Mohon tunggu...
Adi Supriadi
Adi Supriadi Mohon Tunggu... Lainnya - Berarti Dengan Berbagi, Sekali Berarti Sesudah Itu Mati. Success by helping other people

Activist, Journalist, Professional Life Coach, Personal and Business Coach, Author, Counselor, Dai Motivator, Hypnotherapist, Neo NLP Trainer, Human Capital Consultant & Practitioner, Lecturer and Researcher of Islamic Economics

Selanjutnya

Tutup

Money

Refleksi Profesionalisme Rasulullah dalam Memimpin

28 Juni 2011   07:57 Diperbarui: 26 Juni 2015   04:06 2028
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_116727" align="aligncenter" width="640" caption="Refleksi Profesionalisme Rasulullah SAW Dalam Memimpin"][/caption]

Kesuksesan suatu badan usaha atau lembaga publik pada dasarnya terletak pada kepemimpinan manajer atau pimpinannya. Terlebih dalam badan yang sangat besar seperti sebuah Negara, provinsi, kota dan kabupaten. Sekalipun organisasinya baik, sarana-prasarana lengkap, kekayaan alamnya berlimpah, sumberdaya yang berkualitas, tetapi jika tidak dikelola dengan baik oleh manajer atau pimpinan maka tidak mungkin akan berhasil dalam sebuah lembaga tersebut. Salah satu kesuksesan itu yang harus dimiliki oleh seorang leadership adalah sikap profesionalisme. Kenapa? Profesionalisme merupakan sikap dari seorang professional, dan professional berarti melakukan sesuatu sebagai pekerjaan pokok dengan fokus, yang disebut profesi yaitu segala pekerjaan tersebut bukan pengisi waktu luang atau sebagia hobi belaka. Professional dapat diartikan sebagai pandangan untuk selalu berfikir, berpendiriran, bersikap dan bekerja sungguh-sungguh, kerja keras, bekerja sepenuh hati, disiplin, jujur, loyalitas tinggi dan penuh dedikasi demi keberhasilan pekerjaannya.

Kata professional berasal dari profesi yang artinya menurut Syafrudin Nurdin , sebagai suatu pekerjaan yang memberikan pendidikan lanjut di dalam science dan teknologi yang digunakan sebagai perangkat dasar untuk di implementasikan dalam berbagai kegiatagn yang bermanfaat. Sedangkan persyaratannya menurut Uzer Usman adalah : “ Menuntut adanya ketrampilan yang berdasarkan konsep dan teori ilmu pengetahuan yang mendalam, Menemukan pada suatu keahlian dalam bidang tertentu sesuai dengan bidang profesinya , Menuntut adanya tingkat pendidikan keguruan yang memadai , Adanya kepekaan terhadap dampak kemasyarakatan, Memungkinkan perkembangan sejalan dengan dinamika kehidupan, Memiliki kode etik sebagai acuan dalam melaksanakan tugas dan fungsinya , Memiliki klien/objek layanan yang tetap, seperti guru dengan muridnya, Diakui oleh masyarakat, Karena memang jasanya perlu dimasyarakatkan. Dari pengertian diatas, bahwa profesi adalah suatu pekerjaan yang memerlukan pendidikan lanjut, profesi juga memerlukan ketrampilan melalui ilmu pengetahuan yang mendalam, ada jenjang pendidikan khusus yang mesti dilalui sebagai sebuah persyaratan. Sifat profesinalini digambarkan dalam Al-Qur’an Surat An-nisa : 84 ” Katakanlah :” Tiap-tiap orang berbuat menurut keadaanya masing-masing. Maka Tuhanmu lebih mengetahui siapa yang lebih benar jalan-Nya

Tentang kepemimpinan Allah menyatakan : “Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat: "Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi." mereka berkata: "Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?" Tuhan berfirman: "Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui." Yang dimaksud dengan pemimpin adalah kemampuan seseorang untuk meyakinkan orang lain agar orang lain itu dengan sukarela.

Dengan demikian setiap orang yang berfungsi memimpin, membimbing dan mengarahkan orang lain adalah seorang pemimpin Sedangkan kepemimpinan adalah kemampuan seseorang untuk meyakinkan orang lain agar mau diajak untuk melaksanakan kehendaknya atau gagasannya. Definisi kepemimpinan ini menunjukkan bahwa kemampuan seseorang sangat diutamakan. Kemampuan seseorang secara keseluruhan meliputi kesungguhan fisik, mental dan intelektualitasnya. Jadi, seseorang akan mampu memimpin jika ia mempunyai keunggulan, dengan begitu ia akan dipatuhi oleh orang-orang yang dipimpinnya . Kepemimpinan dapat berlangsung dimana saja dan kapan saja.. kepemimpinan merupakan kemampuan memepengaruhi orang lain sehingga melakukan suatu tindakan dengan sukarela untuk mencapai tujuan tertentu . Menurut Mondy dan premeaux bahwa Leadership or leading involves influencing others to do what the leader wants them to do. Pendapat ini berarti menekankan adanya pengaruh yang diberikan kepada pemimpin terhadap anggota organisasi agar mereka melakukan suatu kegiatan yang diinginkan. Hal ini salah satu cara yang ditempuh oleh manajer pada suatu organisasi.

Dewasa ini, Profesionalisme sering diidentifikasikan dengan materi atau uang. Banyak orang mengatakan, saya kerja professional. Gaji saya sekian. Mereka tidak pernah memikirkan hal-hal lainnya, padahal makna professional adalah bekerja dengan maksimal dan penuh komitmen dan kesungguhan. Gaji atau bayaran yang tinggi diperoleh oleh seseorang sebenarnya merupakan akibat dari pekerjaan yang silakukan dengan kesungguhan, optimal, dan tidak sal-asalan. Pada ayat al-isra diatas tadi, dikemukakan bahwa setiap orang beramal dan berbuat sesuai dengan kemampuannya sesuai dengan kemampuannya. artinya, seseorang harus bekerja dengan penuh ketekunan dengan mencurahkan seluruh keahliannya. Jika seorang bekerja sesuai dengan kemampuannya, maka akan melahirkan hal-hal yan optimal.

Profesional dan Profesinalisme akan dapat dibangun jika tercipta budaya yang kondusif. Ada hubungan erat dengan budaya dengan profesionalisme. Seseorang akan bekerja dengan sungguh-sungguh sebagai seorang professional, jika ia berada dalam suasana dan lingkungan kerja yang kondusif. Jika seorang bekerja dalam suasana yang tertekan maka tidak mungkin ia bekerja dengan profesional Tidak mungkin seseorang bekerja secara professional jika pemimpinnya tidak pernah memberikan pernyataan penghargaan. Penghargaan atau penghormatan bagi bawahan harus diusahakan agar menjadi sebuah budaya yang akhirnya melahirkan kesungguhan. Jika seorang telah bekeja dengan sungguh-sungguh, biasanya ia telah professional dibidang yang digelutinya. Ia mengerti apa yang harus dilakukan dan mengetahui apa yang harus dilakukannya dan juga tahapan-tahapan untuk melakukannya, itulah yang dilakukan seorang professional/ Pengertian professional bukanlah suatu pekerjaan yang dilakukan dengan sedndirinya tanpa memerlukan seasana. Bukan berarti jika seseorang telah ahli, maka dapat diartikan ia bekerja secara professional. Orang akan bekerja menurut kehaliannya, dan berusaha dengan semaksimal mungkin di bidangnya jika didukung oleh suasana kerja yang baik.

Ajaran Islam sebagai agama universal sangat kaya akan pesan-pesan yang mendidik bagi muslim untuk menjadi umat terbaik, menjadi kholifah, yang mengatur dengan baik bumi dan isinya. Pesan-pesan itu sangat mendorong kepada setiap muslim untuk berbuat dan bekerja secara professional, yakni bekerja dengan benar, optimal, jujur, disiplin dan tekun. Akhlak Islam yang diajarkan oleh nabi Muhammad SAW, memiliki sifat-sifat yang dapat dijadikan landasan bagi pengembangan profesionalisme. Ini dapat dilihat pada pengertian sifat-sifat akhlak nabi, yaitu : Sifat kejujuran (shidiq). Kejujuran ini menjadi salah satu dasar yang paling penting untuk membangun profesionalisme. Hampir semua usaha yang dikerjakan bersama menjadi lancer, karena hilangnya kejujuran. Oleh Karena itu kejujuran menjadi sifat wajib bagi Rasulullah SAW. Dan sifat ini pula yang selalu diajarkan oleh Islam melalui Al-qur’an dan sunah Nabi. Kegiatan yang dikembangkan di dunia organisasi, perusahaan dan lembaga modern saat ini sangat ditentukan oleh kejujuran. Begitu juga tegaknya Negara sangat ditentukan oleh sikap jujur para pemimpinnya. Ketika para pemimpinnya tidak jujur dan korup, maka Negara itu menghadapi problem nasional yang sangat berat, dan sangat sulit untuk membangkitkan kembali.

