Mohon tunggu...
Adi Supriadi
Adi Supriadi Mohon Tunggu... Lainnya - Berarti Dengan Berbagi, Sekali Berarti Sesudah Itu Mati. Success by helping other people

Activist, Journalist, Professional Life Coach, Personal and Business Coach, Author, Counselor, Dai Motivator, Hypnotherapist, Neo NLP Trainer, Human Capital Consultant & Practitioner, Lecturer and Researcher of Islamic Economics

Selanjutnya

Tutup

Money

Jadi yang Berani dan Mau Berkorban

4 Juni 2011   02:08 Diperbarui: 26 Juni 2015   04:53 187
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_112150" align="aligncenter" width="614" caption="Ilustrasi from google.com"][/caption]

Mobil-mobil Jepang memang tampak semakin bersaing di persaingan bisnis otomotif. Namun di tahun 90-an tampak semakin nyata bedanya Toyota dengan pembuat mobil dari Jepang lainnya. Keistimewaan itu tidak hanya kita dapatkan dari desain dan kinerja mobil yang memukau. Keistimewaannya terletak pada cara merancang dan membuat mobil dengan konsistensi pada proses dan produk yang luar biasa. Toyota bisa merancang dan membuat mobil dengan lebih cepat, dengan tingkat kehandalan lebih tinggi, tetapi dengan biaya yang kompetitif, walau harus membayar upah pekerja Jepang yang relatif tinggi.

Hal lain yang bisa membuat terkesan adalah setiap kali nampak kelemahan dan sesuatu yang rentan dalam persaingan, secara menakjubkan Toyota berhasil menyelesaikan masalah dan bahkan bangkit kembali dengan kemampuan yang lebih kuat lagi.

Keberanian tarung yang dimiliki Toyota saat ini sudah tak bisa dipungkiri lagi. Sudah terwujud secara alami. Siapapun kemudian bisa menerima dan sulit menolak. Demikianlah kemampuan tarung yang sebenarnya. Kemampuan bertarung dari kekuatan yang dibangun dan dimilikinya.

Banyak yang sudah dibangun Toyota untuk terus melakukan perbaikan. Tentu saja segenap yang dilakukan itu bukanlah kegiatan-kegiatan yang mudah dan ringan. Juga bukan kegiatan-kegiatan yang asal ada yang bisa diterima kegagalannya dengan sepotong alasan. Atau kegiatan yang sekedar menggugurkan job-desc.

Tapi sebuah kegiatan sepenuh hati yang dilakukan tiada henti. Dikerjakan dengan keinginan tulus untuk memberikan yang terbaik dengan kebaikan yang sesempuma mungkin.

"Kami memberi nilai tertinggi pada implementasi dan tindakan nyata" demikian Fujio Cho, Presiden Toyota Motor Corporation. Kita sebaiknya hadapi dan pelajari betul masalah kita sendiri. Maka kita akan melihat kesalahan kita sendiri. Kemudian kita memperbaiki kesalahan itu. Kemudian kita melakukan lagi dan menemukan kesalahan yang lain atau ada hal lain yang tidak kita perkirakan sebelumnya. Kemudian terus kita lakukan lagi dan lagi

Jadi dengan perbaikan yang konstan dan dilakukan terhadap apa yang kita lakukan, maka kita dapat meningkatkan kemampuan diri kita. Lakukan perbaikan atas tindakan yang kita lakukan. Dengan melakukan hal itu, maka selangkah demi selangkah akan semakin meningkatkan kemampuan yang kita miliki hingga mencapai tingkat pengetahuan dan aplikatif yang tinggi. Kita atau perusahaan kita akan hadir dengan kemampuan tarung yang sulit tertandingi bahkan sulit dipelajari dan ditiru.

Memang kita bisa menyimpulkan bahwa mereka melakukan hal-hal sebagai berikut: menghilangkan pemborosan waktu dan sumber daya, membangun kualitas ke dalam sistem tempat kerja, menemukan alternatif yang murah tetapi handal untuk mengganti teknologi baru yang mahal, menyempurnakan proses bisnis, dan membangun budaya belajar untuk peningkatan berkesinambungan.

Itu semua bisa dipelajari dan menjadi ilmu. Tetapi sebentuk kerja keras, pengorbanan, fokup perhatian dan kesungguhan dalam menjalankannya, semua itu bukan pengetahuan yang bisa dipelajari. Tapi itu adalah hasil karya nyata yang bisa dimengerti bila kita telah melakukannya. Dan akan nyambung bila kita juga adalah pelaku.

Rasulullah dalam kumpulan do'a-do'a yang dicontohkan untuk dibaca setiap pagi dan petang menggandengkan dua sifat buruk yang kita harus berlindung kepada Allah agar tidak menimpa kita. Yakni sifat pengecut dan tidak mau berkorban.

Artinya seorang pemberani muncul bersama dengan sifat sikap berkorban. Tidak pernah hadir keberanian tanpa ditopang pengorbanan. Mereka yang telah menginfaqkan waktu, tenaga, pikiran, dana, kesempatan dan sebagainya maka ia bisa membuka masa depan. Yang bisa membuka masa depan adalah mereka yang bisa bertarung dan menang dalam persaingan.

Saat ini Toyota hampir memimpin industri otomotif setelah beberapa tahun terus menggeser dominasi General Motor dan Ford. Namun demikian, bila dilihat secara bisnis, sejak lama Toyota lebih menguntungkan dibandingkan semua perusahaan otomotif yang ada dan yang leading sekalipun.

Ketika perusahaan mempunyai daya saing sebagai hasil pengorbanan segenap pendukung perusahaannya, maka ia akan mempunyai keberanian bertarung dalam kebaikan dengan perusahaan manapun juga. Kemampuan itu akan memuluskan jalan kepada kemenangan. Kemenangan yang sulit disangkal dan dipungkiri oleh siapapun termasuk oleh lawan-lawannya. Bagaikan kemenangan futuh Makkah. Perusahaan seperti inilah yang memberikan kesejahteraan yang hakiki kepada segenap pekerjanya.

*) Diambil dari Buku Be A Smart Worker , Penulis Ahmad Muhammad Haddad Assyarkhan (Adi Supriadi)

**) Penulis adalah Aktivis Jaringan Buruh Tani dan Nelayan (JBTN) Jawa Barat

Wallahu ‘alam

Bandung , 4 Juni 2011

Ahmad Muhammad Haddad Assyarkhan (Adi Supriadi)

Email : adikalbar@gmail.com /assyarkhan@yahoo.com

Facebook : adikalbar@gmail.com

Twitter : @assyarkhan

YM : adikalbar , assyarkhan

GoogleTalk : adikalbar@gmail.com

Mobile : 0858-606-16183

Mohon tunggu...

Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun