Mohon tunggu...
Aditia Ardian
Aditia Ardian Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Saya memiliki ketertarikan di bidang jurnalistik. Bagi saya, jurnalistik adalah balai besar yang tak pernah penuh. Sehingga kita bisa memilih sesuatu, entah yang diinginkan atau dibutuhkan.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Bagaimana Mestinya PDIP Bersikap?

3 Desember 2022   13:38 Diperbarui: 3 Desember 2022   14:02 222
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Dilihat pake kacamata apapun, Ganjar Pranowo ini memang semacam anugerah yang partai banteng miliki. Bahkan kode soal pemimpin berambut putih pun kuat sekali tertuju pada Ganjar. PDIP harusnya bersyukur dan jangan kelewat baper soal ucapan pemimpin berambut putih dan elektabilitas Ganjar yang mulai diperhitungkan partai lain.

Ya walaupun dari sisi administratif, PDIP bisa mengusung capres sendirian, tapi apa hal itu cukup? PDIP lagi-lagi harus bersyukur memiliki kader seperti Ganjar. Kalau toh pada akhirnya Ganjar masih belum jelas nasibnya di PDIP, Ganjar tetap milik rakyat dan akan terus bekerja untuk rakyat seperti slogannya PDIP 'Kerja Kita, Kerja Indonesia'.

Kita tak bisa menutup mata, bahwa nama Ganjar Pranowo kian moncer dalam obrolan politik tanah air. Berbagai lembaga survei juga mengumumkan hasil yang menempatkan Gubernur Jawa Tengah ini konsisten berada pada urutan pertama. Elektabilitas Ganjar yang melejit itu menjadi tanda jika pemimpin berambut putih ini mendapat dukungan serta restu dari masyarakat.

Dukungan itu lahir dari lapisan bawah hingga elit politik. Kowarteg Indonesia, Relawan Desa untuk Ganjar (Desgan) Sulteng, ratusan ulama di Provinsi Jambi, Sahabat Ganjar bersama para ulama, ustaz, dan pengurus pondok pesantren di Brebes, hingga partai politik seperti PSI, PPP, dan PAN melayangkan dukungan kepada Ganjar.

Tentu dukungan dari partai politik di luar PDIP kepada Ganjar ini, menjadi menarik dan tak bisa pandang sebelah mata. Hal itu berarti Ganjar merupakan calon potensial yang secara kinerja diakui. Bukan tidak mungkin, keran dukungan dari partai lain akan menyusul mengingat secara kinerja Ganjar memang paling cocok untuk mengisi kursi RI 1.

Walau banyak dilirik partai lain dalam bursa capres 2024, Ganjar tak bergeming. Pria kelahiran 28 Oktober 1968 itu tetap tegas bicara "Aku ini PDI Perjuangan. Di PDI Perjuangan capres itu urusannya Bu Mega". Hal itu bagi saya bukan sekadar kata-kata manis belaka, namun bentuk kesetiaan Ganjar sebagai kader PDIP.

Dalam celotehan ini, saya tidak akan membahas mengenai bagaimana sikap Ganjar. Tapi lebih kepada apa yang membuat banyak partai mulai melempar dukungan kepada Ganjar, padahal jelas dari partai Ganjar (PDIP) belum memberikan sinyal pencapresan. Setidaknya ada dua hal yang bisa kita cermati dari keadaan ini.

Pertama, dukungan itu sebagai representasi jika Ganjar memiliki kinerja yang bagus dan baik. Pilihan politik selalu mengedepankan aspek kinerja dan hasil. Tentu saja pengabdian Ganjar kepada Jawa Tengah telah memberikan banyak manfaat bagi warga Jateng. Dimana, pembangunan bapak beranak satu ini berbasis pada wong cilik. Dalam benak saya terpikir, mungkin ini salah satu faktor yang membuat Ganjar dilirik dan disukai elit partai.

Kedua, PDIP harusnya bersyukur. Bagaimana pun situasinya, Ganjar tetap kader PDIP. Semua sepak terjangnya dalam memimpin dan mengambil keputusan tak lepas dari kaderisasi yang diberikan PDIP. Semua partai pasti ada sistem kaderisasi, tapi lahirnya sosok Ganjar ini menjadi bukti jika PDIP mampu mencetak orang-orang kredibel dan peduli kepada rakyat.

Tentunya, sekali lagi PDIP harusnya bersyukur memiliki Ganjar. Ganjar adalah manifestasi keberhasilan sistem pengkaderan di partai banteng. Tapi seperti kita tahu, Ganjar diibaratkan rumput mutiara yang keberadaannya kerap diabaikan bahkan dianggap sebagai pengganggu. Hingga akhirnya hanya orang-orang yang memiliki kesadaran akan manfaat besar rumput mutiara untuk kesehatan, akan berbondong-bondong mencarinya walau harus mengorbankan banyak hal.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun