Mohon tunggu...
Adi Supriadi
Adi Supriadi Mohon Tunggu... Lainnya - Berarti Dengan Berbagi, Sekali Berarti Sesudah Itu Mati. Success by helping other people

Activist, Journalist, Professional Life Coach, Personal and Business Coach, Author, Counselor, Dai Motivator, Hypnotherapist, Neo NLP Trainer, Human Capital Consultant & Practitioner, Lecturer and Researcher of Islamic Economics

Selanjutnya

Tutup

Politik

Drama Politik Demokrat Baru Sampai di Episode Nazarudin

24 Juli 2011   11:17 Diperbarui: 26 Juni 2015   03:25 399
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1311506160101514429

[caption id="attachment_121292" align="aligncenter" width="608" caption="Drama Politik Demokrat Baru Sampai Di Episode Nazarudin"][/caption]

Sejak dari awal bergulirnya “kasus” Nazarudin, jujur saya katakan bahwa saya tidak tertarik membahasnya, karena “kasus” Nazarudin ini hanyalah salah satu dari sekian banyak Sequel drama politik yang digencarkan Demokrat hingga 2014 mendatang, Kok Bisa? Bisa saja, karena apa yang terjadi di tubuh Partai Demokrat untuk mempertahankan kekuasaannya hingga periode-periode selanjutnya.

Saya tidak mau terjebak sebenarnya, tapi saya perlu menuliskan ini, Anda masih ingat dengan tulisan saya tentang NUMPANG BEKEN VIA SKANDAL CENTURY, itu juga merupakan Drama yang kesekian sebenarnya, mengapa? Episode pertama dari Drama Demokrat bahkan sebelum Demokrat didirikan, yaitu Episode “Permusuhan” antara Yudhoyono dan Megawati di masa Pemerintahan Megawati, Kekuatan SBY dalam hal ini adalah SBY merupakan Seorang Jendral, SBY sangat mengerti dengan dunia Intelijen bahkan saat inipun Koleganya dipastikan sebagian besar adalah Intelijen, inilah kekuatan Demokrat saat ini.

Lalu apa hubungannya dengan Kasus Nazarudin? Sebelum saya membahas Nazarudin, saya mencoba memberikan analisa awal tentang mengapa SBY seolah-olah membuat “Permusuhan” dengan Megawati yang saat itu menjadi Presiden, tidak ada hal lain kecuali SIMPATI RAKYAT, dengan seolah-olah “membangkang” ke orang No 1 dan issue bahwa SBY di zalimi Megawati dipastikan ini akan jadi Isue Nasional untuk mempopulerkan Yudhoyono, saya katakan SUKSES, dan setelah itu babak baru muncul, SBY mengundurkan diri dan kemudian mendirikan PARTAI DEMOKRAT, sebuah moment yang sudah di scenario jauh-jauh hari.

Luar biasanya Partai Demokrat adalah menggunakan momentum issue besar Nasional, dan usaha-usaha membuat issue tersebut dengan dukungan kalangan “Intelijen” tentunya. Kemudian kita masih ingat bukan ketika Century sedang heboh-hebohnya, muncullah LSM BENDERA yang entah darimana munculnya, dengan menyebut nama-nama Malaranggeng Bersaudara, Baskoro anaknya Yudhoyono, dan Populerlah Andi Malaranggeng dan tentunya Baskoro, cikal bakal penerus Dinasti SBY pun muncul ke pentas politik Indonesia. (lebih lengkap anda bisa bacadi Artikel saya NUMPANG BEKEN VIA SCANDAL CENTURY).

Sejak saat itu, Baskoro didampingkan dengan Anas di hampir rata-rata Spanduk termasuk Spanduk Rakornas Demokrat Juli 2011 ini, karena memang ada kemungkinan terbesar menyandingkan Anas dengan Baskoro di Pemilu 2014 mendatang.

Anda bisa lihat, ketika issue terbesar tahun lalu terkait dengan Sepak Bola Nasional kita, Poto Baskoro dan Anas kembali di sandingkan untuk Program pencarian bibit Sepakbola oleh Partai Demokrat, itu sebagai salah satu bukti, saya perkirakan apapun momentum di tahun-tahun mendatang, Baskoro akan dipopulerkan dengan Anas Urbaningrum.

Baiklah, saya akan langsung kepada Kasus Nazarudin, soal issue korupsi atau apapun bentuk manipulasi keuangan di Kongres Demokrat yang diangkat Nazarudin saya tidak akan ambil pusing, mengapa? Karena jikapun benar ada kasus korupsi sebagaimana yang disebutkan Nazarudin, saya yakin tidak akan ada yang dihukum atau dipenjarakan, jikapun ada, hanyalah orang-orang yang mau “berkorban” dengan jaminan kehidupannya terjamin baik selama di penjara maupun setelah keluar dari penjara.

Sekali lagi, Drama Politik Demokrat ini dibantu “intelijen” untuk membuat Partai Demokrat dibahas setiap hari oleh semua Media, dan Media kembali saya katakana “terkecoh”, kasus-kasus yang terkait dengan masalah Nasional menjadi hilang dan lenyap entah kemana, kini kita menghebohkan Demokrat sepanjang hari , bahkan sepanjang menit dan detik (mungkin termasuk tulisan ini).

Saya berusaha untuk tidak menulis, tapi saya merasa perlu memberikan analisa ini, Baik Nazarudin maupun Nunun itu sengaja di “sembunyikan” dan memang diminta untuk berkoar-koar atau istilah media “bernyanyi” dengan menyebut nama-nama tokoh demokrat yang belum populer, atau terkesan “menyerang” seorang tokoh demokrat yang nantinya memang di Setting untuk dimajukan menjadi orang no 1 di Negeri ini, inilah Politik. Tokoh yang diserang akan kembali beropini bahwa sudah terzalimi dengan fitnah Nazarudin, simpati menjadi semakin banyak.

Mungkin ada pertanyaan begini, ah masa iya , orang Indonesia akan memilih Demokrat lagi di Pemilu mendatang? Saya justru memperkirakan Demokrat semakin banyak yang memilih jika Partai-Partai lain tidak mengambil langkah tepat dari sekarang, alasan saya adalah masyarakat kita sudah setengahnya “tercetak” materailistis dan Hedonis. Semuanya diukur dengan uang, uang dan uang. Apapun adalah uang. Selain itu masyarakat kita paling cepat lupa dengan kejahatan seseorang dan sekelompok orang, paling mudah untuk baikan kembali dan memaafkan. Jikapun hari ini Partai Demokrat seolah-olah “rusak” oleh Seorang Nazarudin yang memang disetting begitu, mendekati Pemilu mendatang Partai Demokrat akan “menyogok” rakyat kita dengan banyak cara, sehingga kejahatan di 2011 ini menjadi terlupakan oleh rakyat karena “kebaikan” Demokrat di tahun 2013 dan 2014 akan menggelapkan mata rakyat Indonesia, buktikan kata-kata saya di Pemilu mendatang.

Lalu, tujuannya apa dengan Episode Nazarudin ini? Pertama mempertahankan nama Partai Demokrat untuk dibahas media sepanjang hari agar tersimpan di alam bawah sadar Rakyat Indonesia, yang kedua mengangkat nama-nama tokoh yang belum populer di Partai Demokrat, yang ketiga adalah mencoba menzalimi tooh-tokoh yang akan di calonkan menjadi RI-1 di tahun 2014, coba tanya mengapa Anas memilih diam? Tidak lebih mirip dengan SBY saat “dizalimi” megawati? Coba tanya mengapa Partai-partai lain tidak banyak bicara dan membahas ini? Sebut saja Golkar, PDI P, karena sudah sangat mengerti dengan strategi ini, Partai-Partai tersebut termasuk PKS sepertinya tidak mau “terjebak” dalam proses “menghidupkan” Partai Demokrat.

Terus gimana dengan kondisi ini? Ya tidak gimana-gimana? Kasihan saja bagi kita yang terkecoh dan terjebak dengan episode Drama Politik ini, dan saya perkirakan akan ada Episode-Episode baru setelah Episode Nazarudin ini yang akan dilakukan Partai Demokrat untuk mencapai tujuan Partainya, kita lihat saja, hanya saja pesan saya, jangan mudah terjebak dengan Isue apapun yang dibuat Partai Politik di Negeri ini. Kasihan Rakyat kita.

Bandung, 24 Juli 2011

Ahmad Muhammad Haddad Assyarkhan (Adi Supriadi), Direktur Rabbani Hamas Institute Indonesia, dapat dihubungi 085860616183 / 081809807764 / YM : assyarkhan / FB : adikalbar@gmail.com / Twitter : @assyarkhan / GoogleTalk : adikalbar / Skype : adikalbar / PIN BB : 322235A9

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun