Mohon tunggu...
Adi Supriadi
Adi Supriadi Mohon Tunggu... Lainnya - Berarti Dengan Berbagi, Sekali Berarti Sesudah Itu Mati. Success by helping other people

Activist, Journalist, Professional Life Coach, Personal and Business Coach, Author, Counselor, Dai Motivator, Hypnotherapist, Neo NLP Trainer, Human Capital Consultant & Practitioner, Lecturer and Researcher of Islamic Economics

Selanjutnya

Tutup

Money

Kerja Keras Memang Berpeluh Keringat

3 Juni 2011   08:38 Diperbarui: 26 Juni 2015   04:55 301
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_112045" align="aligncenter" width="614" caption="Kerja Keras Itu Memang Berpeluh Keringat"][/caption]

Ketika kita mulai bergabung dengan suatu perusahaan untuk bekerja, sesungguhnya kita mulai masuk kepada sebuah pasukan tempur. Mengapa demikian?

Perusahaan adalah suatu entitas yang bisa ada bisa tidak. Perusahaan bisa tumbuh dan bisa mati. Yang mempengaruhinya adalah kemampuannya menjawab tantangan persaingan. Lingkungan persaingan bagi suatu perusahaan bukan berada di suasana taman kanak-kanak atau play group yang bisa berceria-ceria, bergembira­-gembira, dan boleh menangis sekeras-kerasnya kalau ada masalah. Lingkungan yang penuh toleransi, permakluman dan tantangan-tantangan artificial. Kalau melakukan kesalahan dimaafkan dan dibantuselesaikan.

Berbeda sekali, lingkungan persaingan yang ada selalu memberi hukuman yang sadis. Tidak memberi ruang yang leluasa untuk kesalahan atau sekadar lalai. Sedikit saja kita salah menetapkan langkah­-langkah, bisa fatal akibatnya. Jangankan salah, lengah saja memperhatikan target atau indikator keberhasilan bisa mengganggu keberhasilan tujuan perusahaan.

Suatu kenyataan yang harus ditamparkan kedua belah sisi pipi kita adalah seberapa besar manfaat perusahaan-perusahaan yang ada di negeri ini untuk memenuhi hajat hidup manusia di dunia ini. Tak perlu berpikir sejauh itu, apa manfaat perusahaan­-perusahaan di negeri ini bagi rakyat kita saja.

Pertanyaan sederhana, saat kita butuh alat transportasi dan alat komunikasi saja, perusahaan mana yang memenuhinya. Bisakah perusahaan-perusahaan di negeri ini yang dengan handal memenuhinya? Padahal kebutuhan akan hal itu saat ini besar sekali. Tapi belum tentu perusahaan-perusahaan negeri ini yang memanfaatkan peluangnya.

Demikianlah tumpulnya taring yang kita miliki saat ini. Semuanya ditampilkan dalam wajah lemah yang tidak mampu bersaing. Ribut menjerit di kerongkongan yang serak namun tidak menggugah dan memberikan gerak kaki, tangan, serta akal kita. Adrenalin hanya menggetarkan pita suara untuk berteriak lantang. Namun tidak menyentuh emosi motivasi, atau tidak merangsek sel-sel otak, atau tidak mengkerek sekadar urat-urat alat gerak kita.

Pekerja muslim yang cerdas, berdaya, dan handal, inilah kesempatan kita untuk tampil. Kemandegan seperti saat ini adalah peluang. Karena perubahan sedikit saja yang kita lakukan akan memberi dampak yang luar biasa.

Anda yang saat ini masih bekerja, dukung perusahaan Anda bagaikan sebuah pasukan tempur. Keluarkan taring dari mulut. Asah kalau masih tumpul. Latih dengan menggigit yang lunak-lunak dulu. Terus latih sampai mempunyai gigitan terhebat. Jadikan perusahaan Anda memiliki kemampuan terkam yang luar biasa.

Sesungguhnya, taring kita bukan tidak mampu mencabik-cabik musuh. Hanya keberanian dan ilmu kita yang tidak sempurna. Selalu tersedia waktu untuk memulai, yaitu sekarang!

Sekaranglah waktunya, untuk memulai menambah ilmu kita dengan wawasan dan kemampuan. Tentang suatu keahlian, teknik, cara, dsb. Bersegeralah karena kita tidak bisa tergesa-gesa.

Segenap permasalahan yang ada, seberat apapun, jawablah dengan gigitan taring terbaik kita. Bertarunglah dengan semangat juang tinggi. Hanya perusahaan-perusahaan yang memiliki daya saing saja yang mampu bertahan. Dan perusahaan-perusahaan yang mampu bertahan saja yang akan terus berkembang. Tentu saja, hanya perusahaan-perusahaan yang berkembang sajalah yang mampu mensejahterakan.

Ketika kita kalah secara kemampuan, akal harus kita optimalkan sampai bertemu dengan ide-ide spektakuler yang mampu mengkamuflase kelemahan menjadi keunggulan.

Akal yang terang segemilang matahari akan selalu menerangi gelapnya masa depan. Akal yang terang muncul dari keseriusan dan kesungguhan diri kita. Kesungguhan dalam memperhatikan masalah dengan saksama, dengan sepenuh hati, dengan keinginan kuat menemukan solusi. Tidak bisa dengan pikiran dan perhatian yang asal saja atau sekadarnya saja. Tidak dengan harapan dan keyakinan yang setengah-setengah.

Gigitkan taring kita untuk bertarung dengan akal yang terang. Itulah yang akan menjaga eksistensi kita. Itulah yang diharapkan pencipta kita seperti yang sudah kita lakukan pada detik dimana kita harus bertarung menjadi entitas yang melakukan pembuahan di rahim ibu kita.

Kerja keras memang, berpeluh keringat memang, berdarah-darah memang. Tapi itulah jawaban atas perintah Allah untuk segala pemberiannya. Untuk menunjukkan kita lah yang layak dipilih oleh Allah SWT.

Bandung , 3 Mei 2011

Ahmad Muhammad Haddad Assyarkhan (Adi Supriadi)

Email : adikalbar@gmail.com  / assyarkhan@yahoo.com

Facebook : adikalbar@gmail.com

Twitter : @assyarkhan

YM : adikalbar , assyarkhan

GoogleTalk : adikalbar

Mobile : 0858-606-16183

Mohon tunggu...

Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun