Mohon tunggu...
Aditya Rahman
Aditya Rahman Mohon Tunggu... Penulis - Komunitas Ranggon Sastra

Jalan pulang adalah tujuan yang remang-remang

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Aku Ingin Mencintaimu dengan Indonesia

8 Maret 2022   15:21 Diperbarui: 8 Maret 2022   15:34 129
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Aku ingin mencintaimu dengan Indonesia
Bukan dengan bendera dua warna
Atau pancasila yang terpatri di dada Garuda. 

Selusin dendam telah kukorek kembali pada ke dalaman hati
Maka, sekali lagi aku sampaikan
Bahwa:
Aku menolak mencintaimu dengan dalih kemerdekaan yang berdarah-darah itu. 

Bicaralah!
Aku telah bicara! 

Jangan sekali-kali kamu sampaikan bahwa cinta tumbuh dari sejarah atau karena aku dan kamu lahir di tanah yang sama
Tidak! 

Boleh saja kamu katakan kebencian: pada Inggris, Belanda, Jepang, Amerika
pada pembantaian Madiun, Bali, Karawang, Medan, Banyuwangi
pada penghilangan paksa
Pada gerakan-gerakan yang menuntut kemerdekaan
Pada semua peristiwa berdarah di tanah ini
Tapi, jangan kamu sebut peristiwa itu di depan mataku
Sebab aku, hanya ingin mencintaimu dengan sungguh-sungguh
Bukan pada dendam, balas jasa, kebenaran, atau keagungan
Aku hanya ingin mencitaimu dengan murni tanpa bercak darah. 

Maaf, aku tidak bermaksud mengatur juga memaksa kamu untuk mencintai dengan caramu sendiri
Asal kamu tahu, cinta adalah perasaan bebas yang boleh saja kamu taruh sembarangan, jika kamu bisa
Sekali lagi, jika kamu bisa
Namun, karena aku sungguh-sungguh, aku tak mampu seberani kamu
yang bebas bicara cinta dengan memadukan ke-Indonesiaan di depan aku dan banyak orang. 

Aku ikhlas berbagi hati dengan hal yang kamu sebut itu perjuangan
Aku sudah mencoba membaca yang kamu sebut itu melawan kebodohan
Aku menulis apa yang kamu impikan, karena kamu sebut itu keabadian
Banyak langkah kukerjakan, apa serumit itu mencintaimu dengan Indonesia?

Kamu harus tahu!
Aku telah membangun rumah kita,
Tentu saja dengan caraku sendiri dengan Indonesia
Rumah itu..
Akan menjadi tempat kita berbagi hidup dan meracik nasib
Sedetik saja kamu sudi pergi ke sana
Aku hidangkan selimut biru yang akan memelukmu setiap waktu
Matamu akan menangkap tiap lipatan ombak dengan langit putih dan jingga yang malu-malu menginap di matamu
Dapat pula kamu berbaring pada ilalang tempat ratusan kupu-kupu tertidur
Bila bosan, cukup geser sedikit tubuhmu, maka pasir-pasir kaca akan memeras segala keringatmu menjadi kerlingan cahaya. 

Perlu kamu tahu!
Bukan aku yang mempersiapkan segala kehidupan ini
Tapi, Indonesia
Tanah yang lama berdarah dan terus mengucurkan air mata
Sejak pertama kita bertemu, aku ingin mencintaimu dengan Indonesia sebagaimana mestinya:
Tanpa benar-salah, balas jasa, keagungan, dan pembaharuan yang memaksa.

Pangandaran 1-1-22

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun