Saya memiliki teman yang gemar sekali membeli buku. Walaupun dia ini cukup aneh, karena terkadang pada akhirnya buku yang dia beli hanya sebagai pajangan di rak kamarnya. Suatu hari, dia mengajak saya untuk mencari buku di salah satu gerai buku besar di Semarang. Katanya, dia mau mencari bahan bacaan tentang psikologi motivasi untuk memenuhi tugas kuliahnya.
Kami berangkat menggunakan sepeda motor. Tak ada yang spesial dalam perjalanan kami. Karena memang, kami sudah terbiasa melewati jalur untuk ke gerai buku tersebut. Ketika sampai di lokasi, teman saya ini terlihat tak sabaran. Padahal saya berniat untuk ke toilet sebentar, untuk sekadar mencuci muka.
Ketika mulai menyusuri lorong panjang yang dipenuhi labirin buku itu, saya sesekali memegang dan membaca cover beberapa buku yang saya lewati. Tampaknya semua jenis buku dengan pembahasan soal pendidikan, politik, ekonomi, sosial, motivasi, sains, dan sebagainya terpampang di sela-sela barisan yang rapih itu. Tak terkecuali, mungkin ada juga buku tentang sepak terjang pemimpin negeri ini.
Saya menerawang, memori saya membuka kembali ingatan tentang buku yang pernah teman saya tunjukkan, yakni buku  yang berjudul 'Ganjar Pranowo Jembatan Perubahan'. Buku yang ditulis oleh Tim Litbang Kompas tahun 2019 itu, menjadi bukti keberhasilan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo menjembatani kepentingan pemerintah pusat dan daerah.
Poin utama dalam buku itu menjelaskan jika selalu ada cara unik yang dilakukan Ganjar. Pria berambut putih itu juga selalu lincah melakukan terobosan-terobosan yang membuat banyak lembaga mengganjar pemerintahannya dengan aneka penghargaan.
Tapi walau demikian, Ganjar tetap rendah hati dan selalu berkata jika penghargaan baru memiliki arti, kalau masyarakat sudah tidak komplain. Mewarisi ketegasan ayahnya dan kelembutan ibunya, Ganjar adalah perpaduan sekaligus sosok yang bermain di antara dua karakter tersebut. Semua regulasi hingga pembangunan yang berbasis kerakyatan menjadikan Jawa Tengah dan Ganjar sebagai entitas politik, sosial, dan ekonomi yang pantas diperhitungkan.
Kepiawaian Ganjar memimpin memang sudah tak diragukan lagi. Karakternya yang lentur, spontan, ringan, dan egaliter membuat setiap keputusan bisa dirasakan manfaatnya oleh rakyat. Kedekatan itu salah satunya dilakukan di dunia digital melalui platform media sosial. Keaktifan Ganjar di medsos ini menjadi salah satu jembatan komunikasi yang efektif antara pemerintah pusat, daerah, dan rakyat. Sehingga semua keluhan bisa langsung tersampaikan.
Walau terdengar ringan, tapi ini adalah hal yang esensial. Karena ini juga sebagai wujud kepekaan Ganjar akan digitalisasi. Pria kelahiran 28 Oktober 1968 itu sepertinya paham jika masyarakat mulai bermigrasi ke dunia digital, dan pada ruang itulah meeting point terjadi. Sehingga semua informasi bisa tersampaikan dengan baik.
Berkat kegigihannya itu, Ganjar dipercaya oleh google sebagai mentor dalam acara Kreator Indonesia Berkarya Watch Indonesia. Kemudian terbukanya ruang aduan di media sosial oleh Pemerintah Provinsi Jawa Tengah sebagai langkah mengusung birokrasi yang cepat tanggap, juga menjadikan Jawa Tengah di bawah kepemimpinan Ganjar mendapat predikat A dalam Hasil Evaluasi Reformasi di tahun 2022. Hal tersebut merupakan kali keempat Provinsi Jawa Tengah mendapatkan predikat A pada Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintahan (SAKIP) berturut-turut sejak 2018.
Memang tak ada kepemimpinan yang sempurna, tapi yang ada adalah kepemimpinan yang sukses. Barangkali inilah sosok Ganjar. Sosok pemimpin yang sukses bagi Jawa Tengah. Kesuksesan itu terlihat dari pelayanan yang Ganjar tunjukkan. Di bawah nahkodanya, Jateng banyak menelurkan inovasi-inovasi yang membuat mudah masyarakat.
Bisa dibilang, inilah keblingeran Ganjar yang tidak dimiliki pemimpin daerah lain. Melalui jembatan yang ia bangun, masyarakat Jateng mampu menggapai kesejahteraan. Tentu saja bagi masyarakat seperti saya ini, melihat sosok Ganjar adalah melihat masa depan Indonesia. Dan Ganjar sangat pantas menjadi role model gubernur nasional.