliki impian sama sekali. Sudah merasa cukup dengan kondisi saat ini. Kalau bermimpi saja tidak berani, lalu apa yang bisa diharapkan lagi ?

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun