Â
Saya kagum dengan sopir grab yang menjemputku dari bandara internasional Ahmad Yani. Beliau asli wong Boyolali. Dia punya anak dua yang masih kuliah. Beliau merantau kerja sebagai sopir grab di Semarang untuk menambah biaya kuliah anak anak.
Beliau banyak cerita tentang kota Semarang hingga Ungaran.
Saking asiknya kami cerita,. Tiba-tiba bunyi beduk tanda berbuka puasa. Kami berhenti di pinggiran kota, kami berbuka puasa bersama. Meskipun kami berbeda keyakinan, itu tidak menjadi penghalang baginya untuk menyelesaikan ibadah puasanya hingga di tutup dengan berbuka.
Saya kagum dengan beliau dia tidak segan dan menyembunyikan ibadahnya. Tapi justru dia ingin tunjukkan meski sibuk bekerja tetap dia menjalankan ibadah puasa semestinya.
Bagi kita umat beriman, marilah bangga dengan ibadah yang telah kita lakukan agar kita mendapat pahala dari Allah sang pencipta.