Sifat tanggung jawab (amanah). Sikap tanggungjawab juga merupakan sifat akhlak yang sangat diperlukan untuk membangun profesionalisme. Suatu perusahaan/organisasu/lembaga apapun pasti akan hancur bila orang-orang yang terlibat di dalamnya tidak amanah.

Sifat komunikatif (tabligh). Salah satu cirri professional adalah sikap komunikatif dan transparan. Dengan sikap komunikatif, seorang penanggung jawab suatu pekerjaan akan dapat terjalin kerjasama dengan orang lain lebih lancer. Ia dapat juga meyakinkan rekanannya untuk melakukan kerjasama atau melaksanakan visi dan misi yang disampaikan. Sementara dengan sikap transparan. Kepemimpinan di akses semua pihak tidak ada kecurigaan, sehingga semua masyarakat anggotanya dan rekan kerjasamanya akan memberikan apresiasi yang tinggi kepada kepemimpinannya. Dengan begitu, perjalanan sebuah organisasi akan berjalan lebih lancer, serta mendapat dukungan penuh dari berbagai pihak.

Sikap cerdas (fathonah). Dengan kecerdasannya seorang professional akan dapat melihat dan menangkap peluang dengan cepat dan tepat. Dalam sebuah organisasi, kepemimpinan yangcerdasa akan cepat dan tepat dalam memahami problematika yang ada di lembaganya. Ia akan cepat memahami aspirasi anggotannya, sehingga setiap peluang dapat segera dimanfaatkan secara optimal dan problem dapat dipecahkan dengan cepat dan tepat sasaran.

Di samping itu, masih terdapat pula nilai-nilai Islam yang dapat mendasari pengembangan profesionalisme, yaitu : “Bersikap positif dan bersikap positif (khusnudzon). Berfikir positif akan mendorong setiap orang melaksanakan tugas-tugasnya lebih baik. Hal ini disebabkan dengan bersikap dan berfifikr positif mendorong seseorang untuk berfikir jernih dalam menghadapi setiap masalah. Khusnudzon tersebut, tidak saja ditujukan kepada sesame kawan dalam bekerja, tetapi yang paling utama adalah bersikap dan bersikap positif kepada Allah SWT. Dengan pemikiran tersebut, seseorang akan lebih bersikap objektif dan optimistic. Apabila ia berhasil dalam usahanya tidak menjadi sombong dan lupa diri, dan apabila gagal tidak mudah putus asa, dan menyalahkan orang lain. Sukses dan gagal merupakan pelajaran yang harus diambil untuk menghadapi masa depan yang lebih baik, dengan selalu bertawakal kepada Allah SWT. Memperbanyak shilaturahim. Dalam Islam kebiasaan shilaturahim merupakan bagian ari tanda-tanda keimanan. Namun dalam dunia profesi, shilaturahim sering dijumpai dalam bentuk tradisi lobi. Dalam tradisi ini akan terjadi saling belajar. Disiplin waktu dan menepati janji. Begitu pentingnya disiplin waktu, Al-qur’an menegaskan makna waktu bagi kehiupan manusia. Bertindak efektif dan efisien. Bertindak efektif artinya merencanakan, mengerjakan dan mengevaluasi sebuah kegiatan dengan tepat sasaran.sedangkan efisien adalah penggunaan fasilitas kerja dengan cukup, tidak boros dan memenuhi sasaran, juga melakukan sesuatu yang memang diperlukan dan berguna. Islam sangat menganjurkan sikap efektif dan efisien. Memberikan upah secara tepat dan cepat. Ini sesuai dengan hadits Nabi, yang mengatakan berikan upah kadarnya, akan mendororng seseorang pekerja atau pegawai dapat memenuhi kebutuhan diri dan keluarganya secara tepat pula. Sementara apabila upah ditunda, seorang pegawai akan bermalas-malas karena dia harus memikirkan beban kebutuhannya dan merasa karya-karyanya tidak dihargai secara memadai.

Bandung, 28 Juni 2011

Ahmad Muhammad Haddad Assyarkhan (Adi Supriadi)

Mohon tunggu...

Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun